NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:5.6M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 - Seranjang (Lagi)

Perkataan Dewangga cukup mengganggu benak Aruni, tapi hendak dia pastikan lagi Dewangga sudah lebih dulu pergi.

Tak punya pilihan, dia menganggap hal itu sebagai sebuah peringatan dan juga bentuk perhatian saja.

Sedari dahulu, Dewangga memang begitu peduli padanya. Hanya saja, Aruni agak menyayangkan kepribadian Dewangga saja.

Malas ibadah, banyak ulah, dan tidak jauh berbeda dengan sosok Rajendra. Hanya sedikit terselamatkan karena pacarnya tidak di mana-mana, bahkan hingga detik ini belum pernah terlihat Dewangga mengenalkan teman wanita ke rumahnya.

Dan sekarang, Aruni dipertemukan dengan Rajendra dan fakta itu lagi-lagi membuat tubuhnya lemas seketika.

Efek bahagia dari es krim yang tadi Dewangga berikan mulai hilang, bersamaan dengan dia yang kembali bertatap mata bersama Rajendra di hadapannya.

"Habis dari mana?" tanya Rajendra basa-basi, suaranya terdengar tak begitu bersemangat sama sekali.

"Dari luar, cari angin sebentar."

"Bibir kamu ...." Ucapan Rajendra tertahan di udara, bersamaan dengan tatapan penuh tanya di matanya. "Habis ciuman ya?"

"Heh?!" Mata Aruni mendelik tajam tatkala Rajendra melayangkan tuduhan berkedok pertanyaan semacam itu.

Responnya kembali meraih atensi dari Rajendra hingga pria itu tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. "Biasa saja, aku cuma tanya."

"Bukan nanya!! Lebih ke nuduh, tahu?"

"Tergantung sudut pandang mu saja sebenarnya," gumam Rajendra pelan, dan sebenarnya masih dapat Aruni dengar.

Hanya saja, dia enggan menanggapi lebih lanjut. Aruni yang kebetulan sudah cukup lelah menjalani hari panjangnya mulai bersiap untuk tidur juga.

Akan tetapi, Aruni mendadak kesal sendiri karena fasilitas kamar ini tidak dilengkapi dengan tempat tidur penjaga pasien.

Hanya ada sofa panjang di sisi ruangan, dan dia paham betul tidak akan betah tidur di sana.

"Ck, ini kerjaan siapa sih? Pasti Oma yang milihin kamar ini." Dia mengomel, kesalnya bukan main dan wajah cantik Aruni mulai kusut.

Sungguh dia baru ingat lagi, padahal tadi siang sudah merasa aneh dan sempat protes juga.

Akan tetapi, mungkin protesnya sekadar dianggap angin lalu dan tidak dipedulikan sama sekali.

"Ya sudahlah, besok juga pulang." Aruni mencoba tak ingin ambil pusing, dia mulai bersiap untuk tidur segera.

Dengan perlahan, Aruni merebahkan tubuhnya di sofa yang sebenarnya cukup empuk, tapi tidak begitu nyaman untuknya.

"Ah, menyenangkan ... tidur di sini tidak akan membuat tulang punggungmu patah, Aruni." Dia bergumam pelan, berusaha menenangkan diri dan menikmati istirahatnya.

Dan di tengah-tengah usahanya itu, dia mengintip ke arah Rajendra yang tampak berbaring dengan santai di atas tempat tidur.

Sama sekali tidak ada basa-basinya, minimal bertanya nyaman atau tidak. Sungguh kehidupan pernikahan yang jauh dari ekspektasinya, Rajendra secuek itu jujur saja.

"Benar-benar tidak bisa diharapkan." Lagi dan lagi dia bergumam, tapi tidak berani mengatakan apapun.

Hendak cari perhatian dengan berlagak tidak nyaman juga tidak mungkin, karena itu bukan gaya Aruni sama sekali.

Tak ingin terlalu mendratisasi keadaan, Aruni perlahan memejamkan mata dan mengarungi lautan mimpi yang setidaknya lebih indah dibanding kehidupan pernikahannya.

Dan ya, mimpinya memang terasa lebih indah. Di tengah kesulitan, seorang pria dengan wajah bercahaya datang menghampirinya.

"Kenapa tidur di sini? Apa punggungmu tidak akan sakit?" Suaranya begitu familiar, tapi Aruni tidak bisa mengingat siapa orangnya.

Dia ingin menjawab, tapi lidahnya seolah tidak mampu bergerak, kaku sekali. "Ehm ...."

"Aku pindahin ke sana mau ya?" Pria itu menunjuk ke arah tempat tidur putri raja.

Mewah, dengan berhiaskan bunga-bunga yang membuat Aruni tak mampu menolaknya.

Dia mengangguk pelan, dan beberapa saat setelahnya pria tampan itu membopongnya.

Dengan langkah hati-hati, pria itu membawanya mendekat ke ranjang, lalu merebahkannya pelan-pelan.

Tubuh Aruni mendarat dengan sempurna di atas permukaan tempat tidur super empuk itu. Rasanya nyaman, sungguh nyaman.

"Tidurlah, matamu terlihat merah ... pasti lelah ya?"

Tak kuasa menjawab, Aruni hanya mengangguk pelan dan bersamaan dengan itu, pria yang tadi membopongnya hendak berlalu.

Segera Aruni menahan pergelangan tangannya, tapi dia tidak bersuara. Atau, lebih tepatnya tidak mampu berkata apa-apa.

"Mau ke mana? Kamunya di sini saja." Aruni terkejut, untuk yang kali ini dia bisa menjawab setelah sebelumnya sesulit itu.

.

.

"Eungh ...."

Kualitas tidur memang berpengaruh besar dalam hidup manusia, dan bisa menyebabkan mimpi yang bervariasi pada akhirnya.

Usai melenguh sembari merenggangkan otot-ototnya, Aruni perlahan membuka mata.

Malam ini tidurnya lumayan nyenyak, dia menatap langit-langit kamar beberapa saat dan baru kembali mengingat bahwa tempat ini bukan kamarnya.

Dan, Aruni baru ingat juga jika di rumah sakit seharusnya di sofa. Bukan di ranjang, dan kalau di ranjang itu artinya? Sontak Aruni menoleh dan tepat di sebelahnya dia kembali dihadapkan dengan pemandangan tak terduga.

Meski dalam keadaan yang berbeda, tapi tetap saja dia serasa de javu. Tepat di hadapannya, Rajendra masih tertidur nyenyak dengan tangan yang dia lipat di atas perut.

Ya, tak salah lihat saat ini Rajendra telah melepaskan infus yang seharusnya masih tertancap di punggung tangan.

Entah sejak kapan Rajendra melepasnya, tapi bisa diambil kesimpulan sudah lama.

Seketika itu, Aruni berpikir keras dan mengingat kembali mimpinya semalam.

"Bentar, apa mungkin yang semalam bukan mimpi ya?" Aruni bermonolog, kembali mengingat-ingat karena dia merasa seperti di alam bawah sadar. "Tapi seingatku bukan dia."

Aruni masih denial, dia yakin betul bukan Rajendra karena secara fisik juga dia sakit, mana mungkin kuat untuk memindahkannya ke atas tempat tidur.

Beberapa waktu Aruni pandangi, wajah tampan Rajendra begitu menenangkan dikala sedang tidur begini.

Seolah tidak cocok dengan kelakuannya, bahkan jika dilihat sekilas mungkin orang tidak akan percaya tentang citra buruknya, dan itulah yang terjadi pada Oma Mikhayla, juga Mommy-nya.

Dan, tepat waktunya, mata Rajendra perlahan terbuka tepat di saat Aruni tengah memandanginya lekat-lekat.

Bukannya bertanya ataupun menyapa, Rajendra justru balik menatap lebih lekat hingga Aruni memalingkan muka dan perlahan turun dari atas tempat tidur.

"Ehem!!" Aruni berdehem demi mengendalikan situasi setelah sempat canggung beberapa saat lalu. "Sorry nih, mau nanya dikit ... kamu yang mindahin aku tidur ke sini iya?"

"Hem, kenapa?"

"Woah benar-benar, siapa yang suruh? Atau kamu sengaja ya biar bisa tidur dekat aku? Ayo ngaku!!" desak Aruni mendadak emosi dan melayangkan tuduhan yang tidak-tidak pada sang suami.

Mendapati tuduhan semacam itu, Rajendra terlihat begitu tenang sebelum kemudian mengangkat wajahnya. "Ehm, yang memindahkan mu ke sini memang aku, tapi ...."

Ucapan Rajendra tertahan, seolah tengah mempersiapkan serangan balasan. "Yang memintaku untuk tidur bersama adalah kamu, lupa? Hem?"

.

.

- To Be Continued -

1
Herlina Yus warkop
mana belum up
Tirrr
/Heart/
Rafina Indra
kapan up nya kakak....
Desy Puspita: Hari ini, ntar yups
total 1 replies
Wardah Saiful
ah kangen sama Aruni dan Jendra
Mia Arkha
musim demo aq JD inget sama ketua BEM rajendra
Desy Puspita: Rajendra : Turunkan celananya!! Eh
total 2 replies
Sri Prihatinie
sampai ditahun ke 6 kok aruni jendra blm punya anak ya. kasian kali aku liatnya
tapi sabar ya Run semoga bonchap berikutnya otw anak kembar😍
Syakirah Dzaky
🤣🤣🤣
Syakirah Dzaky
Nah kan , betul kata kak bagas , hati2 dengan Mahendra
Syakirah Dzaky
sejak menikah dengan Aruni🤣🤣
Herlina Yus warkop
gak kasih chspter lagi nih
Faris Setyawan Fais
bener itu, dan dari itulah Islam juga menekankan agar bisa menjaga batasan Interaksi om dan keponakan yang bukan Mahrom, dan itu juga aku terapkan ke pada ponakan ponakanku, dekat sebatas om dan keponakan, gak berlebihan, di takutkan ya seperti ini, timbul perasaan yang gak kita inginkan. bahkan di dunia nyata saja sampai ada yang berlebihan, bahkan sampai melewati batasan
Syakirah Dzaky
Aruni nya kesakitan aku juga ikut meringis🤣🤣
Siti Ariani
suamiku gak bisa cuma cuddle doang awalnya peluk gak lama menaranya bangun alhasil keramas subuh2🤣
Reni Setia
makasih novelnya
Rafina Indra
masih menunggu....
Messy Suryanti
kembar 4 ya thor
Herlina Yus warkop
kutagih jsnjimu
Rafina Indra
kok g up2
Ira Miyarni
mana kelanjutannya Thor, aku lihat postingannya di IG barusan.
Selin Tari
mau donk Thor ..semoga kesabaran aruni da Jendra di balas Allah berkali2 lipat y Thor , dapat anak kembar 3 .. aamiin 🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!