NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO
Popularitas:103.3k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JUMAT BERKAH

Jumat pagi, seperti biasa di halaman masjid dan villa keluarga. Banyak orang mengantri untuk mendapatkan paket sembako gratis.

Tidak itu saja, bangunan kantin untuk makan gratis juga penuh oleh antrian. Tak ada perbedaan, semua.dilayani dan dapat jatah makanan.

Seorang kakek tua dituntun Ikhsan ke tempat duduk. Sementara kakaknya mengambilkan nasi dan lauk untuk kakek itu.

"Tunggu ya Kek!" ujar Ikhsan.

"Iya, Cu!" sahut pria tua itu gemetar.

Di bagian sembako, pria dan wanita dipisah. Banyak ibu-ibu yang membawa anak-anak kecil dalam gendongan. Bahkan ikut antrian.

"Subhanallah Bu, bawa anak empat?' geleng Fauziah yang juga membagikan sembako di bagian wanita.

"Iya habis nggak ada yang jaga. Takut keluyuran terus ada yang kehilangan. Anak-anak saya yang dituduh lagi!" jawab ibu itu.

Fauziah hanya mengangguk, satu kantung isi sembako dibagikan. Wanita itu mengucap hamdalah dan terimakasih lalu pergi dari antrean.

Sementara di dalam vila, anak-anak duduk dan menyaksikan ratusan orang mengantri sembako.

"Apah ... Apah Pecel!" panggil Hamzah pada Exel.

"Iya Baby," sahut pria itu.

"Apah ... Allah tan Baha Taya. Tot piyalin mahlutna pipiyaltan Mistin?" tanya Hamzah bingung.

Exel terdiam, tatapannya ikut menelusuri barisan orang-orang yang menunggu sembako. Ia pun menarik Hamzah duduk di pangkuannya.

"Baby, Allah itu Maha Kaya dan Maha Adil. Kemiskinan itu bukan karena Allah tidak sayang. Tapi supaya manusia belajar saling menolong, saling peduli. Allah mau lihat, siapa yang mau berbagi dan siapa yang menutup mata!" jawabnya.

"Beututup bata?" tanya Hamzah mengerutkan dahi.

"Patsuna Piya Popo?" lanjutnya bingung.

"Bukan, Baby," jawab Exel sambil tersenyum.

Hamzah menyandarkan dirinya ke dada Exel yang bidang. Pria itu mencium lembut pucuk kepala Hamzah yang wangi jeruk.

"Tutup mata di sini artinya tidak peduli sesama yang lainnya," jawab Exel.

"Tapi bener juga sih. Kalau tidur kita kan nggak peduli sama apapun!' imbuhnya lagi.

'Tasihan ya, Pah!" sahut Ali yang ada di sisi Jamila. Exel mengangguk setuju.

Semua bayi tengah menonton orang-orang yang mengantri. Tak lama, Seroja datang bersama dengan beberapa anak angkat Bart. Setelah mengucap salam, ia ke dapur.

"Mama Roja bawain kue Bika Ambon!" Seroja meletakkan sepuluh kotak isi kue Bika Ambon.

"Wah ... Wanginya sampai ke sini!" seru Terra lalu membuka kotak.

"Masih sedikit hangat Ma," ujar Seroja lalu mengambil gelas dan menuangkan air dari teko.

Seroja duduk di kursi bar yang tak jauh dari dapur. Meminum air yang tadi diambilnya. Issa datang padanya dengan langkah terkadang sempoyongan.

"Ata' Oja ... Ata' Oja!" serunya.

"Iya, Baby?" Seroja meletakkan gelas di meja bar dan mengambil Issa lalu memangkunya.

"Ada apa Baby?" tanyanya sambil mencium gemas pipi gembul Issa.

"Ata' ... Ata' hayus beumuntut Benpa Landolo!" seru Issa tiba-tiba.

"Hah, apa?" Seroja mengerutkan keningnya.

"Itu Ata' ...heeehhh!"Issa menghela nafas panjang.

"Coba ceritakan Baby, apa yang terjadi?' tanya Seroja gemas.

"Woh ... Ata' pidat pahu jita pi mumah imih lada tasus peusan?" tanya Issa dengan mata lebar.

"Kasus besar?" Seroja menggeleng.

Lagi-lagi Issa menghela nafas panjang, ia berdecak. Seroja makin gemas, ia menciumi bayi itu lagi.

"Ata'. Saa pesliyus!" dengkus Issa kesal.

Seroja menahan tawa, ia membelai rambut halus Issa.

“Baiklah, coba jelaskan, kasus besar apa Baby?”

"Pola Antel.Mumal.ilan Ata'!" jawab Issa dengan.mata besar.

'Bola Uncle Umar hilang?" Issa mengangguk.

"Peulnata ... Benpa Landolo yan bambil polana!" lanjutnya yakin.

"Grandpa Andoro ambil bola uncle Umar?"

"Wiya ... Saa yatin. Benpa Landolo pawa polana pampay tutup leslatan! Pati talena pidat lada yan payin pola. Benpa pawa pulan ladhi!" sahut Issa sangat yakin.

Seroja tersenyum mendengar BAP versi Issa.

'Jadi Baby mau gimana?" tanya Seroja.

'Beumuntut Benpa!"

"Dengan pasal apa?" tanya Seroja memancing kecerdasan bayi itu.

"Pasal?" tanya Issa menatap Seroja bingung.

"Iya, Baby harus tau jika ingin menuntut Grandpa Andoro. Baby harus tau pasal berapa yang dilanggar oleh Grandpa!" jawab Seroja lagi.

"Pasal peulapa? Beumana pasal bana yan suwal pola yan pisuli?" tanya Issa tak mengerti.

Seroja tertawa mendengar pertanyaan Issa. Sungguh Issa bisa jadi pengacara handal nantinya.

"Baby, jika Baby menuduh seseorang. Harus ada bukti dan saksi!" jelasnya lagi.

"Butti mama satsi ... Ipu pa'a Ata'?" tanya Issa.

"Bukti itu barang yang diduga dicuri dan saksi yang melihat Grandpa Andoro mencuri!" jawab Seroja.

"Talaw butti ... Polana lada pi tanan Benpa. Pati satsi Benpa beunsuli ...," Issa menghentikan ucapannya.

'Nggak boleh bohong ....'

"Saa dat bolon Ata'! Polana beuman pi tanan Benpa!" bantah Issa.

"Bola memang ada di tangan Grandpa tapi bukan berarti Grandpa mencurinya, Baby," jelas Seroja lalu kembali mencium pipi bulat Issa.

"Kalau pun Grandpa mencuri. Tidak mungkin Grandpa membawa kembali bola itu,' lanjutnya menjelaskan.

Issa masih manyun, kedua alisnya bertaut.

“Pati polana beuman pi tanan Benpa... yan pawa pi tutup leslatan!” ulangnya lagi keras.

Seroja menahan tawa. “Baby... coba pikir, apa Grandpa kuat pergi ke kutub selatan sendirian?”

"Lalu apa Baby lihat kalau Grandpa pergi ke kutub Selatan?" tanyanya lagi.

Issa diam, ia memang hanya berasumsi.

"Baby tau tidak kalau menuduh tanpa bukti itu ada hukumannya?" ujar Seroja.

'Lasa buttina Ata'!" kekeuh Issa.

"Bola di tangan Grandpa bukan bukti Baby. Bukti itu kalau Baby lihat sendiri Grandpa mengambil bola Uncle Umar," ujar Seroja.

Andoro turun dari lantai atas, sebentar lagi adzan berkumandang. Seroja memanggilnya.

'Papa, sini deh!" panggil Seroja.

"Ada apa Baby?" tanya Andoro.

Seroja pun bertanya perihal bola Umar. Andoro menghela nafas panjang, ia pun menjelaskan jika bola Umar ia temukan di teras depan.

'Nah dengar sendiri, Baby?" Issa mengangguk.

"Sekarang apa tuduhan Baby benar?" Issa menggeleng.

"Kalau begitu harus apa?" tanya Seroja.

"Baaftan Saa Benpa ... Saa puduh Benpa beumpalannan!' ujar Issa meminta maaf.

'Oooh Baby, Grandpa pasti memaafkanmu. Tapi lain kali, bertanya dahulu biar tidak asal tuduh ya!" ujar Andoro.

"Siyap Benpa!" sahut Issa.

"Ayo sini ke masjid sama Grandpa!" ajak Andoro.

Issa langsung menerjang ke pelukan Andoro. Keduanya pun pergi ke masjid untuk sholat Jum'at berjamaah.

Selesai jumatan, semua anak yang tidak bekerja atau masih sekolah harus tidur siang. Issa ingin tidur bersama Andoro. Tentu Luisa setuju walau harus berdebat dengan Indah, ibu Issa.

"Biar Baby sama kami ya," pinta Luisa dan Indah harus setuju.

Seroja ingin kembali ke firma, Dimas menatap gadis itu lama. Setelah doanya untuk Tiana kandas karena gadis itu bertunangan dengan pria lain. Ia pun mengganti doanya, ia mencari jodoh.

"Sepertinya Seroja cantik ... Dan cocok kujadikan istri," gumamnya dalam hati.

Bersambung.

Ah ... Setujukah Readers?

Next?

1
Nancy Nurwezia
ayo paklek dimas, dilamar cepat sebelum diambil orang..
Nur Lailla
semoga dimas ama seroja berjodoh aamiin,hukum berat Nanda mantu kurang ajar
Raisya Almira
Gak lah patlet Mimas...justru kayaknya lebih bersinar deh...karna ada dukungan dari pasangan...ayo dong patlet...💪
Nengs
ketinggalan aku kak may baru baca ini pdhl setiap hari ditengokin notif'a ga ada😄 mks semangat😍😍
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan diredupkan, Dimas. dukunglah seroja agar semakin bersinar terang
Lia Fitria
Wah kali ini ga perlu nguping & laporan sama onty Za ya baby😄😄
Lia Fitria
Bukan lagi di suapin makanan baby 🤭🤭
Eni Istiarsi
wah Paklek kok ragu gitu
Zay Zay
patlet mimas janan beunyelah pulu don,atuh beundutung muh.💪💪💪💪💪
nurry
lanjutkan menjodohkan mereka kakak, kan ata' Seroja juga ada rasa pada paklek Dimas pliiisss 🙏👍💪❤️
nurry
lanjut terus kak Maya 🙏💪❤️
nurry
aah paklek Dimas kenapa ragu, ayolah maju terus mdh2an ata' Seroja akan tetap bersinar👍💪❤️
nurry
hmmm yg lagi kasmaran🤭🤭🤭
nurry
😄😄😄😄😄
nurry
para kurcaci ikutan kepo 🤭🤭🤭
nurry
hahahaha ata' Kean, polos amat sih 😄
nurry
hadeuuhh papa Idal,kenapa nge gas terus🤦🤦🤦
Atik Marwati
kalo ditempatku namanya jalan tikus thor🤭
nurry
nah ketangkep kan 😄😄😄
Atik Marwati
🤣🤣🤣ga jadi kaburkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!