NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Reinkarnasi Di Era 70-an: Takdir Peran Pendukung Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Menjadi NPC
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: YukiLuffy

Zhao Liyun, seorang pekerja kantoran modern yang gemar membaca novel, tiba-tiba menyeberang masuk ke dalam buku favoritnya. Alih-alih menjadi tokoh utama yang penuh cahaya dan keberuntungan, ia malah terjebak sebagai karakter pendukung wanita cannon fodder yang hidupnya singkat dan penuh penderitaan.

Di dunia 1970-an yang keras—era kerja kolektif, distribusi kupon pangan, dan tradisi patriarki—Liyun menyadari satu hal: ia tidak ingin mati mengenaskan seperti dalam buku asli. Dengan kecerdikan dan pengetahuan modern, ia bertekad untuk mengubah takdir, membangun hidup yang lebih baik, sekaligus menolong orang-orang di sekitarnya tanpa menyinggung jalannya tokoh utama.

Namun semakin lama, jalan cerita bergeser dari plot asli. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya figuran mulai bersinar, dan nasib cinta serta keluarga Liyun menjadi sesuatu yang tak pernah dituliskan oleh penulis aslinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Musuh dalam Selimut

Fajar menyingsing dengan wajah muram di Desa Qinghe. Kabar tentang percobaan peracunan di gudang pangan telah menyebar bagai api di musim kemarau, meninggalkan jejak kecurigaan dan ketakutan. Meski Ibu Leng telah dihukum dan Madam Zhao mendapat peringatan, rasa tidak aman masih menggantung tebal di udara.

Zhao Liyun duduk di bangku kayu depan gubuknya, menatap matahari terbit yang menyembul dari balik bukit. Tangannya masih sedikit gemetar mengingat betapa dekatnya bencana itu. Tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa musuh-musuhnya tidak lagi hanya menyebarkan gosip—mereka sekarang berani mengambil tindakan berbahaya.

"Kau harus lebih berhati-hati," nasihat Wu Shengli pagi itu ketika mengantarkan air bersih. "Mereka tidak akan berhenti sampai... sampai sesuatu yang buruk terjadi."

Liyun mengangguk pelan. Dia tahu Shengli benar. Tapi bagaimana caranya berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak terlihat? Musuh dalam selimut selalu lebih berbahaya daripada yang terang-terangan.

Pagi itu, di dapur kolektif, suasana tegang menyambutnya. Beberapa wanita yang biasanya ramah sekarang menghindari kontak mata. Yang lain berbisik-bisik saat dia lewat. Seorang ibu muda bahkan dengan cepat menarik anaknya mendekat ketika Liyun mendekat, seolah-olah dia membawa wabah.

"Jangan pedulikan mereka," desis seorang wanita paruh baya—Ibu Wen, yang selama ini diam-diam mendukung Liyun. "Mereka hanya takut."

"Takut pada apa?" tanya Liyun, berusaha tidak terdapat terluka.

Ibu Wen menurunkan suaranya. "Takut pada perubahan yang kau bawa. Takut pada kenyataan bahwa seorang gadis muda bisa lebih pintar dari mereka yang sudah puluhan tahun hidup di sini."

Tapi ketakutan itu, Liyun sadari, bisa menjadi senjata berbahaya di tangan yang salah.

Siang itu, ketika dia sedang memeriksa persediaan di gudang, Kepala Desa mendatanginya dengan wajah serius. "Ada laporan ke kantor desa," ujarnya tanpa basa-basi. "Mereka mengatakan kau menyembunyikan persediaan pangan untuk dirimu sendiri."

Liyun terkesiap. "Itu tidak benar! Semua catatan bisa diperiksa—"

"Aku tahu," potong Kepala Desa. "Tapi laporan ini tidak datang dari warga desa. Ini dari pejabat kota."

Dingin menyebar di sekujur tubuh Liyun. "Pejabat kota?"

"Seorang petugas dari Dinas Pangan akan datang besok untuk memeriksa." Kepala Desa menghela napas. "Liyun, aku percaya padamu. Tapi jika mereka menemukan sesuatu—atau jika seseorang menanam sesuatu—"

Dia tidak perlu menyelesaikan kalimatnya. Liyun mengerti. Ini adalah jebakan yang jauh lebih berbahaya daripada racun tikus. Jika pejabat kota menemukan "pelanggaran", konsekuensinya bisa jauh lebih serius—bukan hanya pengucilan, tapi mungkin hukuman yang lebih berat.

Sepanjang sisa hari, Liyun bekerja dengan perasaan waspada. Setiap sudut gelap, setiap bisikan, setiap tatapan—semuanya terasa seperti ancaman. Dia memeriksa setiap karung, setiap stoples, setiap catatan dengan cermat, memastikan semuanya sempurna.

Tapi musuh dalam selimut, dia sadari, tidak akan membuat kesalahan yang mudah ditemukan.

Malam itu, Shengli datang dengan wajah muram. "Aku sudah bertanya pada beberapa teman," katanya. "Madam Zhao memang pergi ke kota tiga hari lalu. Dia mengunjungi sepupunya yang bekerja di dinas pemerintahan."

Hubungannya mulai jelas. Tapi tanpa bukti, mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

"Kita harus menemukan cara untuk membongkar rencana mereka sebelum petugas datang besok," kata Liyun, mengepalkan tangannya.

Tapi bagaimana? Waktu hampir habis, dan mereka tidak tahu apa yang direncanakan musuh-musuhnya.

Saat malam semakin larut, dan Liyun hampir putus asa, seorang tamu tak terduga datang—Lin Xiaomei.

"Aku... aku tidak seharusnya di sini," katanya dengan suara bergetar, wajahnya pucat di bawah cahaya bulan. "Tapi aku mendengar sesuatu."

Liyun mempersilakannya masuk, heran. Hubungan mereka tidak pernah dekat, apalagi setelah Xiaomei menunjukkan kecemburuannya.

"Chen Weiguo tidak tahu aku datang," lanjut Xiaomei, duduk dengan gelisah. "Tapi... apa yang terjadi tidak benar."

Dia menjelaskan bahwa dia secara tidak sengaja mendengar percakapan antara Madam Zhao dan beberapa wanita lainnya—mereka berencana menanam sekarung beras berlebih di gubuk Liyun, lalu melaporkannya sebagai persediaan yang disembunyikan.

"Kenapa kau memberitahuku ini?" tanya Liyun, bingung.

Xiaomei menunduk. "Karena... karena aku ingat bagaimana rasanya diperlakukan tidak adil." Suaranya bergetar. "Dan karena Weiguo... dia tidak akan pernah memandangiku dengan cara yang sama lagi jika aku membiarkan ini terjadi."

Pengakuan itu mengejutkan Liyun. Ternyata, bahkan dalam permusuhan, masih ada ruang untuk hati nurani.

Setelah Xiaomei pergi, Liyun dan Shengli segera membuat rencana. Mereka tidak bisa memindahkan karung beras itu—itu justru akan membuat mereka terlihat bersalah. Sebaliknya, mereka harus memastikan ada saksi ketika petugas datang besok.

Mereka mengunjungi beberapa warga desa yang mereka percayai—Ibu Wen, beberapa pemuda yang pernah dibantu Shengli, bahkan tetua desa yang dihormati. Semua setuju untuk hadir besok sebagai pengamat independen.

Saat fajar menyingsing, Liyun berdiri di depan gubuknya, mengambil napas dalam. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini, tapi untuk pertama kalinya sejak kabar tentang inspeksi datang, dia merasa tidak sendirian.

Musuh dalam selimut mungkin tak terlihat, tapi hari ini, dia akan membawa mereka ke dalam cahaya. Dan mungkin, hanya mungkin, inilah saatnya untuk mengakhiri permainan berbahaya ini sekali untuk selamanya.

1
Lina Hibanika
kelicikan harus dihadapi dengan strategi 💪
Lina Hibanika
pilihan yang tepat liyun,, ikuti kata hati mu
Lina Hibanika
so sweet banget sih shengli 😍
Gita Purbasari
ini cerita LBH realistis sii, tapii penekanan kalimat lepas dari plot cerita, mengubah alur, pemeran figuran dsb kentel bgt dan semua tokoh nya kayak yg tau mereka hidup di dunia novel 😓😓
Lala Kusumah
Liyun good job 👍👍👍
Lala Kusumah
semangat Liyun 💪💪💪
Lala Kusumah
good job Liyun 👍👍👍
CaH KangKung,
👣👣
Lala Kusumah
semangat dan kuat Liyun 👍💪💪💪
Lina Hibanika
kenapa orang2 masih saja percaya dengan omongan madam zhao,, kan mereka tau seperti apa perlakuan dia terhadap liyun,, harusnya jangan mudah percaya,, dasar tak berotak 😡
Lina Hibanika
cantik lembut itu mudah rapuh weiguo,, berbeda jika dia mandiri
Lina Hibanika
dunia ini luas xiaomei,, bukan cuman kamu aja
Lina Hibanika
betul,, nasib bisa diubah sesuai dengan hasil usaha kita
Lina Hibanika
nah gitu dong mulai berani menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi jangan pasrah menerima nasib,, yang ada rugi sendiri
Lina Hibanika
harus makin berani liyun,, kamu jiwa dari masa depan yang pantang menyerah
Fitri R
semangat upnya thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Juvita Lin
up yg bnyk kak...
Lala Kusumah
hebaaaaaatt Lingyun 💪😍👍👍
Lala Kusumah
good job Liyun 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!