NovelToon NovelToon
Fake Marriage

Fake Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

‎Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?

Simak kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Perasaan apa ini?

Cahaya matahari pagi menyapa, masuk melalui celah jendela kaca disebuah kamar hotel, memberikan sedikit kehangatan di kulit. Matanya masih terpejam, bantal guling yang biasa dia peluk sekaligus sebagai pembatas terasa sedikit lebih keras namun lebih menghangatkan.

Kepalanya masih sedikit pusing, Maura memijat pelipisnya pelan. Suara detak jantung yang terdengar menembus telinganya membuat Maura membuka matanya lebar-lebar dengan kepalanya sedikit terangkat keatas. Matanya membulat sempurna saat melihat kini dirinya sedang berada dalam pelukan Elvano.

‎‎"Ba-bagaimana bisa? Tidak mungkin kan?"

‎‎Tangan Elvano mengerat di pinggang Maura, membuat tubuh Maura kembali terbaring miring disampingnya. Perlahan matanya terbuka, bertemu dengan mata Maura yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus kaget.

‎‎"Setelah hampir semalaman membuatku tidak tidur, sekarang mau kabur begitu saja?" tanya Elvano dengan suara yang masih berat dan kasar karena baru bangun tidur. Matanya masih setengah terpejam, rambutnya berantakan, dan suaranya terdengar sedikit serak.

‎‎"Maaf," Maura menggigit bibir bawahnya. "Aku benar-benar tidak ingat dengan apa yang terjadi semalam. Apa aku melakukan atau mengatakan sesuatu padamu?"

‎"Apa perlu aku ingatkan?" tanya Elvano dengan satu alis terangkat, "Semalaman kamu terus mengigaukan mantan kekasihmu itu." meskipun Maura tidak menyebutkan namanya secara langsung, tapi Elvano yakin jika yang dimimpikan Maura semalaman adalah Alex.

"Benarkah?" tanya Maura sedikit tak percaya. "Tidak mungkin aku memimpikan pria brengsek itu!"

"Kenapa tidak mungkin? Buktinya kamu sampai demam karena memikirkan dia, itu tandanya kamu masih memiliki perasaan padanya," Elvano membuka selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, merasa jengah dengan pembahasan tentang Alex yang membuatnya merasa sedikit cemburu.

"Aku mandi dulu. Nanti kita pergi sarapan, sejak kemarin siang kamu belum makan." imbuhnya seraya beranjak bangun dan masuk ke dalam kamar mandi.

Maura termenung, menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat. Gemericik air bahkan mulai terdengar dari dalam sana tidak lama setelah Elvano masuk. Meskipun tidak begitu ingat, tapi Maura yakin jika yang semalam dia mimpikan bukanlah Alex.

...----------...

‎Setelah selesai mandi dan bersiap, Maura dan Elvano keluar dari kamar hotel dan menuju ke ruang sarapan yang terletak di lantai lobby. Rivan yang sudah berada di sana lebih dulu langsung berpindah tempat duduk dan ikut bergabung di meja tempat Maura dan Elvano begitu melihat mereka masuk dan mengambil posisi duduk di salah satu meja pengunjung.

Berbeda dari biasanya, kali ini Elvano tidak melayangkan protes seperti biasanya pada Rivan. Ingatan tentang kejadian semalam saat Maura terus mengigau tentang Alex membuat hatinya seperti terbakar.

"Apa rencana kalian hari ini, Maura?" tanya Rivan.

"Rencana?" ulang Maura, menoleh ke arah Elvano yang sejak tadi hanya diam saja dan fokus pada makanannya.

Sikap dingin Elvano yang seperti ini memang sudah Maura dapati sejak awal mereka kenal, dan entah sejak kapan dia mulai menyukai sikap dingin itu, karena dibalik sikap dingin itu ada perhatian dan kehangatan yang tersembunyi. Namun kali ini Maura merasa sikap dingin yang ditunjukkan oleh Elvano sedikit berbeda, pria itu seperti sedang marah padanya.

‎"Tidak jauh dari sini ada taman bunga, apa kamu mau pergi kesana?" tanya Rivan dengan antusias.

"Eh, tapi..."

"Kalau kamu mau kita bisa pergi kesana," potong Elvano, mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis pada Maura.

Dia memang tidak suka saat mengingat Maura terus mengigau tentang Alex semalaman, namun Elvano lebih tidak suka lagi jika membiarkan Maura hanya pergi berdua saja dengan Rivan. Rivan pasti akan memanfaatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan Maura jika dia sampai lengah sedikit saja.

"Makanlah, setelah ini aku akan membawamu kesana," ucapnya lembut seraya mengusap lembut rambut Maura.

Maura mengangguk dan mulai menikmati sarapannya. Setelah menikmati sarapan pagi, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman bunga yang berada tidak jauh dari lokasi hotel. Dengan menaiki sepeda Elvano memboncengkan Maura didepannya, sementara Rivan mengikuti dibelakang dengan sepada lainnya.

‎‎"Mm, Kak..." panggil Maura pelan, menikmati setiap hembusan angin yang menerpa kulit wajahnya.

‎‎"Kenapa?" tanya Elvano sambil terus mengayuh sepedanya.

"Apa semalam aku menyebutkan nama Alex saat aku tidur?"

"Tidak," jawab Elvano singkat.

"Lalu kenapa Kakak bisa mengambil kesimpulan jika yang aku mimpikan adalah Alex?" tanya Maura dengan wajah sedikit menoleh ke belakang.

Hening sejenak.

"Karena kamu sakit setelah melihat berita viral tentangnya," jawab Elvano. "Apa itu namanya kalau bukan masih cinta."

Maura tertawa mendengarnya, dia memang terluka saat melihat video Rina dan Alex kemarin, tapi dia demam bukan karena memikirkan itu, mungkin karena dia merasa sedikit kelelahan saja hingga akhirnya dia jatuh sakit.

‎Sepeda yang mereka naiki kini telah sampai disekitaran taman, Elvano menggenggam tangan Maura setelah memarkirkan sepedanya. Tak lama Rivan datang menyusul.

"Wah, taman ini sangat indah!" mata Maura berbinar saat melihat pemandangan taman yang ada di hadapannya.

‎‎Elvano tersenyum, "Kamu menyukainya?"

‎‎Maura menjawab dengan anggukan tanpa melepaskan pandangannya dari pemandangan yang sedang dia lihat. Selain mereka, tempat itu juga sudah mulai ramai oleh pengunjung lainnya yang sedang menikmati waktu berlibur.

‎‎Maura melepaskan pegangannya dari tangan Elvano dan berjalan lebih dulu didepan untuk menikmati keindahan taman, sesekali dia berhenti untuk mengagumi bunga-bunga yang cantik. Maura memetik beberapa bunga dan menyimpannya di rambutnya, membuat Elvano dan Rivan tersenyum melihatnya.

"Saat Karina kembali nanti, apakah kamu akan tetap memperlakukannya seperti ini?" Rivan menoleh ke arah Elvano sebentar, lalu kembali mengarahkan pandangannya pada Maura yang ada didepan sana, tawa gadis itu begitu menenangkan.

"Tidak ada alasan bagiku untuk tidak memperlakukan Maura dengan baik, karena dia istriku." jawab Elvano dengan nada tegas dan penuh keyakinan.

"Kita lihat saja nanti, El. Jika aku melihat Maura menangis apalagi sampai terluka hatinya karena kamu, aku tidak akan segan untuk merebutnya dari kamu," kata Rivan dengan nada yang dingin dan penuh ancaman.

‎‎Elvano tidak terpengaruh oleh ancaman Rivan. Dia hanya tersenyum tipis dan mengangguk sedikit, seolah-olah menerima tantangan itu.

"Aku tidak akan membuatnya menangis ataupun terluka," ucapnya dengan nada yang tetap tegas. "Sebaiknya kamu lupakan saja mimpimu untuk memiliki Maura, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskannya."

Setelah mengatakan itu, Elvano berlari kecil menghampiri Maura dan memeluknya erat dari belakang. Maura sedikit terkejut dengan tindakan Elvano, tapi dia membiarkannya karena mereka harus berakting seperti biasanya.

"Kali ini aku sedang tidak berakting, Maura." Bisik Elvano ditelinga Maura. "Aku memang sedang ingin memelukmu,"

Maura terkejut mendengarnya, merasakan pelukan itu mulai melonggar. Elvano membalikkan tubuh Maura, tatapan mata mereka saling bertemu dan saling terdiam untuk beberapa saat. Waktu seolah-olah berhenti diantara mereka.

Maura merasa tenggelam dalam tatapan Elvano, dia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Jarak diantara wajah mereka semakin terkikis, Maura melebarkan kedua matanya saat merasakan bibir Elvano mendarat lembut di keningnya.

"Apa... Perasaan apa ini?"

...

...

...

Bersambung...

1
mimief
hisss
ga ikhlas si aku kalau dia yg tanggung jawab
gimana dia ngasih celah supaya bisa ganggu Maura lagi
trus...diganggu rumah tangga nya lagi
jangan lah Thor
mimief
cieee...yg udah cemburu
Zuri
kikis aja cinta si mantan dengan sentuhan... ehhh/Silent//Silent/
Zuri: itu maksudnya🤭
total 2 replies
mimief
yah...
semua perbuatan yg dipilih ada yg harus dipertanggungjawabkan bukan?
itu jalan yg lu pilih
nikmati aja😏
Zuri
nasib mu Riv... tertikung berkali kali🤧🤧
Violeta: Mantranya Rivan kurang manjur 😁
total 1 replies
Zuri
dirimu sendiri yg milih jadi nyamuk, kenpaa kesel coba🙄
Zuri
kompor menyala😄
Zuri
jujur sih... cuma drama nya gak disebut🤭🤭
Violeta: Dramanya jujur belakangan 😁
total 1 replies
Zuri
banget.. dari pada ma Alex.. 🤧🤣🤣🤣
Zuri
kekepin aja.. daripada menunggu kepastian yang tidak akan datang kan atit🤧🤧
Zuri
yakin
..pertama dan terakhir😏😏😏
Violeta: Pengennya megang isinya aja dia 😁
total 1 replies
Zuri
ini sih si El🤣🤣
mimief
pernahlah
emang kenapa?
kepo deh🤣🤣
Violeta: Keponya melebihi cewek 😅😅😅
total 1 replies
Zuri
vote buat Maura😄
Zuri: ayo semangat/Determined/
total 4 replies
Zuri
astaga maura/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zuri
bantuin aja bantu.. gak perlu pake ijin.. langsung seruduk ke kamar mandi🤣🤣
Violeta: Takut Maura masuk angin kalau dibantuin 😁
total 1 replies
Zuri
kode minta gendong itu El..😏
Zuri
mulai cinta itu namanya/Proud//Proud/
mimief
boleh...tapi aku ukur manual dulu ya
mau gak?
🤣🤣
mimief
lagi ngapa Thor
up lagi Thor 😭😭
Violeta: Asiap 🙌 sedang nunggu review ya kakak 😁
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!