Wanita Simpanan Tuan Romano

Mami Sisil kesal ketika mendapatkan komplain dari pelanggannya tentang seorang wanita dan itu dari Cassandra. Entah apa yang meracuni pikiran wanita itu hingga berani melakukan hal ini pada tamunya.

"Cari dia sekarang! Aku tidak mau tau cari dia!" titah mami Sisil kesal.

Jack hanya bisa menghela nafasnya dengan berat. Wanita itu benar-benar membuat kerjaannya semakin bertambah saja.

"Baik, Mi." jawab Jack berlalu meninggalkan mami Sisil.

Sepanjang jalan, Jack terus mengumpat karena Cassandra. Karena wanita itu haru liburnya terganggu yang seharusnya bisa dia manfaatkan dengan baik. Tapi karena wanita itu dia harus kembali bekerja pagi-pagi buta begini.

Sedangkan Cassandra, pagi-pagi sebelum dia pergi dari apartemen Romano menyempatkan diri untuk membuatkan sarapan yang bisa di makan laki-laki itu nanti ketika dia bangun.

"Semoga, dia menyukainya." ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan apartemen Romano.

Saat Cassandra membuka pintu apartemen Romano, dirinya terkejut ketika melihat ada Jack di sana.

"Ternyata benar kau disini!" kata Jack ketika melihat wanita itu keluar dari apartemen Romano.

Cassandra yang melihatnya hanya bisa diam. Entah bagaimana bisa laki-laki itu mengetahui bahwa dia ada di tempat ini.

"Ayo pulang, karena mami Sisil sudah menunggumu!" lanjut Jack berbalik arah.

"Tapi, Mas Jack, apa yang mami Sisil katakan? Aku-"

"Itu urusanmu! kau yang berbuat maka kau yang menyelesaikannya. Aku hanya ditugaskan untuk menjemputmu, saja. Selebihnya itu urusanmu sendiri!" jawab Jack santai.

"Baiklah, aku ikut."

"Memang harus!" balas Jack sarkas.

Cassandra hanya bisa pasrah dan dia harus menghadapi mami Sisil. Setidaknya setelah ini, dia akan berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

Sedangkan Romano yang baru bangun langsung turun dari lantai dua, dan dia yakin bahwa wanita itu sudah tidak berada di apartemennya.

Tapi, aroma apa ini? kenapa dia mencium aroma yang menggugah seleranya?

"Nasi goreng?" gumam Romano saat melihat ada sepiring nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya.

Bahkan Romano melihat ada secarik kertas putih di dekat piring tersebut.

"Terima kasih karena telah menolongku, Pak Romano. Semoga anda menyukai sarapannya ^_^." tulis Cassandra di atas kertas putih tadi.

Romano tidak menanggapinya sama sekali. Dia hanya membacanya, lalu melemparkannya begitu saja di atas meja dan mencoba nasi goreng tersebut.

Ekspresi terlihat cukup menikmati nasi goreng buatan Cassandra, tanpa mengetahui apa yang terjadi pada wanita itu saat ini.

Ya, ini Cassandra sudah berada di ruangan mami Sisil. Dia siap untuk menghadapi wanita itu.

"Udah mulai berani kamu ya!" kata mami Sisil ketika melihat Cassandra.

"Mi, aku bisa jelasin semuanya. Mas Bagas itu mantan suamiku. Dia yang aku ceritain sama mami, dan tadi malam-"

"Aku tidak peduli siapa dia dan apa masalahmu dengannya. Aku hanya tau, jika dia adalah laki-laki yang membayarmu dan kau harus bekerja dengannya, dengan memuaskan hasratnya!" potong mami Sisil cepat.

Memang benar, bahwa dia tidak peduli dengan masa lalu ataupun masalah adalah karena dua dan juga Bagas. Yang dia tahu banyak uang-uang dan uang.

"Maafin aku, mi." Cassandra hanya bisa tertunduk sambil mengatakan maaf.

"Lalu, bagaimana cara kamu mengganti uangnya?" tanya mami Sisil.

"Kata Pak Romano, mami suruh menghubunginya dan dia yang akan bicara dengan mami." jelas Cassandra yang membuat mami Sisil sedikit terkejut dengan hal ini.

Bagaimana bisa Cassandra kembali bersama dengan tuan muda Romano? Bukankah Romano adalah tipe laki-laki yang tidak ingin memakai wanita yang sama? Lalu apa ini, kenapa dia kembali bersama Cassandra?

Karena tidak ingin percaya begitu saja dengan Cassandra, mami Sisil memilih menghubungi Romano. Benarkan laki-laki itu yang akan bertanggungjawab?

Saat ponselnya berdering dan menampilkan nomor mucikari itu, membuat Romano yakin jika saat ini Cassandra sedang bersamanya.

"Halo, tuan muda. Bagaimana kabar anda?" tanya mami Sisil basa-basi.

"Katakan saja berapa yang harus ku bayar untuk ganti ruginya?" tanya Romano to the point. Karena dia paling tidak suka basa-basi.

"Oh, astaga. Aku pikir anak ku becanda. Ternyata- halo, tuan muda? Halo?" gumam mami Sisil ketika panggilan di putus secara sepihak dan tak lama masuk notif dari e-banking miliknya manampilkan nominal 50 juta yang masuk ke rekeningnya.

"Oh astaga, jika bukan tuan muda, sudah habis dia!" ucap mami Sisil setelah menerima uang masuk dari hasil ganti rugi yang Romano bayarkan untuknya.

"Sekarang kau boleh pergi!" usirnya terhadap Cassandra.

***