Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang
😭 please VOTE karya Mamie 😭
***
"Al"
Pria itu mendongakkan kepalanya dan melihat sosok wanita yang ia tunggu tunggu.
Senyum Albert mengembang seketika, ia langsung berdiri dan mendekati Dara.
"Sayang akhirnya kau sampai juga" Albert memeluk Dara dan menghirup aroma yang begitu menenangkan dari tubuh gadis itu.
"Al sudah lepaskan dulu" Dara berusaha mendorong dada Albert untuk melepaskan pelukan tersebut.
Albert pun melonggarkan pelukannya tetapi kedua tangan Albert masih memeluk pinggang ramping Dara.
"Sayang kau sangat cantik dan juga seksi, aku suka melihatnya" Ujar Albert dengan senyum yang semakin melebar.
Pipi Dara langsung merona saat Albert memuji dirinya, tidak dipungkiri ia juga merasa senang atas usahanya mengikuti les make up dan juga fashion.
"Apa kau masih sibuk?"
"Tidak, ayo sayang kita duduk di sofa" Albert menuntun Dara menuju sofa yang tersedia disana.
Mereka pun duduk bersebelahan, Dara mulai membuka makanan yang ia bawa. Terlihat makanan itu begitu menggugah selera bagi siapapun yang melihatnya.
"Sayang suapi aku" Pinta Albert yang di angguki oleh Dara.
Dara mulai menyuapi Albert dengan telaten.
"Bagaimana? Apa enak?"
"Ini enak sekali sayang, ini makanan terenak yang pernah aku makan" Jawab Albert.
"Lebay, hahaha" Dara tertawa mendengar pernyataan Albert yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Aku tidak berbohong sayang, aku serius"
"Yayaya.... Terima kasih atas pujiannya" Ucap Dara dengan terkekeh-kekeh.
Albert semakin mengagumi kecantikan Dara saat wanita itu tertawa, memperlihatkan gigi putih yang mempermanis bibir pink yang begitu menggoda menurut nya.
Albert terus memandangi wajah Dara sambil tersenyum senyum sendiri melihatnya, sampai akhirnya Albert ingat jika Dara pasti belum makan siang.
"Sayang kau pasti belum makan siang kan? Ayo makanlah kita makan sama sama"
"Tapi aku hanya bawa satu porsi saja"
"Itu maksudku, kita makan sepiring berdua" Dara langsung melotot mendengarnya, tidak mungkin baginya jika harus makan sepiring berdua dengan Albert.
"Tidak usah Al, aku makan dirumah saja nanti" Tolak Dara dengan halus.
"Kalau kau tidak makan maka akupun tidak akan makan kalau begitu" Al tetap bersikeras supaya dara mau makan dengannya.
"Jangan begitu Al, nanti kau tidak akan kenyang kalau aku ikut makan juga"
"Aku tidak peduli, yang penting kau harus ikut makan juga"
Dara menghela nafas berat, Albert terus saja memaksa dirinya apapun alasan dara menolak tawaran nya.
"Baiklah"
Dara pun menyuapkan sendok yang sudah berisi makanan tersebut ke dalam mulutnya sendiri.
Albert tersenyum penuh kemenangan karna membuat Dara mau menuruti keinginannya.
"Bagaimana kegiatan les mu tadi?"
"Mm... Lumayan sulit untuk ku karna pada dasarnya aku memang tidak pernah berdandan dan tidak pandai memilih pakaian, tapi tadi juga sangat menyenangkan, mereka berdua sangat lucu" dara tersenyum mengingat betapa hebohnya Mawar dan Naura yang tak jarang membuatnya tertawa.
"Syukurlah jika kau senang, nanti kalau kau berniat untuk les seperti tadi beritahu saja aku" ujar Albert pada dara.
"Oke" sambil mengacungkan satu jempol miliknya.
Dara pun melanjutkan kegiatannya menyuapi Albert.
"Mmm.... Sayang"
"Ya Al?"
"Mungkin aku akan pulang malam nanti karna ada pertemuan dengan klien" Jelas nya.
Dara hanya manggut-manggut mengerti.
"Tidak masalah" Jawab Dara dengan singkat.
"Kau tidak ingin tau siapa klien ku?" Yang kini menatap Dara dengan intens.
Dara menatap Albert dengan keheranan, sejujurnya ia sama sekali tidak penasaran dengan klien Albert.
"Kenapa aku harus tau?" Tanya Dara yang masih menyuapkan makanannya pada Albert.
Albert diam sebentar sampai makanan yang ia makan habis tak tersisa.
Albert menatap Dara yang sedang membereskan tempat makan.
"Apa jika aku bilang klien ku adalah suamimu apa kau akan penasaran?"
Seketika Dara menghentikan kegiatannya, ia menatap Albert dengan tatapan biasa, tetapi bisa dilihat dari matanya jika Dara jelas begitu terkejut.
Tapi beberapa detik kemudian ia tersenyum, Albert jelas tau jika Dara berusaha menutupi rasa sedihnya.
"Kau bekerjasama dengan perusahaan nya?" Tanya Dara dengan tenang.
"Ya, mereka ingin bekerjasama dengan perusahaan ku sebagai bayaran karna telah menyewa dirimu" Ucap Albert dengan pelan.
Bukan Albert ingin merendahkan Dara, tetapi Dara juga berhak tau tentang semua yang berhubungan dengan dirinya.
Hati Dara terasa tersayat sayat lagi, ia sadar bahwa ia bukan hanya tidak berarti bagi Gio, ternyata ia juga dijadikan sebagai perantara oleh Gio agar perusahaan nya bisa bekerjasama dengan perusahaan Albert.
"Jangan berpikir seperti yang kau pikirkan dara, alasan kerjasama ini tidak membuatmu seperti wanita rendah bagiku, kau tetap wanitaku" Ujar Albert yang mencoba menenangkan suasana hati Dara.
Dara melihat ketulusan dimata Albert, lelaki ini selalu membuat dirinya sebagai wanita yang istimewa.
Senyum terbit di bibir Dara walau tidak terlihat dengan jelas, Dara menatap Albert dengan tatapan sendu.
Beberapa menit mereka saling pandang dengan pikiran masing masing, lama kelamaan wajah Albert mendekat, begitu juga Dara yang refleks mengikuti keinginan tubuhnya.
Hingga...
....
....
CUP