Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Cinta Kamu
"Sudah mandi sana!" Dengan cepat Bella mendorong sang pemuda untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Tapi, dengan cepat juga Ervan kembali keluar."Aku masih pakai infus, kamu yakin tidak akan memandikanku?"
Pertanyaan gila yang membuat Bella menatap sengit. Sembari menggigit kue lapis legitnya."Tidak! Aku bukan perawat!"
"Tapi badak...kamu tidak punya rasa tanggung jawab. Bukankah kamu yang menyerudukku menggunakan globe?" Tanya Ervan memasang wajah memelas yang dibuat-buat.
Lagi-lagi Bella tidak dapat berkata-kata. Menghabiskan kue lapis legitnya sekali hap. Kemudian mengikat rambutnya sendiri, tidak peduli belum mandi atau bagaimana. Ini tetap merupakan tanggung jawabnya, sebagai orang yang hampir membunuh Ervan.
"Dengar! Tanaman kantong semar! Jaga mulutmu saat aku memandikanmu." Nasehat dari Bella, dijawab dengan anggukan cepat oleh Ervan. Itu artinya, jaga mulut untuk berciuman di tengah dinginnya air.
"Kamu tidak boleh sembarangan menyentuhku. Karena lemak kebanggaanku sangat sensitif." Ucap Bella dengan nada serius. Kembali Ervan tersenyum sembari mengangguk.
Itu artinya dirinya tidak boleh sembarangan menyentuh. Hanya boleh menyentuh wilayah sensitif saja.
"Yang paling penting, tubuhku ini milik calon pacarku. Walaupun gemuk, tapi aku punya harga diri. Jangan bernapsu padaku." Kembali kata-kata Bella dijawab dengan anggukan kepala oleh Ervan.
Mengartikan ucapan Bella, mereka lebih dari pacar. Sesuatu yang disebut cinta, jadi hanya boleh bernapsu pada buntalan kentut ini.
"Kalau kamu sudah mengerti, maka aku sudah siap untuk memandikanmu." Wanita yang menadahkan tangannya, seketika itu juga pelayan pribadi yang masuk tanpa ijin beberapa menit lalu, memberikan sarung tangan plastik pada Bella.
Wanita gemuk yang menatap antusias, bersiap untuk memandikan Ervan.
Sedangkan Ervan meletakkan kedua tangannya pada pinggangnya, seakan menantang. Bagaimana mengolah bongkahan lemak raksasa ini, agar menyukainya.
Sebuah ide dan gagasan gila. Tapi itulah yang terjadi.
Dan benar saja, Bella memandikan Ervan dibantu oleh seorang perawat dan sang pelayan pribadi. Membuat Ervan mengangkat sebelah alisnya. Memang benar-benar seorang nona muda. Bahkan menggosok punggungnya terlihat jijik.
"Nona! Biar kami saja yang memandikannya." Ucap sang pelayan wanita.
"Tidak! Ini tanggung jawabku. Aku hampir membunuhnya, walaupun sulit aku akan berusaha." Ucap Bella bertekad.
Ervan menghela napas, tidak ada moment romantis seperti dalam bayangannya. Pada akhirnya ingin ini dipercepat. Walau bagaimanapun dirinya harus tetap bersekolah.
Memegang tangan Bella, kemudian mengarahkannya agar tidak jijik kala menyentuh punggungnya."Bella, setiap manusia mengandung tanah. Begitu juga dengan aku dan kamu. Apa yang membuatmu ragu untuk menyentuhku..."
"Ahh..." Sang pelayan pribadi hampir pingsan karena pesonanya.
Suster meneteskan air liur menatap wajah cerah dengan kata-kata indah pemuda ini.
Sedangkan Bella hanya mengangkat sebelah alisnya."Jadi kamu anggap aku tanah yang kotor?" Kesimpulan yang diambilnya, mengingat pria ini selalu membully nya.
Tapi.
Tangan Ervan bergerak, mengarahkan Bella untuk menyentuh dadanya yang kini tanpa penghalang."Kamu rasakan detak jantungku. Apa aku berbohong..."
Lagi-lagi serangan ketampanan yang hanya mengenai perawat dan pelayan pribadi. Tapi pesona yang mental di hadapan Bella. Hampir 3 tahun mengenal Ervan, membuatnya yakin memang ada yang salah di otak Ervan. Atau mungkin dirinya akan dimanfaatkan untuk membuat Ruby cemburu.
"Nona! Akhirnya ada yang bersedia menerimamu apa adanya!" Celetuk sang pelayan pribadi.
"Otaknya sedang rusak. Kalau sudah benar nanti, dia akan kembali menjadi, lintah darat." Jawab Bella.
Tapi tetap saja, Ervan sama sekali tidak peduli. Lebih baik bergantung untuk saling mencintai dengan orang ini. Melepaskan diri dari keluarga dan hidup bahagia selama-lamanya."Bella, aku sayang kamu."
"Ahh...ahh...." Gumam Ervan merasa lebih baik.
Bella menggosok punggung Ervan lebih kuat. Melampiaskan rasa kesalnya.
***
Pada akhirnya kedua orang itu berangkat ke sekolah bersama-sama. Mobil mewah yang berhenti cukup jauh gerbang sekolah. Dilanjutkan dengan berjalan kaki. Mamang inilah Bella, istrinya selalu low profile. Hingga mudah untuk ditindas oleh orang lain. Tapi kali ini Ervan akan menjaganya sepenuh hati dan jiwa.
Kala kedua orang tersebut sampai di depan gerbang, hampir semua siswa menatap ke arah mereka.
Seekor badak yang tengah mengunyah, kita anggap saja seperti itu, karena Bella tengah memakan roti sobek berbentuk kotak-kotak.
Melangkah dengan pria yang menyandang gelar pangeran sekolah. Biasanya kedua orang ini tidak dekat. Dapat dikatakan antara harimau putih yang sering membully dan menertawakan sang badak. Dan badak hanya diam sembari makan. Itulah perumpamaan hubungan mereka.
"Kak Ervan...kamu tidak apa-apa?" Tanya salah seorang adik kelas bernama Juita mendekat.
Tidak ada jawaban sama sekali dari Ervan. Pemuda yang hanya mengangkat sebelah alisnya tidak peduli. Menghela napas kasar."Kenapa banyak bertanya, kamu bukan ibuku. Apa kamu mau jadi ibu tiriku, hingga begitu perhatian dengan kehidupan pribadiku?"
Sebuah pertanyaan bagaikan iblis yang langsung menusuk pada lawan. Tapi anehnya Juita memegangi dadanya sendiri. Semakin menyakitkan maka semakin cinta, itulah pesona seorang bad boy.
Sementara Bella menghela napas. Inilah Ervan yang biasanya, hanya peduli pada Ruby. Wanita lain hanya sampah tidak penting. Karena itu si buntalan kentut segera menghela napas, hendak berjalan pergi bergumam dengan perasaan lega tingkat dewa."Pada akhirnya dia sembuh juga, kembali dingin dan munafik seperti biasanya."
Baru melangkah tiga langkah meninggalkan Ervan, pemuda itu menarik bagian belakang kerah pakaian Bella. Membuat Bella berjalan di tempat sesaat.
"Apa!?" Bentak Bella.
"Kita sekelas, kenapa harus meninggalkanku... sayang." Ervan tersenyum cerah, benar-benar bagaikan sinar yang menyilaukan tingkat ketampanannya.
Semua siswa yang kebetulan lewat menatap tidak percaya. Bahkan ada yang tidak sengaja berjalan menabrak sendi bangunan.
"Sayang? Apa mereka jadian?"
"Pangeranku! Tidak! Dia hanya gumpalan lemak beban."
"Gila! Gila! Sayang? Aku tidak salah dengar kan?"
Itulah suara beberapa orang berbisik membicarakan apa yang baru mereka lihat dan dengar.
"Be... begini! Kalian jangan salah paham! Ini hanya karena pengaruh globe yang melayang mengenai kepalanya. Dia jadi sedikit aneh, tapi orang tuaku akan membantu pengobatan Ervan sepenuhnya, merawatnya sampai sembuh nanti." Gumam Bella panik, menjelaskan pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Para siswa yang ada di dekat sana pada akhirnya mengalihkan asumsinya.
"Benar juga, mana mungkin Ervan jatuh cinta pada badak ujung kulon."
"Tidak masuk akal. Apa mungkin Ervan hilang ingatan seperti di film-film?"
"Ini semua gara-gara si gendut."
Itulah suara bisikan beberapa orang yang mulai berpikiran waras. Tapi sayangnya otak Ervan masih tetap konslet.
"Siapa bilang ini karena luka di kepalaku. Bella, kamu mau kan jadi pacarku. Aku mengatakannya dalam keadaan sadar sepenuhnya." Kalimat demi kalimat dari Ervan, sedikit menunduk hingga jarak wajah mereka hanya beberapa centimeter.
Pemuda yang begitu tampan, begitu berprestasi mengatakan mencintai badak ujung kulon? Gila! Harimau putih musim kawin, badak pun mau digasak olehnya.
Belum sempat Bella menjawab, seseorang tiba-tiba melangkah mendekat. Begitu cantik, bentuk tubuh indah, memancarkan aura wanita sempurna.
"Ervan..." Ruby yang biasanya acuh kini melangkah mendekat, bagaikan dapat mendeteksi keberadaan Ervan. Memang dimana ada Romeo pasti ada Juminten.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh