Saya Alona

Informasi tentang keahlian dokter Alona semakin meluas. Banyak orang memilih berobat ke rumah sakit tentara tempat Alona bekerja dari pada membuang biaya yang banyak untuk keluar negeri.

Hari ini ada satu pasien anak remaja yang orang tua yang Alona, Zaki dan Soni kenal juga Cila. Yang datang dengan keluhan ada benjolan di dekat payudaranya. Alona di informasikan bahwa ada pasien yang dirujuk dari kalimantan pasien dokter Alona.

Begitu kagetnya Alona bahwa yang di maksud oleh teman medisnya adalah anak dari bapak dan ibu Stevan.

"Dokter tolong anak saya."

"Dokter Alona kan? tolong Leni anak kami. Dokter orang baik."

"Sabar ya ibu. Saya berusaha menolong Leni. Adiknya Luca?"

"Iya dokter ini adiknya Luca, tetapi tidak usah kita bicarakan anak itu dia sudah menghilang lama."

"Maafkan saya ibu dan bapak. Tetapi rekam medis Leni dari dokter di kalimantan ada?" Orangtua Leni pun menyerahkan. Hasil pemeriksaan ada pembengkakkan di bawah ketiak dekat ke payudara. Alona meminta keluarga mengurus administrasi ruangan. Dan ada orang misterius yang menolong keluarga ini dari kalimantan sampai Jakarta yang juga mengurus administrasi rumah sakit buat Leni dan Keluarga. Sementara pemeriksaan lengkap sedang dilakukan. Hasilnya akan dievaluasi oleh tim untuk menentuan jadwal operasi.

sebelum pulang, Alona sudah mendapat pemeriksaan darah lengkap dan CT Scan dari Leny anak dari bapak dan ibu Stevan. Datanya sudah berada di ipadnya bekerja. Akan dia pelajari dan besok mereka akan mengevaluasi tim yang menangani operasi nanti.

Vier sudah menjemput Alona. Begitu Vier masuk lobi rumah sakit. Sosok misterius itu melihat Vier dari Jauh. Dikenal betul sosok perwira Angkatan darat dari pasukan khusus yang perna bertugas di kampungnya sebagai komandan posko perbatasan. Xavier Anthonio, Apa yang dia buat disini. Dari Jauh kelihatan dokter Alona mendekat kepadannya. Apakah mereka sudah menikah? Sosok misterius itu tersenyum. Ternyata kampungnya mempersatukan cinta mereka berdua. Alona dan Vier berpapasan dengan sosok misterius ini, namun mereka tidak mengenal siapa dia.

Besok hari selesai rapat bersama tim. Dokter Alona sebagai ketua tim akan bertemu dengan keluarga untuk menyampaikan kondisi benjolan itu dan jika mereka menyetujui untuk di angkat dengan menanda tangani surat pernyataan. Prosedur jika melakukan operasi.

Selesai memeriksa pasiennya di klinik selesai, dokter Alona langsung menuju ke ruangan Leny di ruangan yang mewah VIP. Alona ketika membaca rekam medis Leny, Alona baru tahu bahwa yang merujuknya ke seni adalah dokter Rebecca. Mantan dokter residennya. Anak kampung sampan juga.

"Selamat siang bapak dan ibu."

"Selamat siang anak dokter." Semua di jelaskan oleh Alona termasuk kemungkinan yang terjadi selama operasi atau sesudah operasi. Disitu juga ada pria misterius yang dikenal sebagai donatur keluarga bapak dan ibu Stevan. Mereka tahu bahwa orang ini adalah orang yang membei hasil kebun mereka kelapa sawit.

Setelah dijelaskan oleh dokter Alona, keluarga mengerti terutama Leny. Maka mereka menyetujui untuk dilakukan operasi.

"Besok pagi kita akan mulai melakukan operasi."

"Siap dokter."

"Sebentar malam batas makannya jam sembilan, kemudian puasa sampai selesai operasi. Mengerti Leny?"

"Iya dokter."

Sebentar malam akan ada dokter yang membantu kamu mempersiapkan diri buat operasi."

Alona sudah keluar dari ruangan VIP Leny. Sementara interpol mendapat berita bahwa salah satu komplotan mafia narkoba yang sedang dipantau sedang ada di Jakarta dan berkeliaran di kota ini. Informasi yang diperoleh, bahwa orangtuanya sedang membawa adiknya berobat.

Vier tidak tahu bahwa bapak dan ibu Stevan sedang ada di Jakarta, karena Alona semalam tidak menceritakan tentang pasiennya yang dari kampung sampan. Karena semalam Ethan rewel perutnya kembung membuat dia panas dan menangis sepanjang malam.

Hari ini dia pulang lebih cepat dengan dijemput oleh suaminya. Sampai di mobil dalam perjalanan pulang baru Alona cerita, betapa kagetnya Vier. Dia memberhentikan mobilnya di bahu kiri jalan.

"Adek kamu tahu anaknya bapak dan ibu Stevan siapa saja?"

"Leny dan Luca."

"Kamu tahu Luca jadi buronan interpol. Dan informasi yang mas terima bahwa Luca sedang berada di Jakarta. Kalau Leny dan bapak ibu Stevan ada di rumah sakit berarti Luca ada disekitar mereka."

"Tetapi tidak ada mas."

"Kamu harus hati - hati sayang." Vier mencium kening istrinya dan memeluknya erat - erat.

Operasi yang dijadwalkan pukul sembilan pun terlaksana. Pengangkatan tumor diketiak sebelah kiri Leny terangkat bahkan sampai ke jaringannya di putus. Hasil pemeriksaan, ternyata itu tumor adalah kanker stadium satu. Tidak ada pendarahan yang berarti, hanya pendarahan ringan saja. Leny masih dalam keadaan tidak sadar waktu di dorong ke ruangan yang disiapkan.

Sosok misterius ini hadir juga dalam menunggu adeknya. Dari kaca jendela lantai tiga dia bisa melihat banyak sekali polisi dengan baju pasukan lengkap. Mulai ada kecemasan. Dia pun mulai mentransfer uang seratus juta di rekening ibunya.

"Bu, saya sudah mentransfer sedikit uang di rekening ibu nanti digunakan biaya penyembuhan Leny dan biaya hidup bapak dan ibu.

Sosok misterius mulai menjauh dari bapak dan ibunya. Serta adiknya, sebenarnya dia berat namun ini harus dia lakukan. Sosok misterius tidak memperkenalkan namanya. Bapak dan ibu stevan tahu hanyalah orang yang sayang kepada keluarganya juragan sawit.