NovelToon NovelToon
49 Days

49 Days

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Angst / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Suri baru menyadari ada banyak hantu di rumahnya setelah terbangun dari koma. Dan di antaranya, ada Si Tampan yang selalu tampak tidak bahagia.

Suatu hari, Suri mencoba mengajak Si Tampan bicara. Tanpa tahu bahwa keputusannya itu akan menyeretnya dalam sebuah misi berbahaya. Waktunya hanya 49 hari untuk menyelesaikan misi. Jika gagal, Suri harus siap menghadapi konsekuensi.

Apakah Suri akan berhasil membantu Si Tampan... atau mereka keburu kehabisan waktu sebelum mencapai titik terang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perayaan

Muka ditekuk, bibir cemberut, menggerutu tiada henti, menendang-nendang sewot kerikil tak berdosa di sepanjang jalan yang dilewati. Apa lagi alasannya kalau bukan karena sedang kesal. Tapi masalahnya, kesal karena apa? Apa yang kiranya terjadi sampai membuat Suri tampak kesal setengah mati? Adalah sederet pertanyaan di benak Dean setelah Suri muncul dari aula dengan aura gelap menyelimuti.

Mereka sekarang sedang berjalan menuju ke rumah sakit. Seperti beberapa hari terakhir, tangan saling bergandengan, Suri berjalan di sisi dalam.

"Suri," Dean sudah tidak tahan lagi. Sebaiknya segera bertanya, lalu mencari solusi. Daripada Suri semakin kesal tidak jelas.

"Ada apa? Kau tampak tidak senang?" tanyanya, begitu langkah mereka terhenti di halte bus.

Sang gadis menatapnya. Raut wajahnya masih suram. Sorot matanya adalah perpaduan rasa kesal, marah, dan bingung.

"Apa yang terjadi sampai membuatmu kesal begini?" Dean melepaskan genggaman tangan mereka, hanya untuk meraih bahu Suri dan menyelami matanya lebih dalam. "Ceritakan saja padaku. Aku akan membantumu mencari solusi."

Seakan hendak lari, Suri menepis tangan Dean dari bahunya. Dia duduk di kursi tunggu, menyelonjorkan kaki. Kedua tangannya menggenggam erat tali tas punggung. Bibirnya semakin cemberut.

"Ada satu anak dari kelasku yang membuatku kesal hari ini," ungkapnya.

Dean mengambil posisi duduk di sebelah. Halte bus sepi, hanya menyisakan jejak dingin dari hujan yang baru reda setengah jam lalu. "Siapa?" tanya Dean. Tatapannya penuh pada Suri, meski sang gadis tidak membalasnya. "Apa yang dia lakukan sampai membuatmu sekesal ini?"

Desahan kasar lolos di udara, menyambut pertanyaan dengan ketegangan. "Namanya Lyra," balas Suri, nadanya ketus. "Aku tidak ingat pernah punya teman sekelas dengan nama itu, tapi dia jelas ada di kelasku."

"Iya, lalu?"

Suri menoleh, "Tempo hari, dia menatapku dengan sorot mata aneh. Aku membiarkannya begitu saja karena keadaannya tidak memungkinkan. Kupikir dia hanya sedang banyak pikiran, atau mungkin menyimpan ketidaksukaan padaku, walaupun aku tidak tahu apa sebabnya."

Bersedekap, Suri kembali menatap ke arah jalanan seraya melanjutkan, "Tapi dia terus-menerus melakukannya. Dan hari ini adalah puncaknya. Dia datang padaku tanpa permisi, lalu mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti."

"Mengatakan apa?"

"Dia bilang aku tidak seharusnya berada di kelas itu!" seru Suri, kakinya mengentak sebal.

"Dia ... bilang begitu?" tanya Dean, suaranya kecil dan terkesan ragu-ragu.

Perasaannya sudah tidak enak sejak mengetahui salah satu di antara teman sekelas Suri memiliki kemampuan melihat hantu. Ya, Dean tahu. Dean langsung mengerti bahwa Lyra bisa melihatnya saat pertama kali ia ikut datang ke sekolah Suri. Dia hanya tidak menduga bahwa Lyra akhirnya berani mengonfrontasi Suri secara langsung. Sementara saat berpapasan dengannya di koridor kelas tempo hari, Lyra hanya memalingkan wajah seakan tidak melihatnya sama sekali.

"Iya!" sentak Suri. Kepalanya menoleh lagi, sorot matanya makin tidak terkendali. "Apa coba maksudnya? Kenapa dia bertanya seperti itu, seolah-olah aku ini adalah penyusup? Padahal dia juga tahu aku ini teman sekelasnya!"

Tangan Deal terkepal, menahan gejolak tidak nyaman dalam batinnya.

"Jika dia memiliki masalah denganku, bukankah seharusnya dia katakan baik-baik? Lagi pula, aku tidak merasa pernah berbuat salah. Selama di kelas, aku hanya serius mengikuti pelajaran. Bahkan aku sudah tidak lagi ambil pusing soal dua temanku yang sudah sibuk sendiri, sudah sering tidak melibatkanku dalam obrolan mereka seperti dulu lagi. Tapi kenapa anak bernama Lyra itu malah mencari gara-gara denganku? Apa salahku sampai dia harus bersikap jahat begitu?" Suara Suri bergetar. Menunjukkan amarahnya yang semakin berkobar.

Dean berusaha tetap tenang di tengah badai yang melanda. Seulas senyum diberikan, lalu tangannya kembali menggenggam milik Suri. "Biar aku bantu menyelesaikan masalahmu," katanya.

"Bagaimana caranya? Kau akan datang ke dalam mimpinya, lalu memberi peringatan supaya tidak mencari masalah denganku?" tanya Suri dengan nada sarkas.

"Aku akan mengurusnya, Suri. Serahkan saja padaku," balas Dean, tetap dengan suaranya yang tenang.

Kendati gejolak di dadanya semakin kencang. Sebisa mungkin Dean ingin menghindari keterlibatan pihak lain. Namun jika sudah begini, apa boleh buat? Lyra harus diurus, agar tidak mengusik Suri lebih jauh.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Tersambut alunan musik dari kotak musik vintage di atas nakas, membuat Suri mengernyit heran. Sepasang boneka di atasnya, berpakaian Raja dan Ratu, dalam pose berdansa, berputar seirama alunan musik. Wajah mereka bahagia. Senyum melebar sampai ke telinga. Mata hitam legam saling tatap, bercurah penuh cinta.

Suri terpaku selama beberapa waktu, kemudian mengalihkan perhatian pada kekasih Dean. Penampakkannya berubah drastis, kecuali keberadaan alat-alat medis yang masih ada pada tempatnya. Baju rumah sakitnya berganti warna biru muda, sedangkan selimut yang membalut tubuhnya berwarna hitam legam.

Rambutnya terurai seperti biasa, namun ujung-ujungnya tampak ikal seperti habis distyling. Nail art 3D melekat pada kesepuluh jari, warnanya biru tua dengan hiasan bunga mawar berwarna hitam.

Pada pergelangan tangan kanan, sebuah gelang berwarna perak dengan rantai tipis melingkar cantik. Permata biru sapphire mengilap saat diterpa cahaya. Kilau kebiruannya mengingatkannya pada kalung yang melingkar di lehernya sendiri. Sehingga Suri tanpa sadar menggerakkan tangan, meraba liontin biru sapphire yang jatuh elegan di tengah tulang selangka.

"Apa ini adalah hari yang penting?" tanyanya setengah mengawang. Jemarinya mengusap liontin kalung berkali-kali, seolah sedang mencari ketenangan. Sementara tatapannya kini tertuju pada wajah kekasih Dean yang tetap saja tertutup masker oksigen.

"Iya," jawab Dean. Suaranya lembut. Suri bisa tahu bahwa Dean sedang tersenyum saat menjawab, bahkan tanpa perlu menoleh.

"Ulang tahun? Anniversary?"

"Hari di mana dia merayakan kebebasannya."

Suri berhenti bermain dengan liontin kalungnya, menoleh perlahan. Kerutan samar muncul di dahinya.

Tanpa menuntut penjelasan lebih lanjut, ia sudah mendapatkannya. Dean secara sukarela membagikan kisah di balik penampilan berbeda kekasihnya hari ini. Cinta yang begitu besar terpampang jelas dari sorot matanya.

"Hari ini adalah hari di mana dia akhirnya bisa meninggalkan panti asuhan tempatnya dibesarkan," ujarnya.

"Kenapa kau menyebutnya sebagai hari kebebasan? Apa dia diperlakukan dengan tidak baik di panti asuhan tempatnya tinggal dulu?"

Dean tersenyum tipis. "Tidak," jawabnya, "semua orang mencintainya di tempat itu. Aku pun jatuh cinta padanya di sana, sehingga tidak ada alasan baginya untuk membenci panti asuhan dan semua orang yang terlibat di dalamnya."

Suri tidak mengerti. "Lalu kenapa dia merasa bebas setelah tidak lagi ada di sana? Bukankah kata bebas itu bermakna ketika seseorang akhirnya bisa melepaskan diri dari sesuatu yang membelenggu?"

"Untuk yang itu," kata Dean, "kau akan menemukan jawabannya sendiri nanti. Yang bisa kukatakan padamu sekarang hanya sebatas ini."

Bersambung...

1
Zenun
Hayo Dean, kau mau bohong apalagi?
Muliana
Dingin kah? Atau kesetrum?
Muliana
Bahkan pasien tak tahu menahu tentang fasilitas yang tersedia /Drowsy/
Muliana
Maki aja, makii
Muliana
masih mending, dari pada jelek, eh tau-taunya menyusahkan /Sob/
nowitsrain: Udah jelek, menyusahkan pula, ihhhh mending dibuang aja
total 1 replies
Muliana
Heh /Facepalm/
Muliana
aku juga mau, 🤭
nowitsrain: Kak... tapi hantu 👻👻
total 1 replies
Muliana
Sejenis orang yang gak mau repot 🤣
nowitsrain: Kalau ada yang mudah kenapa cari yang susah 😁😁
total 1 replies
Muliana
Cerita horor kah?
nowitsrain: Horor-misteri hihi
total 1 replies
Marta Rahayu
GK hati hati suri,,, jatuh kan,,,
Marta Rahayu
anak nie bsa liat hantu jha y pasti,,,
Marta Rahayu
ap suri,,,
Marta Rahayu
kluarga dean bneran baik GK nie,,,
Marta Rahayu
mgkin mereka tkut krna kamu bsa liat hantu suri,,,
Marta Rahayu
curcol suri,,,
Marta Rahayu
suri sumbu pendek x,,, marah trs,,,
Marta Rahayu
iy jga y,,, clare GK bsa d lempar bantal tp dean bsa d pegang,,,
Marta Rahayu
menyadari ap suri,,, menyadari klu dean GK perlu sembunyi y,,,
Marta Rahayu
pantas dean syang skali dg kekasih na,,, ad rsa iba jga pasti na,,,
Marta Rahayu
kkk suri centil,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!