Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Udah deh kalian jangan debat mulu, lo gak liat kalo Xavieer lagi bingung dan mukanya kaya kesal gitu?" tanya Erik yang melerai mereka bertiga.
"Lah yang ngajak debat itu siapa? lagian gue cuman nanya doang sama Xavieer kenapa dia mondar mandir kaya orang bingung, gue nanya serius loh. Eh si babi malah ngejawab yang jawabannya itu bikin gue emosi!" ucap Bastian dengan menatap sebal ke arah Cakra.
"Kenapa jadi ke gue, kan niat gue baik mau jawab pertanyaan lo," ucap Cakra dengan polosnya.
"Baik dari mana nye coba gue tanya hah, jawaban lo itu bikin gue emosi Mulu. Minimal lo kalo ngejawab normal dikit napa," sebal Bastian dan Cakra mengangkat bahunya acuh tak acuh kepada Bastian.
"Udah udah, mendingan gue yang tanya sama Xavieer," ucap Erik dan dia menghampiri Xavieer yang sedang duduk di pojokan, dan yaps terlihat jelas kalo Xavieer itu sedang bingung dan khawatir.
"Bos, lu kenapa?" tanya Erik kepada Xavieer yang notabenenya calon adik iparnya itu.
"Lo tahu gak Glory di mana? seharian ini dia gak ada ngasih pesan apa pun sama gue," ucap Xavieer dan itu membuat yang lain tercengang tidak percaya.
"Lah itu seriusan si bos kangen sama tuh bocah sedeng? kaya gak biasanya gak sih," bisik Cakra kepada Bastian.
"Ya yang kaya lo denger aja gimana, lagian wajar aja sih kalo dia kangen atau cemburu. Toh udah jelas juga kalo mereka itu tunangan," jawab Bastian dan Cakra mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dan mereka berdua kembalu menguping pembicaraan Erik dan Xavieer.
"Lah bukanya lo itu suka ya kalo misalnya Glory gak ngerecokin lo Mulu? kok sekarang lo malah kaya kehilangan dia," heran Erik kepada Xavieer.
Xavieer yang mendengar ucapan Erik mengusap wajahnya dengan kasar, kalo boleh jujur. Xavieer juga tidak tahu mengapa dirinya menjadi seperti itu.
"Setelah diri dia yang sekarang, gue kaya ngerasa kehilangan dia. Iya dulu kayanya gue salah juga udah deket-deket sama Manda, tapi jujur aja. Perasaan gue sama Manda itu cuman sekedar adik kakak gak lebih," ucap Xavieer yang malah curhat kepada Erik.
"Loh bagus dong kalo misalnya Lo udah bisa jujur sama hati lo sendiri, tapi maksudnya lo itu udah jujur belum tentang perasaan lo ke Glory?" tanya Erik.
"Gue udah jujur sama dia, udah berterus terang," jawab Xavieer dan Erik menganggukan kepalanya mengerti.
"Okey kalo misalnya lo udah ngomong jujur sama dia, twrus mau respon dia tentang lo yang udah mulai suka gimana? dia juga sama bahagianya kan kaya lo?" tanya Erik mengingat kalo Glory sangat mencintai Xavieer meksipun Glory tahu kalo Xavieer dekat dengan Manda.
"Awalnya iya gue kira dia bahagia dan seneng banget sama kejujuran perasaan gue sama dia. Tapi ternyata yang ada gue yang kaget sama respon dia," ucap Xavieer.
"Lah gimana maksudnya? lo yakin kalo dia jawab dengan kesadaran penuh? gue takut aja dia mabok kucubung," ucap Erik dan Xavieer menatapnya tajam.
"Hehehe canda Bos, jangan gitu lo. Nanti gak gue kasih restu mampus lo," ucap Erik yang sekarang mulai berani mengancam Xavieer.
"Apaan sih, ya lagian aneh aja deh masa iya adek lo bisa sebinal itu mabok," ucap Xavieer yang tidak yakin kalo Glory bisa senakal itu.
"Lah ya gue mana tahu, kan lo sendiri juga tahu kalo gue sama Glory itu jarang akur. Lagian ya kalo misalnya dia mabok atau pergi ke club yang ada mak bapak gue ngamuk-ngamuk apalagi dia itu anak perempuan satu-satunya di keluarga gue," ucap Erik yang ada benarnya juga.
"Bener juga, tapi yang jelas dia itu kekeh mau batalin pertunangannya," ucap Xavieer membuat Erik melongo tidak percaya soalnya mereka semua tahu kalo yang suka ngejar duluan itu adalah Glory, tapi kenapa malah sekarang Glory ingin membatalkan pertunangannya?
"Lo yakin kalo Glory sendiri yang bilang kalo dia pengen mengakhiri pertunangannya?" tanya Erik sekali lagi untuk memastikan apa yang diucapkan oleh Xavieer itu benar atau salah.
"Ngapain juga sih gue bohong hah, lagian ya mau gimana lagi coba. Gue sekarang udah sayang sama Glory, tapi sayangnya ya dia malah pengen akhiri hubungan ini," ucap Xavieer yang sekarang dia mulai merasa bersalah.
Jika Erik dan Xavieer yang sedang saling curhat, maka ada Cakra dan Bastian yang masih mengumping pembicaraan Erik dan Xavieer.
"Itu si bos yakin kalo dia udah sayang sama Glory?" tanya Cakra dengan polosnya.
"Ya iyalah bego, terus menurut lo si bos itu sayang sama siapa?" tanya Bastian yang sudah tidak habis pikir lagi dengan jalan pikir Cakra yang bisa-bisanya dia berbicara seperti itu.
"Ya kan lo tahu sendiri gimana kedekatan bos sama Amanda, masa sih dia gak ada rasa sama sekali sama Manda?" tanya Cakra yang lagi-lagi membuat Bastian muak.
"Pertanyaan lo emang bikin gue emosi ya, mau gimana pun kedekatan antara Xavieer sama Manda ya itu jelas-jelas udah beda dong," ucap Bastian yang menjelaskan kepada Cakra.
"Beda apanya, kan lo udah lihat sendiri kan gimana perhatiannya Xavieer sama Manda? bos lebih perhatian sama Manda dari pada sama Glory, jadi udah bisa di pastikan bukan kalo Xavieer lebih pilih siapa?" tanya Cakra yang tetep kekeh kalo Xavieer itu bisa bersama dengan Manda.
"Alah tau ah terserah lo mau anggap gimana, tapi yang jelas menurut gue Manda sama Xavieer itu beda level!" ucap Bastian dan dia malah pergi meninggalkan Cakra yang malah ngomel-ngomel.
Ya memang, Cakra dan Bastian itu adalah dua kubu yang berbeda. Cakra yang membela Manda dan Bastian yang membela Glory.
