Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 : panas
Tepat pukul 7 pagi kedua mertuanya sudah berada di ruang makan, sedangkan sang suami masih asik bergelung dengan selimut, tadi saat Ayuna membangunkan nya untuk mengajak sarapan, Naren berkata agar dirinya makan duluan saja bersama ayah Bagas dan bunda Farah, sebab Naren masih merasa sangat mengantuk sekali.
" Suami kamu masih tidur sayang ?" Tanya bunda Farah dan langsung di angguki oleh Ayuna.
" Masih bunda, katanya masih ngantuk tadi, tapi udah solat subuh kok bareng sama Una tadi !" Jawab Ayuna dengan cepat sebab takut sang mertua mengira Naren tidak melaksanakan kewajiban nya.
" suami kamu solat subuh ?" Tanya bunda Farah dengan ekspresi terkejut membuat Ayuna mengangguk kaku sebab mengiri mertuanya sedang marah.
" Masyaallah ayah, anak nakal kita udah mau solat subuh tanpa harus di teriakin dulu pake toa !" Ujar bunda Farah pada ayah Bagas yang sedari tadi hanya diam saja memperhatikan mereka mengobrol.
" iya Bun Alhamdulillah, berarti Abang emang harus punya pawang dulu biar nurut !" Sahut ayah Bagas, bagaimana tidak senang sebab selama ini Narendra sangat susah jika di bangunkan untuk solat subuh, namun mendengar perkataan dari menantunya membuat kedua paruh baya itu merasa senang.
" Makasih ya sayang !" Ucap bunda Farah sambil menggenggam tangan ayuna, dan ayuna yang tidak mengerti apapun hanya mengangguk saja dengan senyum tipis.
" udah ayo kita sarapan, habis itu kita jadi ke pasar kan ?" Sambung bunda Farah dan kemudian bertanya pada Ayuna, menantu nya itu langsung mengangguk mengiyakan.
Begitu suapan pertama masuk ke dalam mulut mertuanya mereka langsung menghentikan kunyahan, membuat Ayuna merasa deg-deg'an takut masakan nya tidak cocok di lidah mereka atau bahkan tidak enak.
" ini siapa yang masak nasi goreng nya Bun ?" Tanya ayah Bagas pada bunda Farah.
" ga tau yah, biar bunda tanya sama mbok nah dulu !" Sahut bunda Farah, baru saja akan berdiri namun suara ayuna membuat langkah nya terhenti.
" Itu Una yang masak Bun, maaf kalo rasanya ga enak, biar Una ganti aja sama yang lain kali gitu !" Ujar ayuna sambil menatap takut pada mertuanya, namun bukan nya marah bunda Farah dan ayah Bagas malah tersenyum.
" Kata siapa ga enak, justru karna saking enaknya makanya ayah sama bunda mau tau siapa yang masak, karna sebelum nya belum pernah ada yang buat nasi goreng se'enak ini, bahkan bunda aja ga bisa !" Ujar Bunda Farah dan langsung di angguki oleh ayah Bagas tanda setuju dengan ucapan sang istri.
Mendengar ucapan dari mertuanya membuat senyum Ayuna perlahan mengembang, dan setelah itu mereka pun kembali melanjutkan sarapan hingga nasi goreng yang di buat oleh Ayuna habis tidak tersisa, beruntung tadi Ayuna sempat memisahkan satu piring untuk suaminya.
***
Kini Ayuna dan juga Bunda Farah sudah berada dalam perjalanan menuju pasar, tidak lupa mbok nah juga ikut sebab mbok nah yang tau apa-apa saja yang harus di beli.
Tidak lama kemudian mobil yang di kendarai oleh supir pribadi Bunda Farah pun tiba di sebuah pasar modern yang terlihat cukup bersih, Ayuna sempat menatap kagum pada bangunan di depan nya, berbeda sekali dengan pasar di kampung nya.
" Kita beli daging dulu ya!" Ujar bunda Farah setelah mereka turun dari mobil.
" Iya bunda !" Jawab Ayuna singkat dan langsung mengikuti langkah bunda Farah yang Kini sudah menggandeng tangan nya.
Begitu sampai di tukang daging langganan nya bunda Farah langsung memborong 5 kg daging sapi, 3 kg iga, 2 kg buntut sapi, dan masih banyak lagi.
" Anak nya ini Bu ?" Tanya penjual daging yang biasa di panggil bang Supri.
" iya bang !" Sahut bunda Farah singkat.
" Cakep bener kaya ibu nya, udah ada yang punya apa belum Bu, kalo belum boleh lah buat saya hehehe !" ujar bang Supri lagi sembari cengengesan membuat bunda Farah mendengus lucu, sementara Ayuna hanya diam saja tidak ikut menyahut.
" Udah sold out bang, bentar lagi saya punya cucu !" Jawab bunda farah sambil merangkul lengan Ayuna dan mengelus perut wanita itu dengan lembut membuat Ayuna tersentak kaget namun tidak berani protes.
" eh kirain saya belum ada yang punya Bu, maaf ya neng !" ucap bang Supri lagi dan ayuna hanya bisa mengangguk kaku.
setelah selesai membeli daging bunda Farah pun mengajak Ayuna untuk membeli cabai dan kawan-kawan, sama seperti tadi, kali ini Ayuna di minta untuk menjadi menantu si ibu penjual cabai, namun lagi-lagi bunda Farah menjawab dengan jawaban yang sama.
selesai belanja akhirnya mereka pun kembali ke rumah, dalam perjalanan bunda Farah sempat terkekeh mengingat beberapa penjual langganan nya meminta Ayuna untuk menjadi menantu atau istri mereka, bahkan ada yang meminta Ayuna dengan tawaran sertifikat rumah.
" Kayanya bunda harus kurung kamu deh sayang, baru di ajak ke pasar aja udah banyak yang mau ngelamar kamu, ini gimana kalo anak bunda sampai tau, apa ga tantrum itu dia nanti !" kekeh bunda Farah membuat Ayuna meringis tidak enak hati.
" kaya nya Abang ga akan marah deh bunda, soalnya Abang ga pernah cemburu'an orang nya !" Ujar ayuna, sepertinya Ayuna lupa kasus nya dengan fajar yang membuat Narendra mereog.
" Masa sih ?" Tanya bunda Farah tidak percaya.
" Iya bunda, Abang orang nya santai kok !" Sahut Ayuna, dan kalau kalian tanya kenapa Ayuna memanggil Naren dengan sebutan Abang sebab tadi bunda Farah yang meminta Ayuna untuk memanggil Naren seperti itu, bukan tidak suka hanya saja panggilan seperti itu terdengar sangat asing di keluarganya.
" Oh gitu ya !" ujar bunda Farah sambil menganggukan kepalanya, namun dalam hati bunda Farah akan tetap bilang kepada Naren tentang Ayuna yang di goda para penjual di pasar.
Tidak lama kemudian mobil yang di kendarai oleh supir pribadi bunda Farah pun tiba dan kebetulan Narendra sedang duduk di ruang keluarga sembari menonton kartun si kembar botak.
" Dari mana, Kok ga bilang-bilang kalo mau pergi ?" Tanya Naren entah pada siapa, namun bunda Farah tau jika pertanyaan itu di tuju untuk menantu nya.
" Bunda abis ajak Ayuna ke pasar, dan kamu tau apa yang terjadi ?" ucap bunda Farah sengaja menggantung ucapan nya, membuat Naren penasaran hingga dahinya mengernyit.
" mantu bunda banyak yang naksir, bahkan tadi si ibu yang jual sembako udah nawarin mahar pake sertifikat rumah !" Sambung bunda Farah membuat mata Naren langsung melotot seketika.
" terus bunda jawab apa ?" Tanya Naren dengan nada yang tidak santai dan sedikit ngegas.
" Ya bunda bilang aja kalo sebentar lagi bunda punya cucu, ya udah langsung mundur alon-alon !" Sahut bunda Farah dan langsung melengos menuju dapur meninggalkan pasutri yang kini malah saling tatap-tatapan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Terima kasih thor untuk cerita nya
tapi bener juga kata Naren udah niat berbagi jadi harus ikhlas...
Niatnya Naren dan Ayuna kan memang bersedekah