NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:720
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Senyum canggung terukir saat kedua bocah kecil itu mendekat ke arah Deni. Di awali dari sang kakak yang memperkenalkan diri yang bernama Risa. Lalu disusul sang adik yang bernama Sukma.

Perkenalkan udah usai, namun sang adik masih belum melepaskan pandangannya dari Deni. Dia masih berdiri dengan tatapan datar, hingga makin lama makin tersenyum lebar, menunjukkan gigi yang berongga.

"Hihihi, perempuan itu pacarnya mas Deni ya?" celetuk Sukma sambil menunjuk ke belakang Deni

sontak saja seisi ruangan saling melempar pandangan satu sama lain, bahkan Deni sendiri bingung dengan yang dimaksud Sukma. Dia tidak menemukan apapun kecuali ibunya yang duduk disampingnya.

"Adik ngomong apa sih? Jangan di dengerin ya Den, anakku yang bungsu emang suka ngelantur. " timpal Ratih tak enak

Sukma masih berdiri, lalu tanpa di duga ia menengadahkan tangan sambil berucap.

"Mana, adik minta permennya ?"

Deni terkejut, ia kebingungan menggeledah seluruh saku, namun tak menemukan sebungkus permen di dalam sana.

"Duh, maaf ya, mas lupa gak bawa. " jawabnya sambil memasang wajah bersalah.

"Bohong! Tadi Sukma lihat mas Deni makan permen."

"Eh, itu kebetulan dapat kembalian pas beli rokok."

"Adik, gak boleh gitu, sana main lagi sama kak Risa

Setelah itu mereka cuma berbincang layaknya saudara jauh yang baru jumpa. Disana Deni lebih banyak diam sambil memikirkan perkataan Sukma.

"Kok bisa dia bilang aku bawa pacar? Emang dia liat apa? Atau jangan-jangan?" gumam Deni bertanya-tanya.

Tanpa di duga, Deni benar-benar terusik sampai ia kesulitan tidur karena memikirkan perkataan bocah itu.

Esok harinya, Deni tiba di tempat kerja yang udah disambut oleh dua sahabatnya. Mereka beraktivitas seperti biasa, hingga saat waktu istirahat, ia mengungkapkan keresahan hatinya kepada dua sahabatnya.

"Gar! Dim! Menurut kalian, apa anak kecil bisa liat hantu?"

"Bisa lah, justru anak kecil itu yang paling peka. Bahkan hantu cenderung suka menampakkan diri di depan anak kecil, emang kenapa ?" pungkas Tegar yang membuat Deni terdiam.

Lantas ketika Sukma mengatakan kalo Deni bawa pacar, mungkinkah makhluk yang dilihat Sukma adalah perempuan?

"Eh Den, ngapain bengong?"

"Oh, nggak, gak ada apa-apa. Omong-omong ada pesanan telur gak hari ini?"

"Ada, hari ini pesanan ke kios nya bu Sri. lokasinya di dalam pasar Kliwon".

Seketika Deni tersenyum lebar, ia yakin kalo kios bu Sri yang dimaksud adalah kios milik emak nya Vira. Maka tanpa basa-basi lagi ia menawarkan diri.

"Biar aku aja ya yang anterin" ucap Deni antusias.

"Tumben, semangat banget kamu Den?" tanya Dimas heran.

"Loh, kamu gak tau ta Dim? Deni tuh suka sama Vira, anaknya yang punya kios disitu."

"Hah? Vira temen SD kita yang kalo ngupil suka di peperin ke tembok itu?" papar Dimas yang tercengang. Secara kebetulan Dimas dan Tegar juga mengenal siapa Vira, sebab mereka dulu sekolah dasar yang sama.

"Ck! Itu kan dulu, sekarang Vira udah jadi gadis yang cantik jelita. Aku langsung berangkat ya, gak sabar aku mau ketemu dia."

Deni pun mulai melaju dengan senang hati, sambil sesekali berdendang kecil melantunkan lagu kesukaannya sampai akhirnya tiba di kios bu Sri, yang jadi rival emaknya sendiri.

Sejenak Deni menarik nafas dalam-dalam, ia membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan sebelum mengangkut pesanan yang dibawa. Deni berdiri didepan kios dengan berdebar-debar, kondisi kios itu nampak sepi, ia tak melihat pemiliknya sama sekali. Hingga akhirnya ia melihat perempuan yang menyembul keluar, siapa lagi kalo bukan sang pujaan hati.

"Oh, mas Deni" ujar Vira saat saling pandang.

"Iya Vir, aku disuruh pak haji nganter telur-telur ini."

"Terimakasih ya mas."

"Sama-sama Vir, nanti uangnya biar sama bos ku ya."

Pesanan yang dibawa sudah mendarat dengan selamat. Namun ia tak langsung pulang. Ia masih celingukan mencari sesuatu.

"Sepi banget, ibu kamu kemana?"

"Ibu keluar mas, katanya ada urusan."

Seakan mendapat durian runtuh, Deni yang mengetahui emaknya Vira pergi pun tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"Ehm, sebelum pergi, qku mau ngomong sama kamu. Ini tentang pertengkaran orang tua kita kemarin." ucap Deni yang mencari topik yang sebenarnya gak perlu dibahas.

"Iya mas, kenapa ya, ibu ku dan ibu mas Deni sering bertengkar."

"Apakah karena ibu kita sering bertengkar, kamu juga bakal benci sama aku?" Vira menunduk, lalu menggelengkan kepala.

"Syukurlah, semoga kita bisa berteman."

Baru aja Deni hendak melakukan pdkt, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara panggilan yang membuat keduanya terkejut dan kebingungan.

"Nduk, hp ibu ketinggalan."

Tak salah lagi, itu adalah suara bu Sri yang tengah melangkah masuk kedalam kiosnya.

"Mas, sepertinya ibu satang."

"Du, gimana dong? Bisa runyam urusannya kalo ibu kamu liat aku disini."

"Mas Deni sembunyi di meja kasir ya, biar nanti aku yang keluar." Deni mengangguk cepat, ia langsung masuk ke kolong meja untuk sembunyi.

"Ada apa bu?" tanya Vira.

"Sepertinya hp ibu ketinggalan di atas meja."

sontak jantung Vira berdebar kencang ketika ibunya berjalan ke arah meja, sedangkan disana ada Deni yang sedang bersembunyi.

"Em, biar aku ambilkan bu."

Vira berusaha menahan ibunya, tapi sayang ia terlambat karena Sri sudah terlanjur berjalan ke sisi meja.

"Nah, ini dia."

Suara wanita itu sampai ke telinga Deni hingga membuat ia gemeteran saat mendengarnya. Sekujur tubuhnya terasa mendadak dingin, apalagi ia tidak tahan untuk buang angin.

Prutt!

Suara merdu yang terdengar cukup pelan namun aromanya bisa bikin siapapun pingsan.

"Ada lagi yang tertinggal bu?" tanya Vira menghampiri ibunya.

"Ndak ada, tapi kok ibu nyium bau aneh ya."

"Bau aneh apa to bu?"

"Bau busuk kayak bangkai tikus" ucap Sri sambil mencari sumber bau.

"Ndak ada bu, Vira dari tadi ndak bau apa-apa."

Tak terlalu memusingkan bau itu, Sri kemudian segera pergi hingga Vira memanggil Deni untuk keluar dari tempatnya sembunyi.

"Untung ibu kamu gak menemukan keberadaan ku. Kalo gitu aku pergi dulu ya."

"Kenapa buru-buru sekali mas?"

"Iya, aku masih harus kerja."

Vira membalasnya dengan senyuman. Ia menatap kepergian Deni hingga menghilang dari pandangan. Hari ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi Deni, untuk pertama kalinya ia bicara lebih intens dengan Vira.

...****************...

Hari selanjutnya di waktu Deni usai dengan pekerjaannya. Di saat ia sedang berkemas, hp yang diletakkan di atas nakas tiba-tiba berbunyi.

Ia menatap dengan heran, sebab tidak biasanya sang ibu menelpon.

"Iya bu, ada apa? Tumben banget ibu telpon."

"Cepet pulang Den, mbok yem sekarat di rumahnya."

Suara parau yang terdengar gemeteran itu membuat Deni seketika membelalak. Ludah nya terasa nyangkut di tenggorokan. bahkan kecemasan nya itu tak luput dari dua sahabatnya.

"Ada apa Den? Siapa yang telepon?" tanya Dimas.

"Ibuku Dim, katanya tetangga ku sedang sekarat. Kebetulan dia seorang janda tua."

"Kasihan sekali, apakah sebelumnya tetanggamu itu sakit?" pertanyaan yang dilontarkan Tegar seketika membuat Deni teringat saat berkunjung ke rumah mbok yem bersama ibunya.

"Tidak, semalem aku sempet ke rumahnya, beliau baik-baik aja. Kalo gitu aku pulang dulu ya Gar, Dim."

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!