Aku kira setelah menjual perawanku,semua penderitaan ku akan berakhir ibuku akan sembuh,ternyata dugaan ku salah.Wanita yang membeli tubuhku ternyata menjadikan ku benar-benar menjadi seorang pelacur yang sudah menghancurkan masa depan ku.
Bisakah aku lepas dari rumah pelacuran ini,adakah pria yang mau menerima wanita kotor sepertiku?
ikuti kisah pahit hidup seorang gadis miskin lepas dari rumah pelacuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 ~ Membawa ibu ke rumah sakit ~
Setelah pria itu keluar,Mira membuka amplop coklat pemberian dari pria itu,matanya terbelalak saat melihat begitu banyak uang pecahan seratus ribu rupiah.Mira tidak bisa mengungkapkan perasaannya hari ini,entah dia harus senang atau sedih karena hidupnya sudah jatuh ke lembah hitam.
Seumur hidupnya Mira tidak pernah melihat uang sebanyak itu selain di televisi,dan ternyata hari ini ditangannya dia ada uang yang cukup banyak menurutnya.Teringat dengan kata-kata pria tadi Mira langsung menyimpan uang itu jauh ke bawah tempat tidur setelah itu dia berjalan ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.Mira merasakan sakit yang luar biasa saat membersihkan area kewanitaannya,setetes embun jatuh dari sudut matanya,dia buru-buru menyekanya lalu kembali membersihkan tubuhnya.
" Aku harus ikhlas,ini semua demi ibu,mungkin inilah takdir yang harus ku jalani.Tapi Laura sampai kapan pun aku tidak akan melepaskan kan mu,aku akan menghancurkan hidup mu seperti kamu sudah menghancurkan hidup ku." Ucapnya dalam hati.
Setelah selesai mandi,Mira memakai pakaian sederhana miliknya,dia memasukkan pakaian yang di berikan oleh wanita tadi.Saat keluar dari kamar mandi di kamarnya Firza dan tiga anak buahnya sudah menunggunya dengan wajah garang.
" Katakan apa pria tadi memberikan kamu tip?" Tanya Firza dengan nada lantang.
" Tidak nyonya." Jawab Mira berbohong,dia berusaha bersikap lebih tenang agar mereka tidak mencurigainya.
" Bajingan tua itu memang sangat pelit." Ucap Firza dengan wajah marah lalu melempar sebuah amplop ke wajah Mira.
" Ini uang tiga puluh juta,itu uang untuk membayar perawan yang sudah kamu berikan kepada pria itu,sebenarnya kamu menerima lima puluh juta tapi Laura sahabat mu mengambil bagiannya.Ingat jangan coba-coba kabur kemana pun kamu pergi aku pasti menemukan mu." Ancam wanita itu dengan tegas.
" Baik nyonya,apa aku sudah bisa pulang nyonya? Ibuku menunggu di rumah,sudah terlalu lama aku meninggalkannya,aku harus membawanya ke rumah sakit." Ucap Mira dengan wajah memelas.
" Silahkan,besok malam harus sudah disini jam tujuh malam." Jawab wanita itu lalu dia segera meninggalkan Mira di kamar itu bersama ajudannya.
Setelah Firza meninggalkan kamarnya,Mira buru-buru mengambil uang yang dia sembunyikan lalu dia satukan dalam satu amplop setelah itu buru-buru kembali ke rumahnya menaiki angkutan umum.
Tepat pada saat dia sampai di rumah,ternyata penyakit ibunya sedang kambuh,ibunya sampai terjatuh ke lantai sampai hidungnya mengeluarkan darah.
"Ibu....Ibu....Maafkan aku ibu..." Mira menjerit kencang lalu sekuat tenaga mengangkat tubuh ibunya yang masih kejang ke atas tempat tidur lalu berusaha menenangkan ibunya.
" Bu...Sadarlah aku akan membawa mu ke rumah sakit bu," Ucapnya sembari terus mengelus rambut ibunya.Wanita itu menatap langit-langit kamar dengan mata melotot,air liur yang terus keluar serta tubuhnya yang kaku.
Setelah beberapa lama akhirnya kejang ibunya berhenti,tangannya mulai melemah matanya mulai tertutup lalu wanita itu tertidur dengan sendirinya.
Tubuhnya yang semakin kurus membuat Mira begitu mudah mengangkat tubuh ibunya,Mira menutup tubuh ibunya setelah itu dia berlari mencari pertolongan ke rumah salah satu tetangganya untuk mengantarnya ke rumah sakit.
" Bibi...Bi...!!? " Mira mengetuk pintu tetangganya yang punya mobil,dia ingin minta tolong kepada mereka untuk di antar ke rumah sakit,dia yang tidak punya ponsel jadi tidak punya akses untuk memesan taksi online.
Seorang wanita membuka pintu dengan wajah masam,mungkin Mira sudah menganggu istirahatnya.Mira terpaksa minta tolong kepada tetangganya itu karena rumah mereka yang paling dekat dengannya.
" Ada apa? Kenapa malam-malam ribut disini?" Tanya wanita itu dengan angkuhnya.
"Maaf bi...Bisa tidak bibi mengantar kami ke rumah sakit nanti aku akan bayar sewa mobilnya." Tanya Mira dengan wajah memelas dia juga merasa tidak enak karena sudah menganggu keluarga itu.
" Tidak bisa,mobilnya sedang rusak minta tolong sama yang lain saja.Maaf ya pintunya aku tutup aku mau istrahat." Jawab wanita itu lalu dia menutup pintu dengan sedikit kasar membuat Mira kaget.
Mira yang masih berdiri di depan pintu hanya bisa menghela napas berat,dia sangat sedih bahkan disaat keadaan seperti ini saja tidak ada orang yang bisa membantunya.
" Ngapain kamu disana Mira?jangan-jangan kamu mau maling di rumah orang.., ini sudah larut malam ?" Tiba-tiba tantenya menghampirinya yang masih berdiri di depan pintu tetangganya.
Mira terdiam mendengar ucapan tantenya,dia memilih pergi karena dia sudah tidak menganggap tantenya itu sebagai saudara.
" Mau aku berteriak kalau kamu mencoba maling disini? berani sekali kamu mengabaikan aku,sudah miskin belagu lagi kamu." bentak wanita itu membuat Mira berhenti lalu menoleh kembali kepada dua wanita itu.
" Kenapa kamu berisik sekali? Mau teriak silahkan aku tidak peduli silahkan teriak,berteriak lah aku mau lihat siapa yang mempercayai mu." Jawab Mira mulai berani melawan tantenya itu.
Melihat Tantenya tidak berkutik,Mira langsung pergi ke rumahnya meninggalkan keduanya,dia sudah tidak peduli lagi dengan reaksi tantenya yang kaget melihat keberaniannya yang tiba-tiba.
"Berani sekali anak kurang ajar itu,besok aku akan memberikan dia pelajaran,dasar anak orang gila." Maki wanita itu sembari meludah ke tanah,wajahnya memerah menahan malu di hadapan anaknya.
Mira mendaratkan bokongnya di pinggiran ranjang yang sudah usang,dia bingung ingin mencari bantuan padahal malam sudah semakin larut dia yakin tetangganya pasti tidak ada lagi yang peduli dengannya.
" Lebih baik aku pergi ke jalan besar siapa tau ada taksi lewat aku bisa menyuruhnya datang kemari." Ucapnya dalam hati lalu dia buru-buru ke jalan besar.
Mira sudah tidak ada lagi ketakutan,dan baginya sudah tidak lagi yang perlu di jaga,walaupun sudah malam dia tetap berjalan sendiri ini dia lakukan demi ibunya agar bisa mendapat penanganan dari dokter secepatnya.
" Pak aku mau ke rumah sakit,bapak bisa antar tapi rumah saya ada di ujung gang pasiennya ada disana." Tanya Mira setelah mendapat satu taksi yang kebetulan lewat dari depannya.
" Bisa nona silahkan masuk ayo kita jemput pasiennya." Ucap pria itu.Mira langsung masuk ke dalam taksi,seumur hidupnya baru kali ini naik taksi selama ini jangankan untuk naik taksi kadang naik angkutan saja dia takut kalau uangnya pas-pasan.
Setelah sampai di depan rumahnya,Mira langsung keluar lalu membuka pintu dan segera ke kamar ibunya.
" Bu,aku membawa mu ke rumah sakit, semoga uang yang sedikit ini bisa menyembuhkan segala penyakit mu." Ucap Mira sembari memapah ibunya keluar dari kamar.
"Biar saya bantu neng." Ucap pria itu setelah mereka keluar dari rumahnya.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
sukses selalu untuk Karyanya 🎉🎉🎉