NovelToon NovelToon
Pedang Cahaya Naga

Pedang Cahaya Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: dwi97

Lian shen ,seorang pemuda yatim yang mendapat kn sebuah pedang naga kuno

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ritual Darah di Gunung Hitam

Malam merambat turun dengan cepat di lereng Gunung Hitam. Langit ditutupi kabut pekat, bulan nyaris tak terlihat. Liang Shen dan Lin Feng bersembunyi di balik tebing curam, mengamati cahaya obor yang semakin banyak berkumpul di dataran luas tak jauh dari puncak.

Suara nyanyian berat dan monoton bergema, membuat udara bergetar. Puluhan orang berjubah hitam berdiri melingkar, wajah mereka tersembunyi di balik topeng menyeramkan. Di tengah lingkaran itu, terdapat altar batu hitam berukir simbol kuno.

Dari dalam barisan, empat orang menyeret seorang tawanan. Tubuh tawanan itu lemah, wajahnya pucat, namun matanya menatap penuh ketakutan.

Liang Shen menahan napas. “Mereka… melakukan pengorbanan.”

Lin Feng mengangguk. “Itu adalah Ritual Darah. Mereka menggunakan nyawa manusia untuk memperkuat kabut hitam yang melindungi gunung ini. Jika ritual selesai, kabut akan semakin sulit ditembus.”

Liang Shen menggenggam gagang pedangnya. Tubuhnya bergetar, antara marah dan bimbang. “Kita tidak bisa hanya diam.”

Lin Feng menahan tangannya. “Dengarkan aku. Kalau kita menyerang sekarang, kita akan berhadapan dengan seluruh sekte sekaligus. Itu bunuh diri.”

Namun, tepat saat pisau kurban diangkat, Liang Shen merasa pedang naganya bergetar keras. Cahaya perak samar menyelinap dari sarung pedang. Roh naga berbisik di benaknya: “Jangan biarkan darah tak bersalah mengalir. Pedang naga adalah cahaya di tengah kegelapan.”

Liang Shen menggertakkan gigi. “Aku tidak peduli. Aku tidak akan membiarkan mereka.”

Sebelum Lin Feng bisa mencegah, Liang Shen sudah melompat turun dari tebing. Tanah bergetar saat ia mendarat, pedang naga terhunus, cahaya perak menyalakan kegelapan malam.

Semua murid Sekta Bayangan menoleh kaget. “Siapa itu?!”

Liang Shen berteriak lantang, “Hentikan ritual keji ini!”

Sorak-sorai marah bergema. Beberapa murid segera menyerang, pedang dan tombak mereka dipenuhi aura kabut hitam. Liang Shen menebas cepat, cahaya naganya memecah kabut, menyingkirkan mereka dalam sekali tebas.

Lin Feng akhirnya ikut melompat turun, wajahnya tegang. “Bocah ini benar-benar gila… tapi kalau sudah begini, aku tidak bisa mundur!” Ia menghunus pedangnya, masuk ke pertempuran.

Altar batu bergetar, seakan menyerap energi dari pertempuran. Dari balik bayangan, seorang pria bertubuh tinggi dengan jubah ungu gelap maju. Wajahnya ditutupi topeng naga hitam. Suaranya berat seperti gemuruh.

“Berani sekali kalian mengganggu ritual kami.”

Liang Shen menatapnya dengan tajam. “Apakah kau pemimpin mereka?”

Pria itu tertawa rendah. “Hanya seorang penatua. Tapi cukup untuk menghabisimu, bocah.”

Ia mengangkat tangannya, dan kabut hitam mendidih di udara. Kabut itu membentuk tangan raksasa yang meraih ke arah Shen. Liang Shen menebas dengan pedang naga, cahaya perak memecah tangan kabut itu menjadi serpihan.

Pertarungan sengit pun pecah. Pedang naga melawan kabut hitam, cahaya dan kegelapan bertabrakan, membuat udara bergemuruh. Lin Feng sibuk menahan murid-murid sekte lainnya agar tidak menyerbu Shen.

Liang Shen berusaha menembus pertahanan penatua itu, namun setiap tebasan pedangnya ditahan oleh dinding kabut yang semakin tebal. Roh naga berbisik lagi: “Shen, gunakan darahmu. Satukan dengan pedang. Itu satu-satunya cara menembus kegelapan ini.”

Liang Shen terkejut. “Darahku?”

Namun, tanpa banyak pilihan, ia menggigit bibir hingga darah menetes ke bilah pedang. Seketika, pedang naga berkilau lebih terang, suaranya bergema seperti auman naga sejati.

Dengan teriakan keras, Liang Shen menebas sekali lagi. Cahaya naga memecah dinding kabut, menembus dada penatua itu.

Pria berjubah ungu berteriak kesakitan, tubuhnya terhempas ke altar batu. Darah hitam memercik, dan simbol pada altar bergetar, retak, lalu pecah berkeping-keping.

Ritual Darah terhenti. Tawanan yang tadi diikat terjatuh lemas, tapi masih hidup.

Namun Liang Shen hampir roboh. Tubuhnya lemah, pedang naga masih bergetar di tangannya. Ia merasa kekuatan asing meresap ke dalam nadinya bersama darah yang ia berikan.

Lin Feng berlari menghampiri. “Bodoh! Kau hampir mati barusan!”

Liang Shen terengah. “Kalau aku tidak melakukannya, mereka akan mengorbankan nyawa orang itu.”

Penatua yang terluka masih hidup, meski tubuhnya penuh darah. Ia tertawa serak. “Kau… Liang Shen… ya, aku tahu namamu. Kau membawa pedang naga. Sekta kami sudah lama mencarimu. Dan ketahuilah… ini baru permulaan.”

Dengan kabut hitam terakhirnya, ia melarikan diri ke kegelapan, menghilang dari pandangan.

Liang Shen terdiam, perasaan campur aduk memenuhi dadanya. Ia berhasil menghentikan ritual, tapi juga membuka pintu menuju perang yang lebih besar.

Lin Feng menatapnya dengan wajah serius. “Shen… sekarang mereka tahu siapa dirimu. Mulai saat ini, tak ada jalan untuk mundur.”

Liang Shen menggenggam pedangnya erat. Meski tubuhnya lelah, matanya memancarkan tekad. “Aku tidak akan mundur. Kalau mereka ingin mencariku… biarlah. Aku akan menjadi cahaya yang menghancurkan bayangan mereka.”

1
Nanik S
Apakah mereka akan menjadi teman
dwi97: trimakasih kk.
total 1 replies
Nanik S
Mantap 👍👍
Nanik S
Apakah Liang akan menyelamatkan Adiknya
Nanik S
Hadir... awal yang bagus
dwi97
yuk simak terus
dwi97
yuk tinggalin jejaknya. di like dan komenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!