NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04. Edward

FLASHBACK ON

Setelah Susan keluar dari bilik kamar mandi, dia segera mencuci tangannya di wastafel dekat jendela besar yang mengarah langsung ke pantai.

Namun seseorang langsung membungkam mulutnya dari belakang. Susan terkejut dan segera melihat siapa orang itu melalui cermin di atas wastafel, ada tiga orang di belakangnya. Satu orang bertubuh tinggi besar dan gagah, wajahnya begitu tampan dan Susan sangat mengingat wajah itu. Tatapan laki-laki itu begitu tajam.

"Edward!" Pekiknya berusaha melepaskan tangan besar yang membungkam mulutnya.

Tapi tenaga Susan bukanlah apa-apa di bandingkan laki-laki yang dia panggil Edward.

Pandangan Susan mulai kabur, dia sadar pasti sapu tangan yang di gunakan ini sudah di beri bius.

Sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri, Susan melihat laki-laki yang dia panggil Edward itu menyuntikkan sebuah cairan ke lengannya. Lalu semua gelap gulita. Susan tak sadarkan diri.

FLASHBACK OFF

******

Sebuah markas bawah tanah di tengah hutan. Yang tak mungkin di ketahui oleh siapapun dan tak akan bisa terbaca oleh satelit musuh. Duduklah seorang lelaki dengan angkuh dan sombong di sebuah kamar mewah yang besar. Menyedekapkan kedua tangannya dan menyilangkan kakinya.

Tatapanya tajam dan begitu dalam, siapapun yang melihatnya pasti akan tertunduk ketakutan. Aura yang mendominasi begitu memancar dari wajahnya.

Wajahnya begitu tampan dengan mata hijau pudar yang siap menerkam siapapun. Setelan jas hitam mengkilap yang dia pakai menambah aura mendominasi siapapun yang dia mau.

Dia duduk dan menatap seorang wanita yang tangan kananya sengaja dia borgol di pinggiran ranjang. Sedangkan tangan kirinya di biarkan bebas dan sedang menghapus air mata yang sedari tadi mengalir.

"Apa kita sudah bisa bicara?" Tanya lelaki itu.

Wanita itu mendongak namun tak mampu menatap lawan bicaranya.

"Susan!" Panggil lelaki itu.

Ya, wanita itu adalah Susan. Setelah di culik dari kafe, dia di bawa ke markas ini. Saat tersadar tangan kanannya sudah di borgol di ranjang. KIni Susan hanya bisa duduk di tepian ranjang sambil menangis.

"Apa mau mu, Ed?" Akhirnya Susan membuka suara.

Lelaki itu tersenyum tipis saat Susan menyebut namanya lagi. Karena tak ada yang berani memanggilnya 'Ed' kecuali Susan.

Lagi pula siapa yang berani memanggilnya hanya dengan sebutan 'Ed'? Sedangkan dia adalah raja mafia di beberapa negara. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dia punya, dia mampu menghancurkan sebuah negera jika dia mau.

'Macan hitam' itulah sebutan para mafia untuk dirinya. Semua orang menghormati dan menakutinya. Sebab dirinya pula yang menguasai pasar gelap selama ini. Dan tak segan membunuh siapapun yang dia anggap sebagai hama.

Edward Alarick, siapa yang tak kenal dengannya.

Di kamar yang besar dan mewah itu, Edward duduk di sebuah sofa hitam belundru yang besar. Duduk di depan Susan yang masih menangis.

"Tenangkan diri mu, baru kita bicara!" Kata Edward.

"Hubungan kita sudah selesai dan aku sudah mempunyai suami, kau tidak bisa seperti ini pada ku!" Kata Susan.

"Kenapa tidak?" Tanya Edward dengan menatap tajam.

Susan menarik nafas dalam. "Bukan kah kau sudah bersenang-senang dengan wanita jalang itu!"

"Aku sudah menjelaskan berulang kali pada mu soal itu bahwa aku tidak pernah menghianati mu, Susan."

Susan tertawa ketir. "Lalu bagaimana dengan video panas itu? Bukankah kau menikmatinya?"

"Video itu palsu dan aku sudah membunuh mereka!" Edward menjawab Susan dengan santai sedangkan Susan terlihat menggebu-gebu dan ingin melepaskan diri dari borgol itu.

"Aku lelah dengan sikap mu, aku benci dengan pekerjaan mu, aku tidak suka dengan dunia mu. Kalian seperti binatang yang saling membunuh!" Umpat Susan.

"Kau menikah dengan Peter, bukankah itu sama saja? Kau masih di lingkaran setan ini!"

"Aku menikah dengan Peter karena wasiat dari ayahku!" Kata Susan.

"Tidak! Kau menikah dengan Peter karena kau marah padaku, kau merasa di khianati dan kebetulan ada surat wasiat itu. Aku tau kau masih mencintai ku saat itu kan?" Edward tersenyum tanda kemenangan.

Dulu sebelum Susan menikah dengan Peter. Dia menjalin hubungan dengan Edward selama 5 tahun terakhir. Walaupun sikap Edward dingin dan suka mendominasi, tapi hubungan mereka berjalan dengan baik. Bahkan di restui oleh almarhum Ayah Susan.

Namun, malam itu. Susan mendapat kiriman video panas Edward dengan dua orang wanita. Mereka melewati malam yang panas dan penuh gairah. Video itu jelas memperlihatkan Edward sangat menikmati permainan itu. Membuat Susan muak dan jijik melihatnya.

Selama ini Edward tak pernah menyentuh Susan seintim itu. Dia selalu menjaga kehormatan Susan dan kepercayaan yang di berikan almarhum Ayah Susan.

Susan juga menerima alamat hotel tempat Edward bersama kedua wanita itu. Malam itu juga dia segera menuju alamat yang di beri.

Sesampainya disana, dia melihat Edward sudah keluar dari hotel dengan rambut yang kocar-kacir dan segera masuk ke mobilnya.

Susan hendak menghampiri dan menghakimi Edward malam itu. Namun langkahnya terhenti saat dia menerima telpon bahwa ayahnya di serang oleh sekelompok orang tak di kenal.

Susan segera pergi dari hotel dan menuju ke perusahaan tempat ayahnya menginap malam itu. Namun, dia terlambat. Ayahnya sudah bersimbah darah dan tak bernyawa. Disana juga sudah ada Tuan Sanders dan Peter.

Disitulah mereka menemukan surat wasiat yang meminta Susan untuk menikah dengan Peter. Susan hancur malam itu. Dunianya seakan berhenti dan dirinya tenggelam begitu dalam, hingga membuat dadanya sesak dan sakit bernafas. Susan merasa semua sangat sulit di cerna.

Baru saja dirinya patah hati karena di khianati oleh Edward, kekasihnya. Sekarang dia harus kehilangan ayahnya, satu-satunya keluarga yang dia punya.

Pikirannya kalang kabut tak karuan. Susan berulang kali membaca surat wasiat ayahnya sebelum meninggal. Surat yang memintanya untuk menikah dengan Peter agar ada orang yang menjaga dirinya.

Semalaman dia tak bisa tidur di samping jenazah ayahnya. Sampai akhirnya, setelah pemakaman dia memutuskan untuk bersedia menikah dengan Peter.

"Aku membawa mu kesini bukan untuk membahas itu!" Kata Edward membuat Susan tersadar dari lamunannya.

"Kau selalu seperti itu, Ed!" Kata Susan.

"AKU TIDAK PERNAH MENGKHIANATI MU!" Ucap Edward penuh dengan penekanan.

Susan mulai menangis lagi, perasaannya campur aduk tak karuan.

"Aku ingin kau membuat kesepakatan dengan ku!" Sambung Edward.

"Apa?" Tanya Susan.

"Aku tau kau sedang mencari siapa yang telah mensabotase mobil mu dan Alpha Group sedang di ambang kehancuran, benar kan?"

Susan tak menjawab perkataan Edward. Dia hanya mematung dan mendengarkan Edward bicara, karena dia tau, Edward tak suka jika sedang bicara ada yang menyelanya.

"Aku punya dua pilihan untuk mu. Pertama, aku akan membantu mencari siapa orang itu dan membantu Alpha Group sampai kalian sukses lagi tapi kau tidak boleh mengandung anak Peter. Atau, kedua kau melayani ku malam ini!"

Sontak Susan terkejut dan membulatkan mata. "Ku rasa kau sudah gila, Ed!"

"Aku gila karena mu, Susan!" Jawab Edward.

Susan begitu marah dan meronta-ronta ingin di lepaskan dari borgol yang mengikat tangan kanannya.

"Aku yakin kau tidak mungkin memilih pilihan kedua, jadi aku menyuntikkan depogeston ke tubuh mu agar kau tidak mengkhianati ku." Sambung Edward.

Air mata Susan semakin deras. Dia ingin berteriak namun tenggorokannya terasa sakit dan tercekat. Tak bisa mengeluarkan suara lagi. Hatinya hancur. Jiwanya marah. Darahnya seakan mendidih naik sampai ke ubun-ubun.

"Kau badjingan, Ed! Kau bahkan tak meminta ijin dulu padaku!" Kata Susan dengan suara serak yang tersisa.

Susan jelas tau apa itu cairan depogeston. Cairan yang di suntikan untuk mengatur hormon progestin menunda kehamilan. Susan suka membaca buku-buku medis.

"Bukankah kesepakatan ini menguntungkan mu?" Kata Edward.

Edward mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang. "Masuk!" Perintahnya di telpon.

Tak lama, masuklah seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar dan gagah. Itu adalah James, asisten Edward. Susan mengenalinya dengan baik walaupun sudah 2 tahun tak bertemu.

"James, itu berlaku 3 bulan kan?" Tanya Edward.

"Betul, Tuan." Jawab James mengangguk hormat.

"Baiklah, bari aku waktu 3 bulan untuk membuktikan pada mu, Susan." Kata Edward.

"Apa maksud mu?" Tanya Susan.

Edward terlihat menghela nafas berat, seakan malas untuk menjelaskan panjang lebar pada Susan. Sontak dia memberikan kode pada James untuk menjelaskan pada Susan.

"Begini Nona Susan, saat kami melakukan peretasan di perusahaan Nona, di Kota Tabalo. Kami menemukan sesuatu yang janggal disana. Beberapa transaksi yang mencurigakan dan sudah ada virus yang di masukkan sebelum kami melakukan peretasan." James mulai menjelaskan.

"Kemungkinan besar andalah target mereka, hal itu di buktikan dengan kecelakaan yang anda alami." Sambung James.

"Mereka siapa?" Tanya Susan.

"Kami sedang menyelidikinya, Nona." Jawab James.

"Aku tidak mengerti apa mau mu sebenarnya, Ed. Kau melakukan penyerangan pada bisnis ku, tapi sekarang kau malah memaksa ku dengan kesepakatan yang sepenuhnya menguntungkan diriku?"

"Tidak ada jawaban lain selain aku masih mencintai mu!" Kata Edward masih santai di tempatnya duduknya.

"Jadi sekarang kau ingin melindungi ku dari musuh ku? Tapi kenapa aku tidak boleh mengandung?" Susan menaikkan suaranya beberapa oktaf.

Edward mulai berdiri. Berjalan hingga di depan Susan yang penuh amarah. Berhenti tepat di depan Susan. "Karena aku cemburu!" Kata Edward dengan dingin dan menatap Susan yang masih duduk di tepian ranjang.

"Ini tidak adil!" Susan ikut berdiri, berhadapan dengan Edward.

"Kau juga tidak adil padaku. Kau tidak mau mendengar penjelasan ku, padahal kau tau seberapa aku berusaha untuk itu sebelum hari pernikahan mu dengan Peter. Jadi kita impas sekarang!"

"Biarpun kau sudah menyuntikku, aku tetap tidak setuju dengan kesepakatan ini!" Kata Susan tak mau kalah.

"Itu artinya kau membiarkan Peter di penjara! Aku sudah membom kafe tempat kalian, sekarang kepolisian dan pemerintah pasti sedang mengusut masalah itu dan Peter lah yang akan di sudutkan oleh mereka. Kau tau bagaimana mereka akan memeras mu. Kalian tidak mungkin bisa membayar mereka dengan kondisi Alpha Group yang sekarang kan?"

Susan kalah telak, tak dapat berkutik. Ternyata Edward sudah merencanakan semuanya begitu matang. Membuat Susan mau tidak mau harus setuju dengan kesepakatan itu.

Sudan kembali duduk di ranjang dengan menutup kedua matanya menggunakan tangan kirinya. Dia tau, dia tidak bisa melawan Edward, dia bukan tandingannya.

Susan langsung memikirkan jalan keluarnya. Dia berpikir bahwa kesepakatan ini tidak begitu buruk karena memang menguntungkan dirinya. Dengan kesempatan ini pula dia bisa menyelamatkan Alpha Group, Peter dan Tuan Sanders tak perlu bekerja terlalu keras lagi. Dan terakhir, dia bisa menyelamatkan Peter dari jeratan para tikus-tikus berdasi itu.

"Kau masih sama saja, Susan. Lemah, cengeng, tak berdaya! Itu sebabnya kau menjadi target mereka!" Kata Edward.

Susan tak menjawab, karena dia merasa perkataan Edward memang benar.

Akhirnya, mau tidak mau, Susan menyetujui kesepakatan itu. Membuat Edward tersenyum kemenangan. Sebernarnya Susan tau, pasti Edward akan mendominasi dirinya lagi seperti itu dan membuat dirinya seperti boneka.

Edward juga membuat skenario penyelamatan Susan dari para penculik. Membuat dirinya seakan pahlawan kesiangan bagi Keluarga Sanders.

Edward yang mengantar Susan kembali ke mansion. Selama perjalanan Susan dan Edward saling berdiam diri di keheningan. Susan masih berusaha damai dengan keadaan. Tangan kirinya memegangi tangan kanannya yang merah memar karena di borgol.

Edward yang melihat itu hanya melirik. Pasti dia pikir itu hanya luka kecil bagi seorang mafia seperti dirinya.

Saat akan memasuki gerbang mension, para pengawal yang bertugas memeriksa mobil Edward, karena begitulah peraturannya. Namun Susan segera membuka kaca mobil dan mengatakan dia ingin segera masuk.

Para pengawal itu pun segera membukakan gerbang dan mempersilahkan mobil mereka masuk.

"Pastikan Peter pulang malam ini!" Kata Susan sebelum dia keluar dari mobil.

'Pastikan juga tak ada yang tau kesepakatan kita sampai aku membereskannya." Kata Edward.

Susan tak menjawab. James segera membukakan pintu mobil untuk Susan dan Susan segera keluar karena tak ingin berlama-lama dengan Edward.

Saat Tuan Sanders melihat Susan, dia menangis dan memeluk Susan. Tuan Sanders langsung jatuh sakit saat mendengar Susan di culik. Beruntung Dokter Joshua segera datang dan memberikan penanganan yang cepat.

Namun Susan segera berpamitan dengan alasan kelelahan dan ingin segera beristirahat. Dia juga menolak Dokter Joshua yang ingin memeriksa keadaannya.

Edward pun menjalankan rencananya. Dia memberikan beberapa mayat kepada Tuan Sanders sebagai kambing hitam atas skenarionya.

Mengatakan bahwa dia sudah membereskan semuanya dan mereka hanyalah mafia golongan bawah yang sedang mencari jati diri. Edward juga menawarkan diri untuk membantu Peter terlepas dari kepolisian.

Tentu saja Tuan Sanders setuju. Karena dia menyadari dirinya sangat membutuhkan bantuan itu dari Edward. Di samping badannya yang tak sehat lagi, dia sadar bahwa dirinya tak akan mampu menangani kepolisian dan pemerintah sendirian.

Malam itu, Edward berpamitan pada Tuan Sanders untuk segera membereskan masalah Peter.

Edward segera keluar dari mension yang megah dan mewah itu. Saat di dalam mobil, Edward menyuruh James untuk menelpon seseorang agar melepaskan Peter malam ini juga.

Ya, sebenarnya yang menahan Peter di kepolisian adalah anak buah Edward. Edward benar-benar merencanakan semuanya dengan matang. Membuat Susan tak berkutik dan harus menyetujui kesepakatan dengannya.

"Susan, Susan.. Kau bertambah cantik, tubuh mu juga semakin seksi. Aku jadi iri dengan Peter yang bisa menikmati tubuh mu." Kata Edward memandang keluar mobil.

James yang duduk di kursi depan saling melirik dengan sang supir. Mereka semua tau seberapa cintanya Edward pada Susan. Dimana sudah 2 tahun ini pula, Edward selalu melampiaskan kekesalannya pada para musuhnya.

Dengan mencabik-cabik tubuh mereka, menembaki berulang kali walaupun musuhnya sudah mati, kadang juga memutilasinya menjadi puluhan potongan daging.

Bersambung...

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!