Hanya cerita fiktif belaka, jangan dijadikan keyakinan atau kepercayaan. Yang pasti ini adalah cerita horor komedi.
Awalnya dia hanyalah seorang ibu biasa tetapi saat dia kehilangan putrinya saat mengikuti masa orientasi penerimaan mahasiswi baru, dia tak tinggal diam. Kematian putrinya yang mencurigakan, membuatnya tak terima dan mencari tahu penyebab kematiannya serta siapa yang paling bertanggung jawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Tahun-Tahun yang Berlalu
Tahun-Tahun yang Berlalu
Tahun-tahun berlalu sejak petualangan mereka yang luar biasa di hutan Lakuk Kandang. Kedua putri Agni kini telah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan cerdas, mewarisi keteguhan hati dan rasa ingin tahu ibunda mereka. Rumah mereka masih dipenuhi dengan kenangan akan Anggi, namun kini kenangan itu diselimuti oleh kehangatan dan rasa syukur atas waktu yang pernah mereka miliki bersama.
Agni terus menulis, cerita-cerita fantasinya yang terinspirasi dari Lakuk Kandang semakin populer di kalangan anak-anak. la sering mengadakan sesi bercerita di sekolah-sekolah dan perpustakaan, berbagi tentang keajaiban alam dan pentingnya menjaga persahabatan, nilai-nilai yang ia pelajari dari para Kurcaci Hutan dan peri Aila. Melalui cerita-ceritanya, ia berharap dapat menanamkan rasa cinta dan hormat terhadap alam serta kepercayaan pada hal-hal yang tak terlihat pada generasi muda.
Kedua putrinya, Maya dan Sari (nama yang belum disebutkan sebelumnya), tumbuh menjadi gadis-gadis yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Maya, yang lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, bercita-cita menjadi seorang ahli biologi yang akan melindungi keanekaragaman hayati hutan-hutan di Indonesia. Sari, dengan jiwa seni yang kuat, menggunakan bakatnya untuk membuat lukisan dan ilustrasi yang menggambarkan keindahan alam dan makhluk-makhluk fantastis yang pernah mereka temui.
Mereka masih sering mengunjungi Kakek di kampung halaman. Setiap kali mereka berada di sana, mereka selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar hutan Lakuk Kandang. Meskipun mereka tidak pernah lagi bertemu dengan para Kurcaci Hutan atau melihat peri Aila, mereka selalu merasakan kehadiran mereka di sana. Hutan itu tetap terasa. istimewa, sebuah tempat yang menyimpan rahasia dan keajaiban.
Suatu sore, saat mereka sedang duduk di beranda rumah Kakek, menikmati pemandangan sawah yang menghijau, Maya tiba-tiba bertanya, "Ma, menurut Mama, apakah peri Aila masih menjaga hutan Lakuk Kandang?"
Agni tersenyum dan menatap langit yang mulai berwarna jingga. "Mama yakin, sayang. Kebaikan dan cahaya akan selalu menjaga tempat-tempat seperti itu."
Sari menambahkan, "Dan para Kurcaci Hutan pasti masih merawat Pohon Kehidupan."
Agni mengangguk. "Tentu saja. Mereka adalah penjaga yang setia."
Mereka bertiga terdiam sejenak, mengenang petualangan mereka
bertahun-tahun yang lalu. Meskipun waktu telah berlalu, kenangan itu masih terasa begitu jelas dan hidup dalam ingatan mereka. Mereka menyadari betapa beruntungnya mereka telah mendapatkan kesempatan untuk melihat sekilas dunia yang tersembunyi dan penuh keajaiban itu.
Kehidupan mereka terus berjalan, diwarnai dengan berbagai macam pengalaman dan tantangan. Namun, mereka selalu berusaha. untuk menjalani hidup dengan hati yang terbuka, penuh rasa syukur, dan selalu percaya pada kebaikan. Mereka belajar untuk menemukan keajaiban dalam hal-hal sederhana dan untuk menghargai setiap momen kebersamaan sebagai sebuah anugerah..
Kenangan akan Anggi tetap menjadi bagian penting dalam hidup mereka. Mereka sering berbagi cerita tentang kakak mereka, mengenang tawa dan keceriaannya. Mereka tahu bahwa Anggi akan selalu hidup dalam hati mereka, menjadi inspirasi dan pengingat untuk selalu berbuat baik dan menyebarkan cinta.
Di malam-malam tertentu, saat bintang-bintang bersinar terang di langit Agam Regency, Agni akan duduk di berandia, menatap ke atas, dan merasakan kedamaian yang mendalam. la tahu bahwa mereka tidak sendirian. Ada cinta yang tak terhingga yang menghubungkan mereka dengan Anggi, dengan para Kurcaci Hutan, dengan peri Aila, dan dengan seluruh alam semesta.
Dan meskipun mereka telah kembali sepenuhnya ke dunia nyata, jejak cahaya dari petualangan mereka di hutan Lakuk Kandang akan terus bersinar dalam kehidupan mereka, membimbing mereka untuk selalu mencari keindahan, kebaikan, dan keajaiban di setiap langkah. Mereka telah belajar bahwa dunia ini jauh lebih luas dan lebih indah dari yang pernah mereka bayangkan, dan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada cinta, harapan, dan harmoni dengan segala yang ada.