Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 AKTI
"Tuan Erlan, rupanya anda disini." ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam supermarket dan langsung membuyarkan lamunan tuannya.
Ya, sosok pria tinggi yang dipanggil tuan adalah Erlangga Dirgantara. Sementara pria yang baru saja masuk ke supermarket adalah pak Kasim.
"Ya, ada apa?" ucap Erlan dengan cueknya tanpa mengalihkan pandangannya kearah supir pribadinya itu. Dia hanya fokus memperhatikan anak laki-laki dan perempuan yang sedang mengambil es krim dibantu oleh penjaga toko.
"Tidak jadi, tuan. Soalnya saya mau ke toilet dulu. Nanti saya sampaikan di dalam mobil saja." ucap pak Kasim tersenyum tipis dan merasa tidak pas mengatakannya sekarang.
"Hemm" Erlan hanya berdehem dan pak Kasim mengangguk menanggapinya lalu pamit undur diri.
Kemudian Erlan mendekat kearah anak laki-laki dan perempuan yang memegang es krim ditangannya. Anehnya anak perempuan itu hanya mengambil satu es krim saja, tidak lebih. Padahal dia sudah mengatakan akan membayar semua es krim yang mereka inginkan.
Erlan mengerutkan keningnya menatap wajah anak laki-laki dan anak perempuan itu secara bergantian. Dia merasa wajah keduanya tidak asing dan ada kemiripan dengan wajahnya.
Apa aku tidak salah lihat, kenapa wajah mereka rada-rada mirip dengan wajahku. Apa mungkin aku cuma gagal fokus saja. Batin Erlan dan memilih membuang jauh-jauh hal yang terlintas dipikirannya.
"Kenapa cuma mengambil satu es krim?" tanya Erlan tersenyum tipis kepada anak perempuan dan laki-laki itu. Hingga anak laki-laki itu yang berbicara.
"Ini sudah cukup Om, telima kasih." ucap Zidan dengan cueknya lalu menarik tangan adiknya untuk segera mencari ibunya.
"Hei tunggu dulu." ucap Erlan mencoba menghentikan langkah mereka, namun anak-anak itu tidak mendengar ucapannya.
"Mbak, saya borong semua es krim varian rasanya." ucap Erlan lalu menyerahkan beberapa lembar uang kepada penjaga toko tersebut.
"Baik tuan." ucap penjaga toko tersebut dengan bahagianya. Akhirnya dagangannya di borong oleh sosok pria tampan.
"Ini tuan, beserta....." ucap penjaga toko tersebut sambil menggantung ucapannya.
"Ambil saja kembaliannya." ucap Erlan cepat lalu mengambil kantung kresek berwarna putih berisi es krim. Setelah itu, Erlan segera menghampiri anak-anak tadi yang sedang berjalan keluar dari supermarket bersama seorang wanita.
"Mama, tadi es klim Zala jatuh. Terus orang...." Zara tidak melanjutkan ucapannya saat mendengar suara seseorang memintanya untuk berhenti.
"Hei berhenti, jangan pergi dulu!"
Sontak saja Keysa dan kedua anaknya menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menghadap kearah seseorang yang sedang memintanya berhenti.
Deg!
Kedua mata Keysa membulat sempurna melihat sosok pria yang sangat dibencinya berjalan dengan santainya menghampirinya, bahkan pandangan mata mereka bertemu dan terkunci beberapa detik.
Inilah pertemuan pertama mereka setelah kejadian beberapa tahun yang lalu dan memberikan luka mendalam bagi seorang Keysa dan sampai sekarang luka itu masih membekas di relung hatinya. Hingga anak-anaknya yang tak berdosa ikut menanggung akibatnya.
Erlan menghentikan langkahnya dan berdiri tepat dihadapan wanita yang pernah ditidurinya. Bahkan pandangannya tak lepas dari wajah cantik Keysa yang sama sekali tidak berubah sejak pertama kali bertemu.
Erlan hanya mampu tertegun dan mematung ditempatnya berdiri, dia kehilangan kata-kata bertemu kembali dengan wanita itu. Namun perasaan aneh menghinggapi relung hatinya yang terdalam yang belum pernah dia rasakan sebelumnya saat melihat Keysa.
"Mama, orang ini yang sudah menjatuhkan es krim Zara." ucap Zidan dengan kesalnya melapor kepada ibunya.
Anak laki-laki itu sampai menunjuk kearah Erlan dan sama sekali tidak mengetahui bahwa pria yang ditunjuknya adalah ayah biologisnya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Keysa segera menarik tangan kedua anaknya lalu melangkah menuju parkiran untuk mengambil motornya. Dia harus segera membawa anaknya pergi dari tempat tersebut.
"Tunggu!" ucap Erlan dengan suara beratnya lalu menghadang langkah Keysa yang sepertinya sedang menghindarinya.
"Minggir, aku tidak punya urusan dengan kamu!" ucap Keysa marah dengan sorot mata tajam penuh kebencian lalu kembali melanjutkan langkahnya sambil memegang tangan kedua anaknya.
"Mama, siapa dia? apa mama mengenalnya?" tanya Zara dengan antusiasnya sambil menoleh kearah pria asing itu yang juga sedang mengikutinya.
"Bukan siapa-siapa, mama tidak mengenalnya!." ucap Keysa dengan kesalnya, bahkan dia mulai dilanda rasa takut dan cemas bertemu dengan pria brengsek nan bajingan itu.
Keysa tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan pria yang sudah merenggut mahkotanya hingga membuatnya hamil diluar nikah. Bahkan saat ini pria brengsek itu sedang berdiri di hadapan anak-anaknya.
"Tunggu sebentar, Keysa!." ucap Erlan dengan nada penekanan menyebut nama Keysa, bahkan sorot matanya begitu tajam dan sebelah tangannya sudah memegang lengan Keysa.
"Lepaskan!" ucap Keysa dengan amarah menggebu-gebu sembari mencoba melepaskan tangan pria brengsek itu. Dia sangat-sangat tidak ingin disentuh pria brengsek itu.
Zidan yang sedang memperhatikan interaksi ibunya dengan pria asing itu langsung bergerak cepat memukul tubuh pria asing itu. Karena mengganggap pria asing itu penjahat.
"Jangan ganggu mama!." ucap Zidan dengan kesalnya dan terus memukuli tubuh pria asing itu. Refleks Erlan melepaskan tangannya dari lengan Keysa.
"Kakak berhenti!" ucap Zara mencoba melerai keduanya dan tak tahu harus melakukan apa. Anak perempuan itu hanya mencoba melindungi saudara kembarnya.
"Jangan ganggu mama, orang jahat!" teriak Zidan dengan suara kerasnya dan begitu marah jika ada yang menggangu ibunya. Tangan mungilnya terus memukuli tubuh keras Erlan tanpa henti.
Sementara Erlan sama sekali tidak merasakan apapun dari pukulan anak laki-laki itu, justru dia merasa gemas sendiri dengan tingkah jagoan anak laki-laki itu. Hingga refleks Erlan langsung memegang tangan mungil anak laki-laki itu lalu menggendongnya.
Keysa dan putrinya terkejut dengan mata melotot melihat keduanya secara bergantian, hingga tanpa sadar Zara buka suara.
"Kakak mirip dengan Om!" ucap Zara dengan antusiasnya bahkan mulutnya sampai terbuka saking terkejutnya melihat keduanya.
Ya Tuhan, aku tidak ingin anak-anakku tahu bahwa pria brengsek ini ayah kandungnya. Batin Keysa dengan perasaan cemas. Selamanya dia akan terus menyembunyikan kebenaran tentang pria brengsek itu.
Zidan langsung menatap wajah pria asing itu dengan seksama, seolah sedang memindai wajahnya. Sesekali anak laki-laki itu melihat wajah saudara kembarnya. Hingga kening Zidan berkerut merasa wajah pria asing itu benar-benar ada kemiripan dengan wajahnya dan saudara kembarnya, terutama bagian alis, mata dan hidung.
Keysa mulai dilanda rasa curiga hanya mendengar ucapan putrinya. Ditambah putranya seolah sedang mengamati wajah pria brengsek itu, dia pun mampu membaca pikiran putranya hanya melihat gerak-geriknya.
"Turunkan putraku!" ucap Keysa marah sambil berusaha mengambil alih putranya dari gendongan Erlan.
Tanpa basa-basi Erlan segera menurunkan Zidan dari gendongannya. Namun tiba-tiba tubuh mungil Zara malah berhambur memeluk kakinya.
"Ayah!" ucap Zara dengan mata berkaca-kaca sambil mendongak menatap wajah pria yang dia panggil ayah. Bahkan tatapan mata anak perempuan itu penuh dengan kerinduan akan sosok ayahnya.
Deg!
Jantung Keysa seolah terlepas dari tempatnya mendengar ucapan putrinya. Bagaimana mungkin putrinya memanggil pria brengsek itu dengan sebutan ayah, apakah itu sebuah ikatan batin diantara mereka.
Erina ketinggalan good news....