NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apakah dia benar suamiku?

Pantang bagi seorang muslim berputus asa dari rahmat Allah. Kelak, roda kehidupan akan berputar, dan di masa itu semua harapanku akan Allah jadikan kenyataan.

Aku sangat yakin kepadamu ya Allah, maka penuhilah harapanku. Sungguh hanya kepadamu aku berserah diri dan berharap kebaikan.

Aisyah hanya diam di kursinya, namun tatapannya terdapat sebuah tekad yang kuat. Bahkan Ariella yang tak sengaja melirik matanya, dapat merasakan kekuatan yang begitu besar.

Mau sekuat apa pun kau bertahan, pada akhirnya kau akan kalah Aisyah. Sekarang saja kau sudah kalah dariku, apalagi di masa depan nanti.

Kau akan menangis pilu meratapi nasibmu yang malang. Ralat, kau akan menangis pilu bersama mama mertuamu yang sudah bau tanah ini.

Di masa itu, aku akan menjadi wanita yang paling bahagia. Selain mendapatkan priaku, aku juga akan mendapatkan kekuasaan atas semua harta yang berlimpah ini.

Setelah sejenak perang batin di antara Aisyah dan Ariella, Ana pun membuka kembali pembicaraan. Wanita paru baya itu seperti tak habis-habis mencari pembahasan. Bahkan hal-hal sepele pun ia ceritakan kepada Ariella.

"Sayang, bagaimana kalau nanti malam kita nonton film di ruang santai? Kita nonton film horor, mau nggak?" ajak Ana lalu mengambil gelas jusnya lalu menyeruput isinya dengan perlahan.

"Tante suka nonton film horor ya?" tanya Ariella sembari tersenyum manis pada Ana.

"Iya sayang, kalau kamu?" tanya Ana fokus menatap mata Ariella sembari tersenyum.

"Ariella juga, kita mempunyai hobby yang sama Tante," ucap Ariella langsung memeluk Ana dengan penuh antusias.

Ana tersenyum senang melihat sikap hangat Ariella. Adam yang baru saja menyelesaikan makan malamnya, ikut tersenyum tipis memperhatikan kedua wanita yang dicintainya itu.

Lagi-lagi, Aisyah seperti tiada namun ada. Ketiga orang itu benar-benar tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain, terlebih, Aisyah itu bukanlah orang lain.

Aisyah adalah istri Adam dan menantu Ana. Itu adalah suatu fakta yang tak bisa di bantah oleh siapa pun, termasuk oleh Ariella sendiri.

Aisyah lah yang paling berhak dihormati, dihargai, dan mendapatkan semua perhatian. Bahkan Aisyah wanita yang lebih pantas dari Ariella untuk mendapatkan Cinta dan kasih sayang, baik dari Adam mau pun dari Ana.

Ariella hanya orang asing yang pernah singgah namun tak dapat menetap. Aisyah sangat menjunjung tinggi agamanya. Kehadiran Ariella menjadi sebuah penghinaan bagi seorang istri sepertinya.

Waktu makan malam sudah selesai, semua orang masih duduk di kursinya guna menunggu rasa kenyang menghilang. Seperti biasanya, Aisyah membantu Mbok Ima untuk membersihkan peralatan kotor serta memastikan meja makan tetap bersih.

Aisyah terlihat sibuk sendiri dengan kegiatan rutinitasnya itu. Adam, Ana dan Ariella sesekali meliriknya tanpa mengatakan apa pun.

"Aisyah." Panggil Ariella sembari menatap wajah Aisyah.

Aisyah menghentikan kegiatannya. Ia berhenti sejenak sebelum menoleh ke arah Ariella.

"Iya Ariella?" sahut Aisyah akhirnya membuka suara sembari menatap mata Ariella dengan wajah tanpa ekspresi.

"Maukah kamu ikut nonton bersama kami?" tanya Ariella dengan lembut membuat Ana menatap tak percaya padanya.

"Kau serius sayang?" tanya Ana setengah berbisik sembari melirik Aisyah sesekali.

Ariella tidak menjawab perkataan Ana, ia hanya menganggukkan kepala. Hal itu dilakukannya karena tak ingin menyinggung perasaan Aisyah di depan Adam.

"Aisyah." Panggil Ariella dengan tatapan teduhnya.

"Y-ya?" Aisyah terlihat kebingungan dengan bagaimana cara menanggapi ajakan Ariella.

"Mau nonton bersama kami? Satu film saja, ikut ya?" ucap Ariella sekali lagi mengajak Aisyah dengan tatapan memohonnya.

"Hm..." dehem Aisyah tampak berpikir berulang kali.

"Ikutlah, mari kita nonton film bersama," ucap Adam membuka suara membuka semua mata meliriknya.

Adam menatap Aisyah tanpa ekspresi, pria itu lebih terlihat santai dan damai. Bahkan Aisyah tidak merasakan intimidasi dari tatapannya.

Apakah dia benar suamiku? Apakah ini ajakan resmi? Jika dia yang mengajak, mana mungkin aku bisa menolak. Dia suamiku, sudah sepantasnya aku mentaatinya.

Aisyah menatap Adam lalu menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu. Ariella terlihat tak senang melihat Adam perhatian pada Aisyah, hal itu terlihat dari tatapannya, namun wanita itu tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Wah, aku senang banget kamu ikut nonton bersama kami Aisyah, makasih ya..." ucap Ariella dengan wajah berbinarnya.

Aisyah hanya tersenyum menanggapi perkataan Ariella yang terlihat tak tulus itu.

Ana memutar bola mata malasnya dengan nafas yang dihembuskan dengan kesal. Wanita paru paya itu sangat tak menyukai kehadiran Aisyah. Padahal, wanita itu sudah berniat kabur diam-diam dari acara menonton nanti malam, agar Adam dan Ariella bisa berduaan saja.

Dasar pengganggu. Dia selalu saja merusak semua rencana yang sudah aku atur secara matang. Harusnya dia tau diri dong! Kalau nggak disukai, tolak ajakan orang yang nggak menyukainya.

Di luar sana banyak orang polos, tapi nggak sebodoh dia! Entah bodoh atau polos, nggak tau aku!

Nasib mempunyai menantu tak berwawasan seperti ini. Sudah miskin, bodoh, tak punya wawasan, asal usulnya juga nggak jelas. Entah dimana dulu suamiku menemukannya!

"Aku akan menyiapkan cemilan setelah ini," ucap Aisyah dengan tangan yang memegang peralatan makan yang kotor.

"Baik Aisyah, terima kasih," ucap Ariella masih nyaman berpura-pura baik.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kali ini wanita itu tak memperlihatkan senyum di balik cadarnya.

Tak ada yang di bahas lagi, Aisyah pun membalikkan tubuhnya hendak ke dapur. Di saat Aisyah ingin melangkah, Tiba-tiba saja Ariella kembali memanggilnya.

"Aisyah." Panggil Ariella sembari menatap Aisyah.

Aisyah menolehkan wajahnya melihat Ariella, lalu membalikkan seluruh tubuhnya. Adam memperhatikan kedua wanita yang terlihat akrab itu.

"Kalau nggak keberatan, bawa minuman juga ya," ucap Ariella sembari tersenyum hangat.

"Baik," ucap Aisyah dengan singkat tanpa tersenyum. Ia bosan bersikap begitu ramah pada orang yang berpura-pura baik padanya.

"Terima kasih Aisyah," ucap Ariella tanpa memudarkan senyumannya. Aisyah hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

Aisyah kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Wanita itu pergi ke dapur tanpa menoleh lagi ke belakang. Ia merasa lega karena sudah tidak berada di satu ruangan lagi dengan ketiga orang itu.

Setibanya di dapur, Aisyah meletakkan piring kotor di tangannya di wastafel. Wanita itu tak meninggalkannya begitu saja, namun ia membantu Mbok Ima mencucinya.

Mbok Ima yang baru masuk dari pintu belakang, terkejut dengan apa yang dilakukan Aisyah. Wanita paru baya itu bergegas menghampiri Aisyah lalu mengambil alih pekerjaannya.

"Non, nggak perlu di cuci Non. Ini tugas Mbok tau, Non duduk saja ya," ucap Mbok Ima seperti biasanya, merasa tidak enak hati membiarkan Aisyah mengambil alih pekerjaannya.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!