Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si centil Zoey
Pagi pagi sekali pintu apartemen Ibra diketuk dari luar. Ia yang baru saja selesai membuat sarapan mengerutkan keningnya. Namun ia tetap melangkah menuju pintu apartemennya dan membukanya. Ia sedikit terkejut melihat siapa yang datang.
"Selamat pagi Uncle," sapa Zoey dengan senyuman lebarnya.
Ibra terkekeh kecil melihat senyuman anak perempuan yang berdiri di depan pintu apartemen nya."Pagi, girl," jawab Ibra berjongkok di depan Zoey menyamakan tinggi mereka.
"Hum wangi, apakah Uncle baru saja memasak?," tanya Zoey.
"Ya...," angguk Ibra.
"Boleh aku masuk Uncle?," tanya Zoey.
"Tentu, tapi kamu yakin bertamu pagi-pagi sekali ke kediaman seorang pria dewasa?," tanya Ibra dengan tatapan seriusnya.
Zoey terlihat mengangguk kecil."Iya, Uncle itu adalah calon Daddy ku. Jadi dimana salahnya?," jawab Zoey dengan wajah polosnya dan ekspresi cueknya
Ibra tertawa kecil mendengar jawaban Zoey, ia mempersilahkan anak perempuan itu masuk lalu menutup kembali pintu apartemen nya. Ia mengikuti langkah Zoey yang langsung menuju arah dapur. Tunggu dulu, Zoey hanya sendiri?. Kemana Zion?.
"Zoey, Zion mana?," tanya Ibra.
"Oh Zion. Dia masih tidur Uncle," jawab Zoey menarik kursi lalu menaikinya.
"Hati-hati sayang," ucap Ibra segera melangkah menghampiri Zoey yang sedikit kesulitan untuk baik keatas kursi meja makan.
"Hehe... Aku sudah dewasa Uncle, tenang saja," jawab Zoey tertawa kecil memperlihatkan deretan gigi susunya.
Ibra menggeleng kecil, apa yang dikatakan Zoey, dia sudah dewasa?. Yang benar saja, anak usia lima tahun sudah mengaku dewasa?.
"Wah...Uncle memasak Spaghetti saus udang?. Ini kesukaan aku dan Kakakku sekali," sorak Zoey dengan riangnya yang berdiri diatas kursi meja makan melihat makanan yang terhidang.
"Uncle, ternyata kita memiliki kesamaan makanan," sambung Zoey.
"Benarkah?," tanya Ibra pura-pura terkejut. Ia tersenyum dalam hati, kalau kedua anaknya ini menyukai makanan yang sama dengan makanan favoritnya.
"Iya. Mommy seringkali memasakkan nya untuk kita. Tapi Mommy tidak suka udang," jawab Zoey.
"Boleh Dad-- eh maksudnya Uncle bertemu Mommy kalian," tanya Ibra duduk di sebelah kursi yang dinaiki Zoey.
"Tentu Uncle. Tapi hati hati Uncle, Mommy galak tapi cantik. Aku yakin Uncle akan jatuh cinta jika bertemu dengan Mommy ku," jawab Zoey.
Ibra menggeleng kecil, anak sekecil ini sudah tahu tentang cinta?. Ternyata putrinya ini cukup centil juga.
"Apakah secantik itu?," tanya Ibra.
"Iya.. sangat cantik. Apalagi saat bangun tidur, Mommy tidak hanya cantik tapi sexy juga," jawab Zoey lalu mencomot udang yang ada diatas spaghetti.
Kedua mata Ibra membola mendengar ucapan terakhir Zoey. Apakah Devi suka berpakaian sexy saat tidur sehingga Zoey bisa berbicara seperti itu?. Ah membayangkannya sudah membuatnya sedikit kepanasan.
"Kamu mau makan ini?," tanya Ibra mengalihkan pembicaraan mereka. Ia tidak mau lagi mendengar Zoey bercerita yang tidak-tidak. Anaknya ini ternyata tidak hanya centil tapi absurd juga.
"Boleh, Uncle?," jawab Zoey kembali bertanya.
"Tentu. Ini cukup banyak," jawab Ibra.
"Yeay...," sorak Zoey sembari bertepuk tangan. Ia melabuhkan ciuman di pipi Ibra secara spontan.
Ibra tersenyum melihat kelakuan Zoey. Fix, anaknya ini benar benar centil persis Mommy nya. Jika saja malam itu Devi tidak se centil itu maka gadis kecil ini tidak akan ada di dunia ini.
***
"Zion... di mana adikmu?," tanya Devi saat menyadari kalau Zoey tidak ada di apartemen. Ia sudah mencari di setiap sudut apartemen ini tapi tidak menemukan keberadaan putrinya itu.
"Aku tidak tahu Mom," jawab Zion.
"Mungkin ikut Mamamu ke bawah," timpal Surya Papanya Devi.
"Memang Mama ke mana Pa?," tanya Devi.
"Dia bilang beli minyak goreng di supermarket depan apartemen ini," jawab Surya.
Devi menghela nafas lega, semoga saja Zoey memang ikut Mamanya. Ia melangkah menuju dapur untuk membuat susu untuk Zion.
Sementara itu Zion, duduk disebelah Kakeknya yang sedang menonton acara berita. Sebuah senyuman terbit di bibirnya saat melihat berita yang menayangkan tentang seorang pengusaha yang seminggu yang lalu mendapatkan penghargaan atas prestasinya dan pengusaha itu adalah Daddy-nya.
Senyuman di bibir Zion menghilang ketika Kakeknya tiba-tiba saja menukar siaran televisi dengan alasan anak kecil tidak boleh menonton berita yang belum dimengerti.
"Nenek pulang," seru Rahma menghampiri Zion yang sudah di sofa dengan ekspresi datarnya.
"Ma, Zoey mana?," tanya Devi.
"Zoey berada di apartemen pria yang kemarin mengantarkannya pulang," jawab Rahma.
"Kamu membiarkan cucu kita bersama pria asing Rahma," tanya Surya dengan tatapan tajamnya pada sang istri.
"Dia...
"Biar aku yang jemput," timpal Zion segara turun dari sofa. Adiknya itu membuat orang-orang panik saja dan yang lebih membuatnya kesal adalah adiknya itu malah tidak mengajaknya.
"Mommy temani," jawab Devi.
"Mommy siap-siap berangkat kerja saja. Aku bisa E sendiri karena apartemennya masih satu lantai dengan apartemen kita," ucap Zion.
"Dan ya Kakek, orang yang menolong kami kemarin itu orang baik," sambung Zion pada Kakeknya. Ia tidak suka mendengar Kakeknya menyebut Daddy-nya orang asing.
Zion melangkah pergi meninggalkan ketiga orang dewasa itu menuju pintu. Ia tidak mau Mommy nya bertemu sekarang dengan Daddy-nya. Ia memiliki rencana untuk mempertemukan keduanya nantinya.
"Zion susu kamu di minum dulu Nak," ucap Devi.
"Nanti saja Mom, aku hanya sebentar saja," jawab Zion lalu menghilang dibalik pintu. Ia melangkah pelan menuju apartemen Daddy-nya. Ya semoga saja pria dewasa itu sudah mengetahui tentangnya dan adiknya. Jika belum, Daddy-nya itu tidak pantas menjadi anggota mafia.
Dan sesampainya di depan apartemen Daddy-nya, ia mengetuk pintu pintu apartemen itu dengan pelan. Dan tidak berapa lama pintu itu terbuka, pria dewasa yang ada di hadapannya tersenyum kecil padanya.
"Mana adikku, Uncle?," tanya Zion.
"Ada di dalam. Ayo masuk!," jawab Ibra membukakan daun pintu lebar lebar untuk Zion.
"Zoey, ayo pulang. Mommy mencari mu," ujar Zion pada Zoey yang sedang menikmati makanannya.
Zoey menggeleng cepat."Nanti saja, aku sedang sarapan. Kakak mau tidak spaghetti saus udang. Ini sangat lezat," jawab Zoey.
"Apakah masih ada?," tanya Zion.
"Hehehe.... tinggal sedikit," jawab Zoey cengengesan
Ibra tersenyum mendengar percakapan keduanya."Kamu mau Zion?, biar Uncle buatkan," ujar Ibra.
Zion membalikkan badannya menengadah menatap Ibra yang berdiri dibelakangnya."Apakah tidak merepotkan, Uncle?," tanya Zion.
"Tentu saja tidak. Tunggu sebentar ya," jawab Ibra melangkah menuju dapur membuatkan makanan untuk putranya itu.
Zion menghampiri Zoey yang asyik dengan makanannya. Ia duduk disebelah Zoey menatap adiknya itu makan dengan lahapnya.
"Kak, ternyata makanan kesukaan kita ini sama dengan makanan kesukaan Daddy," bisik Zoey.
Zion mengangguk kecil. Ia menatap dari kejauhan pria dewasa yang sedang fokus memasak. Ia tidak tahu apa yang terjadi diantara kedua orangtuanya sehingga Mommy dan Daddy-nya tidak tinggal bersama. Haruskah ia menyelidiki masa lalu kedua orangtuanya agar ia tahu apa yang terjadi sehingga ia dan adiknya selama ini tumbuh tanpa sosok sang ayah.
"Kak...aku berencana untuk mempertemukan Mommy dan Daddy dan menjebaknya," bisik Zoey terkikik pelan membayangkan apa yang ada di isi kepalanya.
"Jangan macam-macam Zoey," jawab Zion dengan tatapan tajamnya pada sang adik.
"Hehehe...kalau menunggu mereka, akan sangat lama Kak," ucap Zoey.
...****************...
Pak Duda Ibra.
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎