NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. satu ranjang

Flash back on, sore sebelum Almira kembali.

Prang!!!!

Pyarr...

Brakkk...

Alfindra mengamuk di lantai bawah, jelas hal itu menjadi tontonan menarik bagi Hana di lantai dua. Tanpa sadar bibirnya tersungging senyum karena Almira menghilang, sungguh definisi seorang kakak yang tak berakhlak.

Mengabaikan Wildan yang terus merengek di pesan weha malah sibuk menyelip diantara rumah tangga sang adik. Hana adalah gambaran calon pelakor tak tahu malu.

Turun dari tangga melenggak-lenggok layaknya model dadakan, ia menghampiri Alfindra yang sedang meledak-ledak di bawah.

"Kau sungguh mengkhawatirkan adikku?" Hana tersenyum miring di ujung bawah tangga.

Alfindra menoleh dan mengangkat alisnya sebelah. Minatnya pada Hana lenyap entah sejak kapan. Seolah menguar begitu saja tanpa tahu kapan perasaan aneh itu berpindah pemilik.

"Wajar, dia istriku!" Alfindra balas tersenyum miring.

Setelah berhasil mengacaukan seisi ruang tengah, pria itu terduduk di sofa dengan kepala bersandar dan mata terpejam. Namun, bukan Hana jika ia hanya berdiam diri melihat Alfindra kepusingan. Hana mendekat, pakaian seksinya bahkan tak mampu membuat Alfindra meliriknya barang sebentar.

"Kalau begitu, kenapa tak mempertimbangkan diriku untuk menggantikannya?" tawar licik Hana.

"Menggantikan Almira? Hehehe." Alfin terkekeh.

"Ya, bukankah sejak awal kamu ingin menikahiku? Bukan Almira. Come on, dia cuma gantiin aku, dan sekarang i'm back for you!"

Hahahahaha... Tawa Alfindra menggelegar, Hana sedikit terkejut dan menjaga jarak.

"Apa kau mabuk? Apa kau gila, hah? Atau kaca di kamar tamu kurang besar? Lihat dirimu, lihat baik-baik," ledek Alfindra.

"Just for your information, Almira jauh diatas kamu dalam segala hal. Mau menggantikannya? Aku tidak yakin kamu masih vir gin." Alfindra menekan kalimat terakhir lalu bangkit. Bersama dengan Madel yang datang ngos-ngosan.

Meski sudah mendapatkan nomor Almira, hal itu tak membuat Alfindra serta merta menghubunginya dan bertanya-tanya. Ia memilih ke kamar dan meminta Madel mengurus Hana.

"Nona Hana sebaiknya kali ini anda tidak berulah dan segera pergi."

"What? Pergi? Hello, aku ini kakak kandungnya Almira, istri Alfindra. Boleh dong aku ikut tinggal disini," ucapnya tak tahu malu.

"Masalahnya Nona Almira sudah tidak ada disini, jadi silahkan anda pergi."

"Kamu ngusir aku heh?" tantang Hana.

Madel dengan terpaksa menyeret Hana keluar pintu belakang. Menuruni tangga menuju ruang rahasia yang gelap.

"Gila ya, lepas gak!"

"Lebih baik anda menurut, Nona!" tegas Madel mempercepat langkahnya. Sebuah ruangan kusam bawah tanah membuat Hana meremang seketika.

Klekkk...

Gembok terbuka, kamar dengan celah udara sebesar lubang tikus membuat Hana bergidik. Madel mendorongnya masuk dan menutup pintu.

"Saya sudah memperingatkan anda, Nona! Jangan macam-macam dengan Tuan Alfindra, bisa jadi anda masih bernapas hari ini, tidak dengan besok."

Madel meninggalkan Hana sendiri di ruang bawah tanah. Madel sengaja tak menguncinya, seperti perintah Alfindra, apakah wanita itu akan memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin untuk sadar diri atau tidak.

Flash back off.

***

Almira mengernyit, meski begitu ia menurut saja saat Alfindra menyuruhnya pindah kamar. Bayangan tidur di sofa dengan kaki tertekuk seperti di novel nyatanya tak benar-benar terjadi. Alfindra langsung menghempas kembali tubuhnya ke atas ranjang sisi kanan.

"Aku memperbolehkan kamu tidur denganku, bukankah aku baik hahaha." Matanya terpejam tapi suaranya sungguh memenuhi ruangan. Tapi tunggu? Ini kok kesannya kaya Almira yang maksa naik satu ranjang dengannya? Dengan Alfindra?

Oke anggap saja Almira sedang tidak tahu diri sekarang. Saking lelah ditambah lemas sekaligus kepala nyut-nyutan akhirnya ia berfikiran positif dan merebahkan diri di samping kiri Alfindra.

"Hanya satu ranjang, bukan satu selimut!" batin Almira menenangkan diri.

Almira berusaha tenang, toh sekalipun macam-macam mereka sah sebagai suami istri. Namun, tanpa adanya cinta apa itu mungkin?

"Sekali lagi kamu berbohong, aku akan minta Madel menghabisi pria bernama Rayyan itu."

Benar, meski terpejam pria itu tak benar-benar tidur. Buktinya setelah beberapa menit diam, ia malah mulai mengungkit-ngungkit hal di luar nalar.

"Siapa berbohong? aku benaran di rumah sakit dan aku benar-benar sakit." Jawaban simple Almira dengan nada lebih tenang meski dalam hati bertanya-tanya kenapa Alfindra bisa tahu soal Rayyan.

Almira memiringkan badan membelakangi Alfindra, ia tak mau berdebat dengan pria itu disaat dirinya sedang tak ada daya.

"Tidak sopan, kalau suami bicara itu dilihat," omelnya.

"Ck!" decak Almira membalikkan badan. Saat itulah tubuh atletis Alfindra menghadap ke arahnya dan mereka bersitatap.

"Dasar jelek! kenapa kamu sama Hana beda?" Alfindra menoyor hidung Almira.

"Mas mau ngajak tidur apa berantem hah?" gerutunya sebal. Kembali membalikkan badan. Kali ini Almira tak perduli meski Alfindra mengatainya tak sopan atau kurang ajar.

Namun, detik setelahnya Almira dengar dekuran halus nan teratur. Alfindra sudah terlelap. Bahkan saat Almira kembali membalikkan badan dan mengamatinya lamat-lamat, pria itu asyik dengan mimpi.

Menatap pahatan Tuhan yang sempurna tanpa sadar Almira tersenyum tipis.

"Sebenernya Mas itu ganteng kalau diem dan gak nyebelin," batin Almira.

***

Uhukkk... Uhukkk...

Hana terbatuk-batuk, ruangan temaram itu terasa mengerikan. Untungnya ia berhasil kabur dan keluar.

Dengan napas tersengal, ia terduduk di ujung lorong.

Udara dingin seolah tak menyurutkannya untuk segera pergi. Perse tan dengan barang-barangnya yang ada di rumah Alfindra.

Melihat masih ada Bambang, Budi dan satpam jaga yang sedang begadang membuat Hana dilema.

Akhirnya meski pelan memilih mengendap masuk dan kembali ke kamar tamu. Katakanlah Hana bodoh, ia sungguh terkejut dengan sifat Alfindra yang bossy dan mengerikan. Bahkan Alfindra juga type laki-laki bermulut pedas.

"Siall... Siall... Aku harus pergi. Shitttt, gila laki-lakinya Almira bener-bener gilakkkk..." Hana mondar-mandir di dalam kamar. Akhirnya ia memilih menghubungi Wildan dan meminta dijemput.

Malam itu juga Wildan datang, ia menjemput Hana dan meminta izin pada satpam jaga depan untuk membawa Hana pergi. Bambang yang pada dasarnya tak suka pun manggut-manggut setuju.

"Hati-hati Nona, jangan kembali lagi. Pesan Budi membuat dua orang lainnya termasuk Bambang tergelak.

"Sia lan!" maki Hana.

Budi masa bodoh, yang penting Nona mudanya dijauhkan dari segala jenis ulat bulu. Cukup sikap Tuannya yang menyebalkan, gengsi-gengsi minta ditampol jangan nambah dengan adanya pelakor.

"Awas kau! Aku tandain muka kau!" cibir Hana sebelum benar-benar pergi. Wildan meminta maaf atas sikap childish Hana dan membawa gadis itu sesegera mungkin.

Pagi hari, Mira terbangun mendapati tubuhnya berat. Lengan kekar itu mendarat bebas memeluk perutnya.

Sialnya, Alfindra seolah sama sekali tak berniat membuka mata dan mengubah posisi. Ia tanpa sadar memeluk Almira bak guling hidup-hidup jika dibiarkan akan berbahaya untuk masa depan Almira yang masih abu-abu.

"Astaga, emang yaaa meski gak satu selimut namanya satu ranjang tetap bahaya," batin Almira meringis berusaha memindahkan tangan kekar Alfindra.

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!