Kesucian Yang Ternoda

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu telah tiba. Yaitu hari pernikahan Alvin dan Nirmala. Pesta pernikahan mereka tidak di adakan semeriah saat pernikahan Alvin yang pertama. Kali ini pernikahan mereka cukup sederhana. Namun walaupun sederhana, bagi Nirmala yang dari kalangan bawah, pernikahannya saat ini terlihat mewah. Pernikahan mereka di laksanakan di rumah orang tua Alvin.

Kediaman Pak Sanjaya sudah cukup ramai, karena semua tamu undangan sudah datang. Mereka saudara, rekan bisnis, dan karyawan Pak Sanjaya di kantor.

Alvin menghampiri ayahnya yang sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya.

''Pah, aku mau menemui Nirmala dulu ya. Dia kok tidak turun-turun juga?''

''Sabar, Nak. Tadi papah sudah minta bibi untuk memanggilnya. Lagian kamu tidak sabaran sih.''

Alvin melihat Nirmala yang sedamg menuruni tangga. Dia sama sekali tak berkedip melihat kecantikan calon istrinya itu. Alvin menghampiri Nirmala yang sudah duduk di kursi. Begitu juga dengan Pak Sanjaya yang ikut menghampiri mereka. Kebetulan Pak penghulu juga sudah datang, dan pernikahan mereka akan langsung dilaksanakan.

Pak penghulu mengarahkan Alvin untuk menjabat tangannya. Alvin mampu mengucapkan ijab qabulnya dengan lancar dan hanya sekali ucap.

Nirmala merasa sedih karena di hari yang bahagia ini dia tidak di dampingi siapa pun yang merupakan saudaranya. Karena satu-satunya saudara yang dia punya hanya neneknya yang sekarang sudah meninggal.

Alvin mengambil cincin yang sudah dia siapkan, lalu menyematkannya di jari manis Nirmala. Momen berharga itu tentu diabadikan oleh seorang fotographer yang sudah disewa oleh Alvin.

Alvin dan Nirmala di arahkan untuk foto bersama di depan pelaminan sederhana. Ya, bagi Alvin itu sederhana, karena dekorasinya di dalam rumah. Namun bagi Nirmala itu cukup bagus. Karena dekorasinya juga terlihat sangat indah.

Nirmala hanya berganti dua gaun saja, karena dia atau pun Alvin malas jika sering berganti pakaian hanya sekedar untuk berfoto.

Kini mereka sudah selesai berfoto berdua atau pun foto bersama keluarga. Alvin mengajak istrinya pergi ke kamar untuk berganti pakaian. Setelah berganti dengan pakaian couple, mereka keluar dari kamar. Alvin akan mengajak istrinya untuk menyapa rekan bisnisnya, sekaligus memperkenalkan Nirmala kepada mereka.

Satu jam sudah telah berlalu. Kini semua tamu yang datang sudah pulang dari kediaman Pak Sanjaya. Suasana di rumah itu juga sudah sepi seperti semula.

Alvin melihat istrinya yang baru keluar dari kamar mandi dengan berpakaian yang sudah rapi. Kebetulan Nirmala habis mandi. Dia sengaja berganti pakaian di dalam kamar mandi, karena dia masih malu-malu jika berganti pakaian di dalam kamar. Sedangkan ada Alvin juga disana.

''Mas, cepat mandi!'' pinta Nirmala.

''Siap, sayang.''

Nirmala mengambilkan pakaian ganti suaminya, lalu menaruhnya ke atas sofa. Sambil menunggu suaminya selesai mandi, dia pergi ke lantai bawah karena berniat untuk membantu beres-beres sisa pesta.

''Bi, Biar saya bantu ya,'' ucap Nirmala kepada Bi Sari yang sedang membereskan ruangan depan.

''Tidak usah, Non. Lebih baik Non Mala istirahat saja.''

''Saya sudah biasa melakukan pekerjaan seperti ini kok,'' Nirmala tetap membantu Bi Sari, walaupun Bi Sari sudah melarangnya.

Pak Sanjaya yang baru keluar dari kamar, melihat Nirmala yang sedang membantu pembantunya membereskan ruang depan. Sekarang Pak Sanjaya paham kenapa anaknya memilih Nirmala menjadi istrinya. Itu karena terlihat sekali ketulusannya. Bahkan saat sudah menyandang status Nyonya di rumah itu, tapi tetap saja mau mengerjakan pekerjaan rumah.

...................

Alvin dan Nirmala sudah berada di dalam kamar. Alvin sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Sesekali Nirmala menatap suaminya. Dia ingin mendekati suaminya, namun merasa malu. Akhirnya Nirmala naik ke atas tempat tidur.

Nirmala yang niatnya hanya rebahan, tapi dia malah ketiduran.

Alvin beranjak dari sofa. Dia melihat istrinya yang sedang berbaring di atas kasur.

''Sayang, kamu belum tidur kan?'' Alvin mendekati istrinya yang sedang berbaring.

Ternyata Nirmala memang tidur, dan itu membuat Alvin sedikit lesu. Di malam pertama malah di tinggal tidur oleh istrinya.

''Kamu kecapean ya, sayang. Tidak apa-apa untuk malam ini kita istirahat saja,'' Alvin mencium kening istrinya.

Alvin naik ke atas tempat tidur. Dia merebahkan dirinya di samping istrinya, lalu dia memeluk istrinya dari belakang. Alvin tersenyum, lalu mulai memejamkan kedua matanya.

'Ternyata begini rasanya tidur bersama orang yang kita cinta,' batin Alvin, sambil memeluk istrinya dengan erat.

Tengah malam, Nirmala terbangun dari tidurnya. Dia merasakan sebuah tangan memeluk tubuhnya. Nirmala menoleh ke belakang, dia melihat suaminya yang sedang terlelap.

"Ternyata saat tidur pun, kamu masih terlihat tampan, Mas." gumam Nirmala.

Nirmala membalikan tubuhnya sehingga sekarang dia berhadapan dengan suaminya. Nirmala memandang wajah tampan suaminya. Namun lama kelamaan dia kembali tertidur karena masih mengantuk.