Vania gadis yang cantik nan baik hati, istri dari Jonathan Cristian Grisworld, tapi entah apa penyebab nya Vania berubah menjadi wanita gila, tetapi hal itu tidak mengurangi cinta Jonathan kepada nya,.
hingga suatu malam yang sunyi Vania melompat ke dalam kolam renang tanpa sadar dan hal itu membuat jiwa nya mati dan dan di gantikan oleh jiwa lain yang masuk kedalam raga nya. dan mulai dari situlah balas dendam di mulai, jiwa baru yang menghuni raga Vania bukan lah sosok yang lemah dan mudah di tindas.
siapakah sosok pemilik Jiwa itu ?
dan siapa yang membuat Vania asli berubah menjadi wanita gila ?
yang penasaran dengan kisah nya kkyyuuukkk mampir ya guysss, aku menunggu kalian. 🤗 jangan lupa Like, Comen dan Vote semoga kalian suka 🙏🤗
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIA AKAN DATANG
.
.
Jonathan melangkah masuk kedalam ruang bawah tanah yang pencahayaan nya sangat redup yang ada di markas utama di ikuti oleh Leon dan dua orang anggota lain nya.
bau amis mulai tercium dan teriakan rintisan di dalam penjara yang ada di ruangan bawah tanah itu mulai terdengar.
Jonathan masih terus melanjutkan langkah nya hingga ia sampai di sebuah penjara yang pintu nya berbeda dari yang lain nya
salah satu anggotanya yang berjaga disana langsung membuka pintu dan mempersilahkan Jonathan untuk masuk.
saat kaki nya melangkah masuk Jonathan mendengar suara teriakan yang sangat keras dan suara cambukan yang terdengar sangat sadis .
" AAA ARRRGGGHHH " suara ringisan terdengar begitu sangat jelas
Hilo yang sedang berdiri di samping pria yang keadaan nya sangat mengenaskan itu menghampiri Jonathan
" apa dia sudah mau berbicara ? " tanya Jonathan
" belum tuan " jawab Hilo
" paksa dia untuk berbicara , dan Joni apa dia masih terus mengamuk " ucap Jonathan
" masih tuan, dan dia juga tidak mengatakan sesuatu dan hanya berteriak terus " jelas Hilo
pria yang wajah nya sudah tidak bisa di kenali itu melihat Jonathan " hahahahahaaaa.... " pria itu langsung tertawa keras
Jonathan hanya menatap nya dengan datar , pria itu memberontak dan berusaha melepaskan tangan nya dari rantai besi yang mengikat nya.
" Aa arrrggghhh lepaskan.... percuma kalian menahanku seperti ini, sampai mati pun aku tidak akan menceritakan semua nya kepada kalian hahahahahaaaa..... " teriak pria itu dengan prustasi seraya tertawa keras.
Jonathan melangkah ke arah nya lalu memukul rahan nya dengan kuat.
Bugh
" ccuuuiiii " pria itu meludahi Lengan Jonathan dengan darah
" kurang ajar " marah HiLo seraya meraih cambuk di tangan salah satu anak buahnya
Jonathan mengangkat tangan nya menghentikan apa yang akan di lakukan oleh HiLo .
" berikan kepada ku " Jonathan meminta cambuk itu dan dengan cepat HiLo memberikan nya
Jonathan menggenggam kuat cambuk yang ada di tangan nya
" BUNUH AKU,.... HAHAHAHAHAAA. ....percuma kalian menahan dan menyiksa ku seperti ini aku tidak akan pernah membuka mulut " ucap Pria itu menatap tajam Jonathan dengan wajah yang sudah tidak bisa di kenali lagi
pria itu adalah pria yang sudah menyebabkan keluarga Jonathan meninggal dan membuta kecelakaan itu menjadi kecelakaan beruntung dan menyebabkan banyak nya korban jiwa pada saat itu.
Jonathan tak berkata lagi ia lalu mencambuk tubuh lemah pria itu dengan kasar dan tanpa perasaan
Bugh Bugh Bugh
" AA ARRRGGGHHH " teriak pria itu dengan sangat keras
Jonathan membuang cambuk yang ada di tangan nya itu lalu menatap pria itu dengan penuh amarah.
pria ini adalah salah satu anak buah suruhan seseorang yang Jonathan belum tau siapa sosok bos dari pria itu. ia masih mencari sosok bos dari pria yang keadaan nya sudah sangat mengenaskan ini, tetapi pria itu masih tetap setia kepada sang bos dan tidak ingin mengatakan apapun tentang bos nya sampai saat ini .
" seperti nya kali ini aku akan kembali melihat , daging manusia yang di cincang " gumam Leon seraya menatap Tuan nya itu yang sudah di penuhi dengan amarah.
" berikan pedang ku " ucap Jonathan mengulurkan tangan kanan nya kepada HiLo
dan dengan cepat HiLo berlari keluar dari ruangan itu untuk mengambil kan apa yang di minta oleh tuan nya itu
" HAHAHAHAHAAAA...... SEBELUM KAMU MEMBUNUH KU DAN MENCINCANG TUBUH KU,... KAMU HARUS PERLU TAU SATU HAL..... SEBENTAR LAGI KAMU AKAN HANCUR DIA AKAN DATANG HAHAHAHAAAA..... " ucap Pria itu dengan kata misterius nya dan hanya kata itu lah yang selalu di ucapkan nya saat ia di siksa oleh anak buah Jonathan
HiLo datang seraya membawa pedang kebanggaan tuan nya itu lalu memberikan nya kepada Jonathan
" anda yakin ingin membunuh nya tuan ? " tanya HiLo
Jonathan hanya diam dan terus menatap pria yang menertawai nya itu
" dia akan datang.... dan dia akan menghancurkan mu beserta semua keluarga mu hahahahahaaa.... " ucap nya lagi
sedangkan Leon ia hanya diam seraya meringis melihat kemarahan di wajah Jonathan. memang tuan nya itu sangat lah baik, tetapi jika kemarahan nya dipancing makan Jonathan tidak segan - segan melakukan hal yang tidak wajar apa lagi yang memancing amarah nya adalah musuh nya sekaligus orang yang sudah membuat keluarga nya meninggal, maka bersiaplah tubuh nya itu akan di cincang menjadi beberapa bagian.
" dia akan datang.... hahahahahaaa.... " ucap Pria itu lagi
" dia sudah tidak di butuhkan lagi " ucap Jonathan tanpa menatap HiLo
HiLo tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh tuan nya itu " apa anda tau siapa orang yang di maksud itu tuan ? " tanya HiLo
Jonathan tidak berkata ia mengeluarkan pedang nya dari sarung nya, dan terlihat lah pedang kebanggaan nya yang sudah membunuh puluhan orang .
pedang itu berkilau tajam , tanpa berkata apapun Jonathan langsung menebas leher pria itu dengan sadis nya, hingga membuat kepala dan badan dari pria itu terpisah.
kepalanya menggelinding di atas lantai dengan mata yang berbuka sedangkan badan nya kejang-kejang seperti layak nya ayam yang sudah di sembelih.
percikan darah berhamburan hingga mengenai pakain dan wajah Jonathan, Leon sampai menutup matanya menyaksikan apa yang di lakukan oleh tuan nya itu.
berbeda dengan HiLo yang hanya santai saja, karena kelakuan pria yang satu itu hampir sama dengan sang tuan.
Jonathan membuang pedang nya yang sudah berlumuran darah itu lalu melangkah keluar dari ruangan penjara yang sangat menyeramkan di ikuti oleh Leon.
sedangkan HiLo dan beberapa anak buah lain nya membereskan sisanya .
" tumben tuan tidak mencincang tubuh nya " dan masih sempat sempat nya Leon mengatakan itu kepada Jonathan yang masih di penuhi dengan amarah .
Jonathan melangkah masuk kedalam kamar pribadi nya, seraya membuka kemejanya yang di penuhi dengan darah.
" jangan banyak bicara, aku mau mandi, " ucap Jonathan melangkah masuk ke dalam kamar mandi
" besok siang ada meeting dengan klien dari Australia tuan " ucap Leon
" hhhmmm... persiapan semua nya " lalu Jonathan segera menutup pintu kamar mandi yang ada di kamar nya itu.
.
.
.
Iren melangkah keluar dari lift dengan pakaian yang sudah sangat rapih dengan tas mewah nya ia pegang di tangan kanan nya.
Yuna yang baru saja kembali dari dapur itu mengangkat sebelah alis nya bingung saat melihat wanita paru baya itu berpenampilan sangat rapih dan harum seperti nya sore ini ia akan pergi.
Iren terus melangkah tanpa mempedulikan Yuna yang menatap nya dengan bingung dan penuh tanda tanya.
" saya harus lapor ke nyonya " Yuna buru-buru berlari naik tangga padahal ada lift di rumah ini tapi entah kenapa gadis itu lebih memilih menaiki tangga
Sesampainya di kamar Vania, ia langsung masuk dan melihat nyonya nya itu sedang meracik ramuan dan entah itu ramuan apa Yuna tidak tau.
" nyonya " Yuna melangkah menghampiri Vania yang sedang serius itu
" hhhmmm " Vania hanya berdehem saja
" nenek sihir itu keluar dengan pakaian yang sangat rapih dan sangat harum " jelas Yuna
Vania terus melanjutkan pekerjaan nya tanpa respon sedikit pun " iiihhh.... nyonya kenapa diam sih.... gerak gerik nenek sihir itu sangat mencurigakan loh Nyonya " lanjut Yuna yang kesal dengan respon Vania
" biarkan saja.... aku mau lihat apa yang sedang dia rencakan " Vania berkata dengan sangat santai seraya meraih wadah dan memasukkan cairan ramuan yang baru saja ia racik itu.
.
.
.