NovelToon NovelToon
Sang Penakluk

Sang Penakluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: RantauL

Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".

Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".

Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".

Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.

Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20. Sepasang Harimau Putih

Ray Zen, Han Yu dan Bear terus berlari memasuki pusat hutan kabut. Menurut Bear, didalam pusat hutan kabut itu, terdapat sepasang binatang buas ratusan ribu tahun yang sangat kuat. Mereka adalah penguasa utama dari hutan kabut, yang dikenal dengan Sepasang Harimau Putih.

Banyak kultivator-kultivator ranah Agung hingga Legend yang pernah bertarung dengan mereka, tetapi tidak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup. Itulah sebabnya tidak ada lagi kultivator yang berani memasuki wilayah pusat hutan kabut.

Langkah mereka bertiga mulai melambat, seiring dengan mulai terlihatnya aliran air terjun yang indah nan jernih. Suara dentuman air dan kicauan burung-burung menambah begitu menyenangkannya berada ditempat itu. Mereka bertiga lalu berhenti tepat dibawah aliran air terjun.

"Apakah ini tempatnya Bear?" tanya Ray Zen, sembari memandang air terjun didepannya.

"Benar Tuan, ini tempatnya. Dibalik air terjun itu terdapat sebuah goa yang cukup besar. Disitulah tempat tinggal dari Sepasang Harimau Putih." jawab Bear.

"Ada perlu apa kau mencari kami Bear. Apakah ada masalah di wilayahmu?" terdengar suara menggema dari balik aliran air terjun. Suara itu disertai dengan adanya aura intimidasi yang sangat kuat.

Bear dan Han Yu mengeluarkan auranya untuk menekan aura yang datang mengintimidasi mereka. Sementara itu, Ray Zen masih tetap tenang. Ia mengeluarkan senyuman khasnya, seolah tidak merasakan apapun.

"Siapa manusia bodoh yang bersamamu itu Bear?" lanjut suara dari balik air terjun.

Bear hendak menjawab, tetapi Ray Zen telah lebih dulu menghentikannya. "Keluarlah Harimau busuk, jangan hanya bersembunyi di tempatmu!" ucap keras Ray Zen, dengan suara yang disertai energi.

"Hahaha.., ternyata ada dua manusia sombong yang sudah bosan hidup rupanya. Apakah kau sudah cukup kuat untuk bertemu dengan kami manusia?"

"Sudahlah jangan banyak bicara, jika kau tidak mau keluar, akan aku hancurkan tempatmu ini." ancam Ray Zen.

"Grrrr.. Grrrr..."

Sepasang harimau putih perlahan berjalan keluar dari balik air terjun. Sepasang harimau itu memiliki ukuran yang cukup besar dengan tinggi sekitar 2 meter. Kulitnya berwarna putih bersih dengan garis-garis hitam. Taring dan cakarnya terlihat panjang dan tajam. Matanya yang berwarna biru cerah, menatap tajam kearah Ray Zen.

"Hehe.., Apakah kalian penguasa hutan kabut ini?" tanya Ray Zen sedikit terkekeh.

"Grrrr..., ternyata hanya seorang anak kemarin sore." gumam salah satu harimau.

Sepasang harimau putih itu kemudian berubah wujud menjadi manusia. Harimau yang lebih besar berubah menjadi seorang pria dewasa berbadan kekar, dengan wajah yang cukup tampan, berambut putih pendek dengan mata biru gelap. Sedangkan harimau yang lebih kecil berubah menjadi seorang wanita cantik, dengan rambut panjang berwarna putih, dan mata biru cerah.

"Maaf telah mengganggu kalian tuan Tiger dan nyonya Trile." ucap Bear sambil menangkupkan tangannya didepan dada.

"Siapa bocah sombong yang bersamamu ini Bear." tanya wanita yang dipanggil Trile oleh Bear, harimau betina sebelumnya. Matanya menatap Ray Zen dari atas hingga kebawah.

"Dia adalah taun baru hamba nyonya." jawab Bear singkat.

"Taun barumu? Hahaha.., apa kau bercanda Bear? tawa keras Trile. "Sejak kapan kau mau menjadi bawahan dari manusia lemah ini." lanjutnya.

"Hei.., kalian belum menjawab pertanyaanku?" ucap Ray Zen kesal. Ia berjalan mendekati kedua harimau itu. "Siapa yang kau sebut lemah ha? Mau bertarung?" lanjutnya setelah berada cukup dekat dengan kedua harimau itu.

"Bertarung? Hahaha.., Bocah bahkan gurumu itu saja belum tentu bisa mengalahkanku, apalagi kau." balas Trile, tangannya menunjuk kearah Han Yu yang masih diam ditempatnya.

Ray Zen tersenyum. Dengan cepat dia menyerang kearah Trile. Tinjunya yang terkepal sedikit lagi mengenai wajah Trile. Beruntung wanita itu segera menyadarinya. Ia bergerak menghindar, membuat tinju Ray Zen hanya mengenai udara kosong.Trile mundur menjauh, mengambil jarak.

"Bocah sialan berani sekali ka–"

Belum sempat Trile menyelesaikan ucapannya, Ray Zen telah menyerangnya kembali. Kali ini serangan Ray Zen lebih cepat dan bertubi-tubi. Trile mulai kesulitan menghindari semua serangan yang dilancarkan oleh Ray Zen.

Bukkk...

Kaki kiri Ray Zen berhasil mengenai perut Trile, membuatnya mundur beberapa langkah. Ia memuntahkan seteguk darah segar.

Pria yang sebelumnya adalah harimau putih, menyipitkan matanya setelah melihat kemampuan bertarung Ray Zen. Ia pun segera mendekati Trile.

"Adik, apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu sambil membantu Trile berdiri.

Trile mengangguk, masih mencoba menahan rasa sakit diperutnya. "Aku baik-baik saja kakak." jawabnya singkat, lalu menatap Ray Zen dengan tatapan menyeramkan.

"Bocah sialan." ucapnya keras disertai dengan keluarnya aura yang begitu besar dari tubuhnya. Tubuhnya mengalami perubahan. Sepasang taring terlihat di mulutnya. Tangan dan kakinya juga mengeluarkan kuku-kuku tajam.

Han Yu dan Bear yang melihat hal itu, segera mendekati Ray Zen, melindunginya. "Tuan, sepertinya nyonya Trile marah besar. Tuan harus berhati-hati." ucap Bear. Han Yu mengangguk setuju. Ia mengeluarkan sihirnya. Lingkaran api besar muncul di sekeliling mereka.

"Kakek Han, Bear, kalian tidak perlu ikut bertarung." ucap Ray Zen santai. "Biarkan aku bermain-main dengannya."

Ray Zen berlari cepat, kearah Trile yang juga sedang menuju kearahnya. Pertarungan mereka pun kembali berlanjut. Tapi kali ini Trile lebih mendominasi. Setiap serangan yang ia lancarkan sangat mematikan. Beberapa cakarannya telah merobek lengan dan kaki Ray Zen.

Boom...

Tinju Ray Zen beradu dengan telapak tangan Trile, mengahasilkan ledakan yang cukup besar. Mereka berdua mundur secara bersamaan, mengambil jarak.

Trile tersenyum puas setelah melihat banyaknya luka cakaran ditubuh Ray Zen. Ia sangat yakin telah memenangkan pertarungan itu. "Bagaimana bocah? Apakah rasa sakitnya nikmat?" tanyanya dengan wajah mengejek.

Ray Zen terdiam sejenak lalu kembali tersenyum. "Hehe, sepertinya kau cukup senang melihat luka-luka kecil ini." ucapnya, lalu mengeluarkan sedikit energinya, membuat luka-luka yang ia alami pulih seketika.

Tidak hanya Trile yang terkejut melihat hal itu, Tiger, Han Yu dan juga Bear sama. Mereka menatap tidak percaya kearah Ray Zen.

"Ba.., Bagaimana mungkin?" gumam Trile pelan.

Tiger, pria itu, menatap Ray Zen dengan tatapan yang lebih serius.

"Regenerasinya begitu cepat. Siapa sebenernya anak ini?" batinnya.

"Aku akui kau cukup kuat, bocah. Tapi jangan pikir kau bisa mengalahkanku." kata Trile keras lalu kembali menyerang Ray Zen.

"Cukup adik." Tiger segera menghentikan Trile. Dengan cepat dia telah berada diantara Trile dan Ray Zen.

"Tapi kak–"

"Sudahlah.., tidak perlu dilanjutkan." ucap Tiger memotong suara Trile, adiknya. "Nak siapa namamu? Ada urusan apa kau mencari kami?" lanjutnya bertanya kepada Ray Zen.

Ray Zen tersenyum, masih dalam posisi siap bertarung. "Namaku Ray Zen. Aku datang kesini untuk mengajak kalian berdua menjadi bawahanku."

"Cuihhh.., menjadi bawahanmu? Kau pikir siapa dirimu boc–." Lagi-lagi Tiger menghentikan Trile bicara. Ia kemudian kembali menatap Ray Zen.

"Bawahan? Apa yang membuatmu berpikir kami bisa menjadi bawahanmu?" tanya Tiger.

Ray Zen berjalan mendekati mereka, tangannya masih terkepal. "Karena aku tahu, kalian berdua memiliki kekuatan yang hebat, dan aku juga percaya, dengan mendapatkan bawahan seperti kalian, aku tidak perlu repot-repot untuk bertarung."

Tiger menatap Trile yang masih menahan amarahnya. "Baiklah kami akan menjadi bawahanmu."

"Kakak?" protes Trile, yang tidak mengerti dengan jalan pikiran kakaknya.

"Tapi dengan satu syarat." lanjut Tiger.

"Apa syaratnya?"

"Ikuti kami." Tiger segera membawa Trile masuk kembali kedalam goa dibalik air terjun. Ray Zen, Han Yu dan Bear segera menyusul mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Christian Matthew Pratama
bai hu kmna, mc biarkan pengawal setianya mati demi menutupi kemampuannya, mc malah keliling hutan cari bawahan baru
Christian Matthew Pratama
mc tolol atau gmn, pengawalnya dalam bahaya malah dibiarkan, dia malah msk kehutan
Christian Matthew Pratama
ini critanya zaman kapan ada istilah big boss
Christian Matthew Pratama
mmg sdh ada jam ya🤔
Rizky Fadillah
suka aku sama guru nya,mengajarkan mc jngn naif,tidak ada kebaikan didunia kultivator,apa lgi di dunia nyata banyak tipu muslihat nya hahaha
Yuzuru03
Jalan ceritanya bikin penasaran
Dadi Bismarck
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Mưa buồn
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!