NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Tukar Pasangan / Tamat
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Dilahirkan dari pasangan suami istri yang tak pernah menghendakinya, Rafael tumbuh bukan dalam pangkuan kasih orang tuanya, melainkan dalam asuhan Sang Nini yang menjadi satu-satunya pelita hidupnya.
Sementara itu, saudara kembarnya, Rafa, dibesarkan dalam limpahan cinta Bram dan Dina, ayah dan ibu yang menganggapnya sebagai satu-satunya putra sejati.

"Anak kita hanya satu. Walau mereka kembar, darah daging kita hanyalah Rafa," ucap Bram, nada suaranya dingin bagai angin gunung yang membekukan jiwa.

Tujuh belas tahun berlalu, Rafael tetap bernaung di bawah kasih sang nenek. Namun vidhi tak selalu menyulam benang luka di jalannya.

Sejak kanak, Rafael telah terbiasa mangalah dalam setiap perkara, Hingga suatu hari, kabar bak petir datang sang kakak, Rafa, akan menikahi wanita yang ia puja sepenuh hati namun kecelakaan besar terjadi yang mengharuskan Rafael mengantikan posisi sang kakak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jatuh cinta pada kakak ipar

Rumah Viola dan Rafa

Rafael sibuk memasukkan pakaian-pakaian Viola ke dalam tas. Dokter telah menyarankan agar ia dirawat beberapa hari demi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Namun, saat tangannya tengah melipat baju-baju itu, matanya terhenti pada sebuah album yang terselip di sudut lemari. Bukan album foto, melainkan album berisi lukisan tangan Viola sendiri.

Rafael terdiam, lalu duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati ia membuka lembar demi lembar. Di halaman awal, ia menemukan lukisan bunga, pemandangan, juga hewan-hewan yang pernah dilihat dan digoreskan Viola dengan indah. Namun, semakin ke belakang, semakin aneh dan… semakin familiar.

Jantung Rafael berdegup kencang ketika matanya berhenti pada sebuah lukisan. Seorang pria digambarkan dengan siluet punggung, berdiri menghadap lapangan basket SMA mereka dulu. Rafael mengerjap, menolak percaya. Apakah itu dirinya? Ia membalik lagi, lagi, hingga—

Bruk!

Album itu terjatuh dari tangannya. Lukisan berikutnya menampilkan gang muram, dengan sosok pria yang begitu mirip dengannya. Namun ada keraguan mungkinkah itu Rafa? Jika benar wajah yang tergambar adalah kakaknya, maka empat tahun pengorbanan Rafael sia-sia. Segala perjuangan, segala luka, semua cinta yang ia kubur… seakan tak pernah berarti.

Dengan tangan bergetar, Rafael kembali meraih album itu. Matanya lalu terpaku pada tulisan tangan Viola yang tertera di bawah salah satu lukisan.

“November 04, 2020.

Angin berhembus sangat kencang, tapi tak membuatku kedinginan. Cuacanya cerah, menenangkan hati. Aku duduk menatap seorang pria yang berbicara di hadapanku. Wajahnya? Saat itu aku belum bisa melihat jelas, hingga beberapa menit kemudian ia berbalik. Itu dia… wajahnya. Indah, seperti bunga yang mekar di musim semi. Aku tak sanggup mengalihkan pandanganku. Aku menyukainya. Sejak pertama kali bertemu di lapangan basket, aku jatuh padanya. Namanya… Rafael. Aku menyukainya.”

Tubuh Rafael lunglai. Air matanya jatuh menodai halaman album itu. Semua lukisan—taman bunga matahari, lapangan basket, hingga negeri impian mereka, London—adalah potongan kenangan mereka berdua. Viola mencintainya, sejak dulu. Namun waktu telah menjebak mereka dalam keadaan mustahil: bagaimana mungkin ia merebut Viola dari kakaknya sendiri?

Krek.

Suara pintu kamar terbuka. Rafael buru-buru menutup album itu, menyeka air matanya.

"Sedang apa di kamar ini?" Suara Viola terdengar pelan namun tajam. Ia berdiri di ambang pintu, menatap Rafael yang termenung dengan album di pangkuannya.

Rafael bangkit, menahan sesak di dadanya. "Aku hanya… menyiapkan barang-barangmu. Kenapa kau kembali? Kau seharusnya istirahat di rumah sakit, kan?." Suaranya serak, matanya merah.

Langkahnya maju, membuat Viola justru mundur selangkah. Ada jarak yang tak kasat mata, jarak yang seharusnya dijaga sejak dulu. Viola menunduk, mencoba menahan gejolak hatinya.

"Kau tidak tahu seperti apa hubungan antara aku dan keluargaku," suaranya bergetar, namun matanya menatap penuh luka. "Kau memanggil mereka datang… padahal sebagian besar luka di tubuhku adalah karena mereka." suara viola muali goyah, seolah ada luka dahsyat yang sakit nya ia coba untuk tahan,

Rafael terdiam. Ia ingin meraih Viola, namun Viola menepis dengan tatapannya. Entah karena benci, atau karena tak sanggup melihat lelaki yang pernah jadi cinta pertamanya kini berdiri di depannya sebagai adik iparnya.

"Maafkan aku, Viola," bisik Rafael lirih. "Maaf… karena baru sekarang aku mengatakannya. Aku akan kembali ke tempatku. Aku tak akan mengganggumu lagi… atau mengganggu kakakku."

Mata Viola basah. Hatinya ingin menjerit, ingin maju dan memeluk Rafael, menghapus air mata di wajahnya. Namun cincin yang melingkar di jari manisnya menahannya. Ia bukan miliknya, ia adalah istri Rafa.

Dengan suara pecah, Viola bertanya, "Apa kau tidak ingin tahu apa yang terjadi empat tahun lalu? Kau tidak ingin mendengar bagaimana aku menunggu? Bagaimana aku terluka? bagiamana hubungan harmonis keluarga ku bisa menjadi seperti ini? Kau tidak mau tahu? " viola mulai menaikan nada bicara nya

Rafael menutup matanya. Sesal menggerogoti hatinya. Cinta pertamaku adalah istri kakakku. Cinta pertamaku bukan untukku."Itu masa lalu, Viola. Yang terpenting sekarang adalah kesehatanmu. Kita harus fokus menjaga kandunganmu....., fokus agar kau bisa aborsi agar aku bisa........."

"Tidak!" Viola memotong kalimatnya. Suaranya meninggi, penuh amarah dan tangis. "Kau adalah ayahnya, Rafael! Anak ini darah dagingmu. Tapi kau malah ingin membunuhnya?! Dia bahkan masih segumpal darah, jika kau ingin aku aborsi, kau sama sama seperti ayah mu"

Rafael terperangah. Tubuhnya kaku. Ia menggeleng, menahan perasaan yang berkecamuk. "Ya… aku ayahnya. Aku tak akan membohongi itu. Tapi aku bukan suamimu. Jangan kau tutupi kebenaran ini, Viola! Dan aku bukan iblis seperti ayah ku, aku ingin anak ini bahagia, itu sebab nya aku ingin kau aborsi "

Viola mengusap perutnya dengan kedua tangan yang bergetar, air matanya jatuh deras. "Kau ingin aku menggugurkannya, bukan? Kau ingin aku menghapus satu-satunya hal yang tersisa dari kita?"

Itu kebohongan pertamanya. Viola tahu ia tak akan pernah melakukannya. Ia rela menanggung segalanya sendiri. Jika tak bisa bersama ayahnya, maka ia akan menjadi ibu sepenuhnya untuk anak ini. Rafa? Untuk sementara, ia akan meyakinkan semua orang bahwa itu adalah anak suaminya, di juga akan membuat janji, dan tentu saja ini akan menguntungkan untuk Rafa dan juga dirinya,

Rafael pun menangis. Bahunya bergetar, dadanya sesak. Tak disangka, Viola memilih menanggung keputusan sebesar ini seorang diri.

"Baiklah…" katanya akhirnya, suaranya parau "

" Aku tidak akan aborsi, kau tenang saja, anak ini dan aku tidak akan pernah bertemu dengan mu lagi, setelah semua masalah ini selesai, apapun yang terjadi kedepan nya nanti, aku yang akan menanggung nya " ucap viola tegas

Rafael menarik nafas nya panjang, seolah sudah tidak ingin membujuk viola lagi, keberanian viola membuat nya nekad " jika itu yang kau pilih, aku tidak akan melawan. Tapi sekarang bersiaplah. Aku akan membawamu kembali… kepada kakakku."

Ia berbalik, melangkah keluar kamar. Punggungnya tegap, tapi matanya dipenuhi luka yang tak bisa disembuhkan.

Viola terduduk di lantai, tubuhnya rapuh. Tangannya mengusap perutnya, air matanya mengalir tanpa henti. Ia ingin berlari, mengejar cinta pertamanya, memeluknya dan berkata ia tak pernah berhenti mencintainya. Tapi ia tahu Rafael sendiri menolak untuk mendekatinya.

Tangisnya pecah. Seolah takdir memang ditulis untuk memisahkan mereka. Takdir tak pernah merestui kebahagiaannya bersama Rafael, takdir memang jahat,

Jangan lupa beri bintang lima, like dan komen ya teman-teman

Bersambung...........

Hai teman-teman, yuk bantu like, komen dan masukkan cerita aku kedalam favorit kalian, ini karya pertama aku dalam menulis, mohon bantuan nya ya teman-teman terimakasih........

1
Anyue
jatuh cinta pada kaka ipar tapi kok meninggal 🤔
Penapianoh📝
baru mampir kesini thor😌
Lilik Ayu
anara anak kuat
Azka Rafli
ini serius???
Azka Rafli
mengesankan
Lilik Ayu
viola wanita kuat
Septi Utami
jangan lupa di follow ya kak akunku biar tau kelanjutan ceritanya hihi, buat yang lain mari mampir ada 2 cerita: Rasa Diujung Senja, dan Jodoh Untuk Suamiku. terimakasih🙏
Lilik Ayu
luar biasa, gak sabar nunggu selanjutnya
Vio La
lanjut Thor
NRLwrites
semangat kk ☺️☺️
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Reenie
Thor, ini judulnya udah diubah ya?
aurel: iya kak
total 1 replies
tika
up lagi thor
Jihan Hwang
udah mampir thor
Nara
Semangat ya thoor /Applaud//Determined/
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 🥰
Verlit Ivana
saya mampir membaca. saran kak, untuk kata asing, dicetak miring untuk pembeda.
tika
lanjut
Kaginobi
Semangat terus nulisnya kak 😁
Elisabeth Ratna Susanti
bener banget kesempatan tidak datang dua kali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!