NovelToon NovelToon
Obsesi Sang Ceo

Obsesi Sang Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dark Romance
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Biebell

Camelia tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam.
Hanya karena hutang besar sang ayah, ia dipaksa menjadi “tebusan hidup” bagi Nerios—seorang CEO muda dingin, cerdas, namun menyimpan obsesi lama padanya sejak SMA.

Bagi Nerios, Camelia bukan sekadar gadis biasa. Ia adalah mimpi yang tak pernah bisa ia genggam, sosok yang terus menghantuinya hingga dewasa. Dan ketika kesempatan itu datang, Nerios tidak ragu menjadikannya milik pribadi, meski dengan cara yang paling kejam.

Namun, di balik dinding dingin kantor megah dan malam-malam penuh belenggu, hubungan mereka berubah. Camelia mulai mengenal sisi lain Nerios—sisi seorang pria yang rapuh, terikat masa lalu, dan perlahan membuat hatinya bimbang.

Apakah ini cinta… atau hanya obsesi yang akan menghancurkan mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biebell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 — Dari Balik Layar Monitor

Sudah dua hari sejak kejadian Nerios mencium Camelia. Dan sejak hari itu Camelia jadi tidak mau bertemu dengan Nerios sedikit pun. Ia hanya berinteraksi dengan Bu Retno, Rani dan juga Rayhan.

Seperti malam ini, Bu Retno datang ke kamar membawa satu nampan berisi makanan, segelas susu dan cookies. Porsi makan Camelia berkurang, wanita itu malas menyentuh makanan jika tidak di paksa oleh Bu Retno.

"Nona, makan malam sudah siap!" ujar Bu Retno dengan riang. Ia tersenyum hangat berharap senyum itu menular pada Camelia.

Tapi Camelia hanya menatap kehadiran Bu Retno dengan mata yang memerah, ada jejak air mata di pipinya, kelopak matanya pun terlihat sedikit membengkak.

Bu Retno menghela nafas pelan sambil meletakan nampan di atas meja makan, lalu dia duduk di pinggir kasur, mengelus punggung tangan Camelia dengan lembut.

"Hari ini Nona makanannya sedikit sekali, jadi makan malam kali ini saya bawakan camilan, siapa tau Nona suka."

Jujur saja Bu Retno tidak tega dengan keadaan Camelia, terlebih dia tau alasan mengapa wanita itu ada di sini. Tapi sayangnya dia tidak bisa berbuat apapun selain menemani Camelia di rumah ini.

"Aku gak laper bu," balas Camelia dengan lirih, suaranya terdengar serak.

"Jangan bohong, kalo bohong hidungnya jadi panjang loh ..." gurau Bu Retno.

Gurauan itu mampu membuat senyum tipis muncul di bibir Camelia. "Aku kangen Bunda." Ia mengalihkan pembicaraan, karena saat ini hatinya sedang tidak baik sehingga ia malas untuk makan.

"Nanti coba minta tolong Tuan Rayhan untuk menghubungi keluarga Nona, pasti diizinkan," usul Bu Retno.

Apakah Rayhan mau menolongnya? Dan apakah Nerios tidak akan melarangnya? Bisa saja pria itu berpikiran bahwa dirinya meminta tolong pada keluarganya untuk dibawa kabur.

Saat ini dia tidak mau berurusan dengan Nerios, ia takut jika meminta tolong pada Rayhan untuk menghubungi keluarganya maka Nerios akan menghampirinya.

Bayangan tentang hari itu tidak lepas dari pikiran Camelia hingga rasa takut pada Nerios semakin besar, dan ia menjadi sering menangis.

"Nona takut pada Tuan Nerios?" tanya Bu Retno sambil mengusap air mata yang kembali jatuh dengan lembut.

Diamnya wanita itu dan air mata yang jatuh sebenernya sudah menjelaskan semuanya. Bu Retno pun paham mengapa Camelia takut, jadi dia merasa bahwa dirinya baru saja salah berbicara.

"Maaf ya, kayaknya Ibu salah bicara."

Camelia menggeleng cepat, ia dengan cepat menghapus air matanya dengan kasar. "Nggak! Ini bukan karena perkataan Ibu, ini karena hati aku aja yang lagi sensitif!"

"Nanti aku mau nyoba minta tolong sama Rayhan, kali aja dibolehin," lanjutnya.

Karena Rayhan mencoba membantunya sejak hari itu, jadi ia pikir tidak ada salahnya untuk coba meminta bantuan pada pria itu.

"Nanti Ibu bantu Nona buat bicara sama Tuan Rayhan juga!" Bu Retno berucap sambil mengambil piring berisi makanan dari atas nampan.

Kemudian Bu Retno menyodorkan piring itu pada Camelia. "Nah, sekarang Nona makan ya!"

"Terima kasih bu," ucap Camelia sambil mengambil piring itu.

...———...

"Lo yang bener aja, Nerios!" sentak Rayhan seraya masuk ke dalam ruang kerja Nerios yang berada di lantai 2 rumah pria itu.

Nerios yang sedang duduk di kursi sambil memandangi layar monitor laptop yang ada di atas meja pun mendongak, ia tak membalas perkataan Rayhan yang kini duduk di sofa.

"Camelia sampe sekarang belum membaik, lo sendiri juga pasti udah denger percakapan dia sama Bu Retno."

Sehari setelah kejadian itu, diam-diam Nerios memasang cctv di dalam kamar Camelia, tentu saja setelah sebelumnya berdebat dengan Rayhan.

"Lo g*ila? Kalo Camelia lagi ganti baju, lo bakalan bisa liat semuanya!" protes Rayhan hari itu.

Tapi Nerios tak acuh, ia hanya menjawab, "Gua yang liat, han. Bukan lo, jadi gak masalah."

Biar pun berkata seperti itu, nyatanya Nerios tidak pernah melihat saat Camelia ada tanda-tanda akan membuka baju atau memakai baju setelah mandi. Ia akan memandang ke arah lain sesaat hingga Camelia selesai berpakaian.

"Padahal gua cuman cium dia hari itu." Nerios menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

Jujur ia sangat menyesal telah melakukan itu, karena dampaknya sangat tidak ia bayangkan sebelumnya.

"Emang t*l*l ini orang! Wajar dia kayak gitu, kan elu maksa dia, itu jatuhnya pelecehan!" geram Rayhan, sahabatnya ini memang harus banyak-banyak diawasi agar tidak kelewatan batas.

Nerios mendesah frustrasi. "Makanya gua mau minta maaf sama dia, han! Tapi dia gak ngasih kesempatan buat gua ketemu sama dia!"

"Besok gua mau ngasih pinjem handphone gua biar dia bisa menghubungi Bundanya," ungkap Rayhan.

Nerios mendengar percakapan antara Bu Retno dengan Camelia, tapi dari mana Rayhan tau itu bahkan kondisi wanitanya, padahal sejak tadi ia belum memberitahunya.

Mata Nerios memicing tajam. "Dari mana lo tau percakapan sama kondisi Camelia?" tanyanya curiga.

Rayhan menatap Nerios dingin, lalu menuangkan wine ke dalam gelas—minuman itu tersedia di atas meja kaca di depan sofa karena Nerios sedang berusaha menenangkan dirinya.

"Bu Retno sendiri yang cerita sama gua, dia mohon sama gua buat bantu Camelia hubungin Bundanya," jelas Rayhan sambil sedikit mendongak untuk meneguk wine tersebut, lalu ia kembali menatap Nerios.

"Jadi gua minta lo izinin gua buat ngebantu Camelia," lanjutnya.

Rayhan jelas ingin sekali membantu wanita malang itu, tapi tentu saja ia harus meminta izin pada Nerios terlebih dahulu.

Nerios menaikan sebelah alisnya. "Ngapain minta izin? Gua gak bakalan ngelarang."

"Kenapa? Lo gak takut Camelia minta bantuan keluarganya?" Rayhan heran karena Nerios bisa santai berbicara seperti itu.

"Emangnya keluarga dia bisa apa? Lebih berkuasa dari pada gua, kah?"

Jelas keluarga Camelia tidak memiliki kuasa apa pun, mereka tidak akan bisa membawa kabur Camelia, karena koneksi Nerios dapat bisa menemukan wanita itu dengan mudah.

Rayhan mengambil r*kok yang ada di atas meja, mematiknya dengan pematik api. Mengisap lalu menghembuskan asapnya ke atas. "Walau pun mereka gak punya kuasa yang kuat kayak lo, tapi setidaknya mereka bisa bikin lo panik karena Camelia hilang dari pandangan lo."

Nerios beranjak dari duduknya untuk menghampiri Rayhan, ia duduk di sebelah sahabatnya itu, menuangkan wine ke dalam gelas kosong, lalu meneguknya.

"Paniknya hanya sesaat, gak masalah," katanya sambil mengendikkan kedua bahunya.

"Cih!" Rayhan berdecih sinis, memang hanya sesaat tetapi menyusahkan dirinya.

Nerios kembali meneguk wine secara perlahan, membiarkan cairan merah itu menyentuh lidahnya. Awalnya, ada sensasi dingin yang lembut, lalu perlahan berubah hangat saat mengalir di tenggorokan. Rasa anggur yang pekat langsung menyeruak—perpaduan manis samar dengan pahit halus yang menggantung di ujung lidah.

"Turuti semua kemauan wanitaku, asal bukan kabur dari sisiku!" perintah Nerios, kembali menggunakan bahasa formal, seperti atasan dan bawahan.

Mendengar itu pun Rayhan hanya mampu mengangguk patuh.

1
Satsuki Kitaoji
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
Alucard
Baca sampe pagi gara-gara gak bisa lepas dari cerita ini. Suka banget!
MilitaryMan
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!