NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibumu Adalah Aib

Suasana malam itu di rumah Yardan terasa menegangkan. Hujan deras mengguyur halaman rumah, namun suara bentakan Yardan jauh lebih keras dari gemuruh petir di luar sana.

“Aku benar-benar tidak habis pikir, Diana!” seru Yardan dengan wajah memerah karena emosi. “Bagaimana bisa kau tenang-tenang saja sementara ibumu dirawat di rumah sakit jiwa? Semua orang menertawakan keluarga kita!”

Diana berdiri di hadapan suaminya dengan mata yang sudah sembab. Ia ingin menjelaskan, tapi setiap kali bibirnya terbuka, Yardan memotongnya.

“Aku tidak bisa mengontrol keadaan, Yardan. Mama sedang sakit, dia butuh pertolongan, bukan hinaan,” ucapnya pelan sambil menahan isak.

“Sakit?” Yardan tertawa sinis. “Kau tahu apa yang orang-orang bicarakan? Mereka bilang ibumu gila karena ketakutan setelah kejahatannya di masa lalu terbongkar. Dan sekarang aku, suamimu ikut terkena imbasnya! Nama keluargaku jadi bahan gosip di mana-mana!”

Diana hanya menunduk, air matanya jatuh satu per satu. “Aku tidak tahu apa pun tentang masa lalu Mama, Yardan. Aku juga baru tahu semua itu dari Amar dan Dion. Aku...”

“Cukup!” bentak Yardan sambil menatapnya tajam. “Aku tidak ingin mendengar alasanmu lagi! Yang jelas, aku menyesal telah menikah denganmu. Kalau saja aku tahu dari awal, aku tidak akan pernah melangkah ke pelaminan dengan keluarga seburuk ini!”

Ucapan itu terasa seperti belati yang menusuk hati Diana dalam-dalam. Tubuhnya bergetar, tangannya gemetar. Ia tak pernah menyangka suaminya yang dulu lembut kini bisa berubah begitu kejam. Bahkan selama menjalin hubungan, Yardan tidak pernah membentaknya atau berkata kasar.

“Yardan tolong, jangan berkata seperti itu. Aku tetap istrimu, aku tetap bagian dari keluargamu. Aku hanya ingin kau percaya bahwa aku tidak tahu apa pun.”

Namun Yardan menatapnya dengan dingin. “Percaya? Bagaimana aku bisa percaya pada wanita yang keluarganya menyembunyikan dosa besar selama puluhan tahun? Kau pikir orang-orang akan memisahkan kesalahan ibumu dengan dirimu? Tidak, Diana. Mereka akan menilaimu sama kotornya. Aib tetaplah aib, sampai kapanpun tetap akan menjadi noda di dalam keluargamu. Aku tidak menyangka kalau mama mu adalah seorang kriminal."

Diana terisak, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tangisnya pecah, tapi Yardan justru memalingkan wajah. Pria itu berjalan menjauh, meninggalkan Diana sendirian di ruang tamu yang sepi.

Tak lama kemudian, Nyonya Heni turun dari tangga. Suaranya terdengar tajam, penuh amarah dan kekecewaan. “Yardan benar, Diana. Kau dan keluargamu telah mencoreng nama baik keluarga kami. Aku tidak tahu harus menaruh wajahku di mana saat bertemu keluarga besar. Semua orang bertanya tentang ibumu yang sekarang dirawat di rumah sakit jiwa. Apa kau tahu betapa memalukannya itu untukku?”

Diana hanya bisa menatap mertuanya dengan mata penuh air mata. “Maafkan aku, Ma. Aku tidak tahu semua ini akan terjadi, aku tidak tahu apa yang Mama sembunyikan selama ini. Aku pun terkejut...”

“Terkejut?” Nyonya Heni mendengus sinis. “Kau seharusnya tahu dari awal siapa ibumu. Tapi kau tetap membiarkan anakku menikah denganmu. Sekarang lihat akibatnya, keluarga kami jadi bahan tertawaan. Kau membawa sial ke dalam rumah ini, Diana.”

Kata-kata itu membuat dada Diana sesak. Ia mencoba menahan tangisnya, tapi air mata terus mengalir tanpa bisa ia cegah. “Aku mohon, Ma. Jangan salahkan aku. Aku juga terluka dengan semua ini. Mamaku bukan orang jahat. Dia hanya tidak waras untuk sementara waktu, dia...”

“Cukup!” seru Nyonya Heni keras. “Aku tidak mau mendengar pembelaanmu. Mulai sekarang, jaga jarak dengan keluargamu. Aku tidak mau ada satu pun orang tahu bahwa ibumu itu masih kau jenguk. Kalau berita itu semakin besar, aku sendiri yang akan meminta Yardan menceraikanmu!”

Diana terdiam. Tubuhnya seolah kehilangan tenaga. Matanya menatap kosong ke arah lantai. Ia ingin membalas, ingin berteriak bahwa dirinya tidak bersalah, tapi semua kata tertelan oleh rasa sakit yang membelenggu.

Yardan yang berdiri di dekat tangga hanya menatap istrinya dengan tatapan dingin. "Mama benar. Untuk saat ini, sebaiknya kau jangan keluar rumah dulu. Aku tidak mau nama keluarga ini semakin rusak karena tingkahmu.”

“Tapi, aku harus ke rumah sakit. Mama sendirian di sana...”

“Dia bukan tanggung jawabku!” potong Yardan kasar. “Dia sudah cukup menghancurkan hidup banyak orang. Sekarang, jangan sampai dia menghancurkan hidup kita juga.”

Diana akhirnya tak mampu menahan air matanya lagi. Ia menangis terisak, jatuh berlutut di lantai. “Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mama tidak seburuk itu, dia hanya takut...”

Namun baik Yardan maupun Nyonya Heni tidak memperdulikan ucapannya. Mereka meninggalkan Diana yang masih menangis di ruang tamu, sementara di luar, hujan turun semakin deras.

Malam itu, Diana duduk sendirian di sudut ruangan, menatap foto pernikahannya yang tergantung di dinding. Wajahnya yang dulu penuh kebahagiaan kini hanya tampak kosong dan hancur.

Ia menyadari sesuatu, bahwa bukan hanya ibunya yang kehilangan kewarasan karena masa lalu, tapi perlahan, ia sendiri sedang kehilangan pegangan hidupnya.

Tangannya meremas erat gaunnya sambil berbisik pelan, “Kalau semua ini memang salah Mama, kenapa aku yang harus menanggung akibatnya?”

Hujan malam itu seolah menjadi saksi bisu betapa hidup Diana kini berubah menjadi penderitaan tanpa ujung, antara cinta, aib, dan rahasia kelam yang tak pernah ia pahami sepenuhnya.

***

Sementara itu, suasana rumah Fira malam itu terasa tegang. Fira duduk di ruang tamu dengan wajah kesal, sementara Dion berdiri di hadapannya dengan nada suara yang mulai meninggi.

“Fira, aku tidak bisa membiarkan Mama sendirian di rumah sakit jiwa. Aku anaknya, aku harus menjenguk dan mengurus mama,” ucap Dion dengan nada tegas.

Fira langsung menatap tajam suaminya, lalu menepuk meja di depannya dengan keras. “Kau sudah gila, Dion?” serunya. “Kau tahu aku sedang mengandung anakmu! Aku tidak mau kau membawa penyakit gila itu ke rumah ini! Aku tidak mau anakku tertular dari keluargamu yang sudah kehilangan akal!”

Dion terdiam sejenak, wajahnya berubah merah karena marah. “Fira, jangan bicara seperti itu! Mama hanya sedang sakit, dia butuh kita. Kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya!”

Namun Fira malah tertawa sinis. “Oh, jadi sekarang aku yang salah? Aku ini istrimu, Dion! Aku sudah menanggung semua beban keluargamu! Aku yang menutupi semua aib ibumu di depan teman-temanku, aku yang menjaga nama baikmu di dunia bisnis! Dan sekarang, kau lebih memilih ibumu yang gila daripada aku dan anakmu?”

Dion mengepalkan tangannya. Ia ingin membantah, tapi bentakan Fira berikutnya membuatnya terdiam.

“Kau lupa siapa yang membiayai bisnis keluargamu saat semuanya hampir bangkrut, Dion? Kalau bukan karena aku, mungkin sekarang kau sudah kehilangan segalanya! Jadi, kalau kau masih mau mempertahankan rumah tangga ini, jauhi ibumu! Aku tidak mau satu pun hubungan dengan wanita itu, mengerti?!”

Kata-kata itu membuat Dion tidak sanggup menjawab. Ia menatap istrinya lama, seolah mencari sisa belas kasihan dalam hatinya, namun yang ia lihat hanyalah ketakutan dan ego.

Akhirnya, Dion menarik napas panjang, menunduk pasrah. “Baiklah, aku tidak akan memaksakan diri. Tapi jangan pernah larang aku untuk mencintai ibuku, Fira.”

Fira tidak menjawab. Ia hanya berbalik, meninggalkan Dion yang kini berdiri kaku dengan hati terpecah, antara kewajiban sebagai anak dan ketakutan kehilangan rumah tangganya.

1
Dewi Ajah
semoga elma n amar selalu berbahagia
Arin
/Heart/
Nie_Ayu
👏
Nie_Ayu
👏👏👏
Dewi Ajah
biar mengalir aja el
Dewi Ajah
keren lah elma.. bisa berkata tegas sama dion n mak nya.. biar makin gila mereka🤭
Sunaryati
Lanjuut
Arin
Biar mereka yang jahat mendapatkan apa yang mereka lakukan Elma.
Sekarang tinggal dirimu menyongsong bahagia tanpa ada bayang masa lalu yang menyakitkan
Lisa Yacoub
ceritanya bagus, thor.
Lisa Yacoub
tadi Amar naik motor, kok sekarang naik mobil, thor?
Sunaryati
Kok yang pergi Yardan, apa mereka tinggal di rumah Diana? Kehancuran kamu perlahan namu pasti sudah berjalan Diana, Dion dan Fira juga sudah , nikmati saja
Sunaryati
Karma itu datang pada orang yang mengabaikan pepatah yang kita tanam nanti kita tuai jugs
Sunaryati
Mana sikap percaya diri dan kesombongan kamu Diana?
Dwi Agustina
Karma dibayar satu persatu👍
Sunaryati
Itulah jika hidup bergantung pada orang-lain walaupun itu suami atau istri, apalagi perangai kalian sebelumnya buruk, maka tidak ada yang percaya. Nikmatilah buah perilakumu pada Elma dan orang- orang yang pernah kau kecewakan Ratna Dion, dan Diana
Sunaryati
Mantaaap lanjutkan Amar hentian Dion melalui istrinya Fera dan jangan lupa Diana yang menyiksa Elma sampai keguguran, yo tak tunggu aksimu
Sunaryati
Dion dan Disna tidak akan mendapatkan apapun dari Elma
R Ni: mereka akan mendapatkan kehancuran
total 1 replies
Sunaryati
Aku juga menantikan momen itu Amar. Mertua kejam dan angkuh ternyata melakukan pembunuhan di mass lalu. Setelah itu bisnis ilegal Fera dibongkar. Makin seru.
R Ni: setelah ini akan ketahuan
total 1 replies
Sunaryati
Amat pinter membuat lawan ketakutan, bener makin lama Ratna aka depresi berat dan gila. Membuat Repot anak- anaknya.
R Ni: dan anaknya akan penasaran 👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Amar mmg lawan yg sepadan biar g berasa aling diatas sj👍
R Ni: iya kakak🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!