Cerita ini banyak mengandung adegan ciuman,yang tidak suka dengan adegan ciuman lewatkan.
Alice Walker seorang wanita cantik yang memiliki kehidupan yang sempurna,ayah yang hebat di agen FBI,kakaknya yang penyayang dan ibu yang lemah lembut.
Tapi pada suatu malam,alice mendapati keluarganya terbunuh,semuanya mati kecuali anak kakaknya yang masih berusia lima tahun.
Gadis kecil itu dia temukan didalam lemari karena mendengar tangisannya,dalam satu malam kehidupan Alice langsung berubah.
Alice membesarkan anak kakaknya dan belajar dengan giat,belajar menjadi seorang agen FBi hebat seperti ayahnya untuk menangkap para pembunuh keluarganya.
Tapi sebelum itu,dia harus menjadi seorang polisi mengikuti saran ayahnya Adam Walker.
Suatu hari,Alice bertemu dengan Jacob Smith,mafia dicalifornia.apakah pria itu yang membunuh seluruh keluarganya ataukah pria itu yang akan membantunya membalas dendam?
Sekuel dari cerita Hot Mother And The Bos Mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku bersungguh-sungguh denganmu
Malam semakin larut dan hujanpun mulai menguyur membasahi kota itu, Alice dan rekan-rekannya mulai basah kuyup dan pekerjaan mereka akhirnya selesai.
Mereke bertugas mengumpulkan barang bukti yang tersisa dan mengevakuasi para mayat penyeludup yang ada, setidaknya mereka harus mengumpulkan barang bukti untuk mencari tahu siapa yang telah menyeludupkan barang-barang terlarang yang sudah hampir habis terbakar oleh kobaran api itu.
Setelah selesai dengan pekerjaan mereka, malam itu para polisi yang bertugas mulai kembali kerumah mereka masing-masing.
Begitu juga dengan Alice, gadis itu segera pulang kerumahnya. Alice berlari dibawah guyuran hujan memasuki pekarangan rumahnya, dengan cepat Alice membuka pintu rumahnya dan tampak Jacob sudah menunggunya didalam sana.
"Hai sayang, kenapa kau baru pulang?" tanyanya pura-pura.
"Sudah aku bilang aku sedang bertugas dan lagi pula untuk apa kau bertanya demikian, kau bukan suamiku!" jawab Alice dengan sinis.
"Kalau begitu jadikan aku suamimu."
"Dasar pria gila!"
Alice mulai melepaskan sepatunya dan mengibaskan rambutnya yang basah untuk mengeringkannya.
Jacob menelan ludahnya melihat Alice yang tampak cantik saat sedang mengibaskan rambutnya.
"Bagaimana dengan tugasmu?" Jacob kembali berpura-pura.
"Kau tidak perlu tahu karena ini tidak ada hubungannya denganmu." Alice menjawab dengan ketus.
Senyum Jacob mengembang diwajahnya, dia tahu semuanya dan gadis itu tidak boleh tahu bahwa dia telah membantunya menggagalkan penyeludupan itu.
Alice segera berjalan kearah kamarnya melewati Jacob dan masuk kedalam sana, dia harus segera mandi dan mengeringkan rambutnya.
"Wah, apa dia kira aku ini tidak ada?"Jacob jadi kesal dibuatnya.
Pria itu mulai mengikuti Alice masuk kedalam kamarnya dan masuk kedalam kamar mandi.
Alice sangat kaget saat melihat Jacob disana karena saat itu Alice sedang membuka pakaian dalamnya yang basah.
"Jacob, apa kau sudah gila!!" Alice menutupi dadanya dengan kedua lengannya.
"Sory aku hanya ingin membantumu." Jacob terlihat santai saja.
"Apa?"
Jacob berjalan melewati Alice untuk berjalan kearah bathup dan menyalakan air hangat, setelah itu Jacob kembali kearah Alice yang menatapnya penuh tanda tanya?
"Jacob, jangan bilang kau mau mandi denganku ya!"
"Tidak akan sayang, aku sudah mandi."
"Jadi?"
Jacob melingkarkan tangannya dipinggang Alice, mengusap punggungnya yang basah dan berbisik ditelinga gadis itu.
"Aku hanya ingin membantumu mandi sayang."
Alice memejamkan matanya saat Jacob mengigit telinganya, tangan pria itu mulai merayap masuk kedalam celana dalamnya yang basah karena air hujan.
Pelan tapi pasti Jacob mulai menurunkan celana dalam Alice sedangkan gadis itu sibuk menahan geli dilehernya karena ciuman Jacob.
"Ja..Jacob."
"Hmmmm?"
"Ja..jangan seperti ini." Alice meletakkan tangannya didada Jacob untuk menahan tubuh pria itu agar tidak semakin mendekatinya.
Tapi Jacob tidak perduli, pria itu mulai mengangkat tubuh Alice dan membawanya kearah bathup, dengan hati-hati pula Jacob menurunkan tubuh gadis itu kedalam bathup.
Alice hanya diam saja dan menyeburkan dirinya kedalam air bathup yang sudah terisi oleh air hangat.
Jacob duduk diujung bathup dan menarik bahu Alice sehingga gadis itu bersandar pada ujung bathup.
Tidak hanya itu, Jacob juga meraih botol shampo, menuangkan cairan shampo kedalam tangannya dan mengusap rambut panjang Alice dengan shampo itu.
Alice tidak membantah, gadis itu mulai memejamkan matanya menikmati sentuhan tangan Jacob dikulit kepalanya.
"Alice."
"Hmmmm?"
Jacob terus memijit kepala gadis itu dengan pelan.
"Apa menjadi polisi itu sangat menyenangkan?"
"Tentu saja, kenapa kau bertanya demikian?"
"Alice."
"Ya?"
"Bagaimana jika kau terluka saat bertugas? Kau bisa saja tertembak atau terkena senjata tajam."
Alice mengernyitkan dahinya, kenapa Jacob bertanya hal demikian?
"Itu sudah resiko Jacob, dan aku tidak akan takut jika hal itu terjadi."
"Tapi aku tidak akan membiarkannya sayang." Jacob mengambil shower dan mulai membersihkan busa shampo dari rambut Alice.
"Jacob, jangan bercanda denganku. Kenapa kau selalu berkata demikian?"
"Alice, aku bersungguh-sungguh padamu dan aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu. Seperti kataku, musuhmu adalah musuhku dan aku akan membantumu mencari siapa pembunuh keluargamu tapi berjanjilah satu hal padaku."
"Apa?" Alice memalingkan wajahnya dan menatap pria itu dengan lekat.
"Berjanjilah padaku saat kau sudah membalas kematian keluargamu kau harus berhenti jadi polisi."
"Maaf, itu tidak akan pernah terjadi karena impian terbesarku adalah menjadi seorang FBI." Alice menolak tawaran Jacob.
"Dan asal kau tahu, terluka saat menjadi polisi itu adalah resiko, bahkan mati saat menjalankan tugas sekalipun. Seperti ayahku yang mungkin mati dibunuh oleh musuhnya."
"Jadi,kau tidak menyayangkan kematian ayahmu? Kau bangga keluargamu mati dibunuh oleh musuh ayahmu?" tanya Jacob pula.
"Jacob!" Alice berteriak marah dan segera bangkit berdiri.
Apa maksud Jacob berkata demikian?
Jacob segera bangkit berdiri dan hendak berjalan keluar dari sana, tapi sebelum itu Jacob menghentikan langkahnya dan memandangi Alice.
"Aku rasa keluargamu yang ada dialam sana tidak akan bahagia jika melihat putri satu-satunya yang selamat dari pembunuhan itu harus menempuh jalan yang berbahaya, walaupun mereka tahu impian terbesarmu dan mendukungmu tapi aku yakin, jika ibumu bisa Selamat dari pembunuhan itu dia pasti akan mencegahmu memilih jalan yang berbahaya seperti ayahmu saat ini."
"Jadi pikirkanlah tawaranku Alice, jika kau bersedia berhenti jadi polisi maka aku akan membantumu." setelah berkata demikian Jacob keluar dari kamar mandi dan kamar itu.
Saat menunggu Alice pulang Jacob sudah memikirkan ini dan bagaimanapun caranya dia akan membuat Alice berhenti jadi polisi agar gadis itu tidak membahayakan dirinya, apalagi saat melihat situasi dipelabuhan tadi, bisa saja gadis itu tertembak dan mati.
Jacob bisa membantu Alice untuk menangkap pembunuh keluarga gadis itu saat ini, tapi dia tidak akan melakukan hal itu sampai Alice setuju untuk berhenti jadi polisi.
Setelah Jacob keluar dari sana, Alice kembali menceburkan diri kedalam bathup dan menangis.
Dia yakin suatu saat nanti dia bisa mengungkap siapa yang telah membunuh keluarganya, tapi dia tidak akan pernah melepaskan impiannya.
Alice tertunduk lesu, memikirkan perkataan Jacob, tapi bukan tawaran pria itu yang dia pikirkan.
Apakah benar keluarganya tidak bahagia dialam sana saat dia harus menempuh jalan seperti yang ayahnya tempuh?
Alice menekuk kedua kakinya, menyembunyikan wajahnya dibalik lengannya dan menangis.
Apakah benar demikian?
Jika saja ada sedikit titik terang atau informasi tentang pembunuh keluarganya mungkin dia akan kembali menyelidiki kasus pembunuhan keluarganya dengan serius dan mengundurkan diri dari kepolisian untuk sementara.
Tapi dari mana dia bisa mendapatkan informasi itu? Sedangkan sampai sekarang tidak ada saksi dan bukti. Jika saja ada yang mengatakan padanya jika dia tahu siapa pembunuh keluarganya maka akan dia gali informasi dari orang itu dan dia berharap, suatu saat nanti dia bisa menemukan sedikit informasi tentang siapa yang telah membunuh keluarganya.