Seorang wanita bernama Tania dijodohkan dengan teman masa kecilnya bernama Ikrar Abraham. Mereka berdua sama - sama saling mencintai. Namun, mereka mulai terpisah saat Ikrar melanjutkan pendidikannya di luar negri.
Saudara tiri Tania yang menginginkan semua milik Tania termasuk Ikrar, lelaki yang dijodohkan Tania, berusaha memisahkan mereka berdua. Bahkan demi melancarkan niat jahatnya itu. Ia dan ibunya mengusir Tania dari Rumah besarnya.
Saat Ikrar kembali untuk menikahi Tania, ia sudah tidak mendapatkan Tania di rumah besar keluarga Tania. Demi perjodohan antar keluarga, Ikrar harus bertunangan dengan Belinda, saudara tiri Tania.
Sementara Tania kini hidup sebagai wanita miskin yang tidak punya apa - apa.
Untuk mendapatkan uang biaya hidupnya, ia harus bekerja apa saja bahkan ia rela mengubah penampilannya menjadi wanita culun saat mulai bekerja sebagai asisten Ikrar. Tidak sampai disitu saja, Ikrar bahkan sering menghina dirinya sebagai wanita bodoh, pengganggu dan wanita penggoda.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tania sampai ia harus menyembunyikan jati dirinya dari semua orang?
Apa yang akan dilakukan Ikrar saat ia tahu kalau wanita yang sering ia hina adalah wanita yang sangat ia cintai?
Simak yuk.
IG: @dewimutiawitular922
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Cerita masa lalu Tania
Meskipun Tania tidak ingin membuat Ikrar khawatir atau merasa kasihan dengan dirinya, kalau Ikrar tahu semua masa lalu pahitnya, namun ia harus menceritakan semuanya pada lelaki yang dicintainya itu tentang yang terjadi padanya selama ini.
Sebelum bercerita, Tania menarik nafasnya pelan, kemudian menghela nafasnya perlahan – lahan untuk menenangkan hati dan emosinya. Ia memandang ke depan tanpa melihat Ikrar yang duduk di samping menunggu cerita darinya.
“Banyak yang terjadi saat kau tidak ada!” Tania kembali menoleh melihat Ikrar dengan pandangannya yang mulai sedih mengingat masa lalunya.
“Satu tahun setelah kau pergi, pengacara yang selama ini ayah percayai di tuduh telah berusaha memperkosa Tante Maya, sampai ayah memutuskan hubungan dengannya. Aku tidak menyangka kalau orang kepercayaan ayah bisa berbuat begitu. Selama ini dia selalu baik padaku. Ayah kemudian menggantinya dengan pengacara yang di kenalkan Tante Maya!”
“Maksudmu, Pak Burhan di ganti dengan orang lain?” tanya Ikrar dengan serius.
“Iya, aku tidak percaya kalau orang itu bisa menghianati ayah. Mungkin karena, ayah sudah di butakan cinta sampai ayah tidak bisa melihat mana yang benar dan mana yang tidak. Bahkan tidak percaya padaku. Beberapa bulan kemudian, ayah mengalami kecelakaan mobil sampai meninggal!” lanjut Tania dengan matanya yang mulai berkaca – kaca, menahan air matanya.
Terlihat kedua tangan Tania gemetar ketika ia menceritakan itu pada Ikrar, yang membuat Ikrar langsung menggenggam tangan Tania dengan erat agar Tania bisa merasa tenang kembali.
“Maafkan aku. Aku tidak ada saat kau mengalami itu semua!” kata Ikrar dengan wajahnya yang sedih.
“Tidak apa – apa. Kak Ikrar tidak perlu minta maaf!” balas Tania.
“Aku tetap bersalah padamu, Tania, karena saat kau susah, aku tidak ada. Lalu ... apa yang terjadi selanjutnya. Apa kau bisa ceritakan semua padaku?” tanya Ikrar dengan tatapan sedihnya melihat Tania.
Ikrar sedih kalau harus membiarkan Tania bercerita yang membuatnya mengingat kembali kenangan buruknya, namun terpaksa ia menanyakan semuanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada Tania.
“Dua bulan ayah meninggal. Surat wasiat dari ayah keluar. Ayah menyerahkan semua hartanya pada Tante Maya. Termasuk perusahaan, Restoran dan Rumah yang di tempatinya sekarang. Tante Maya bahkan menjual semua saham perusahaan ayah karena dia tidak tahu cara mengelolanya. Aku tidak setuju karena itu semua hasil kerja keras ayah selama ini. Sampai Tante Maya marah dan mengusirku dari rumah!” Tania mulai mengeluarkan air matanya ketika menceritakan itu semua, namun ia berusaha menahannya agar tangisannya tidak pecah.
“Aku masih 16 tahun, dan tidak tahu caranya hidup di luar rumah. Kalau saja tidak ada Kak Galang dan Ibu Kristin yang membawaku ke rumahnya, menganggapku bagian dari keluarganya, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku menyembunyikan diriku, karena tidak mau membuat orang yang sudah merawatku selama tujuh tahun ini ikut menderita. Tante Maya mengancamku dengan orang – orang yang kusayangi. Maaf ... aku tidak bisa berbuat apa – apa untuk menolong mereka kecuali menyembunyikan diriku!” jelas Tania yang kemudian menundukkan kepalanya. Tanpa sadar air matanya semakin mengalir, ia menangis dengan kepala menunduk, mengingat semua kejadian menyakitkan itu.
Ikrar langsung memeluk Tania, kemudian berkata: “Kau sudah mengalami kejadian yang seharusnya tidak kau alami. Dan seharusnya aku yang minta maaf karena tidak bisa melindungimu!”
Ekspresi Ikrar tiba – tiba berubah dingin. “Tania ... apa kau mau semua milikmu itu kembali dan melihat mereka mengalami hal yang sama seperti yang kau alami?” tanya Ikrar.
Tania melepaskan pelukannya, kemudian menatap Ikrar dengan wajahnya yang masih di penuhi air mata.
“Apa yang mau kau lakukan? Kak Ar ... tidak ada apapun yang bisa menghukum Tante Maya dan memasukkannya ke penjara. Surat wasiat itu semua atas namanya!” kata Tania.
Ikrar memegang kedua pipi Tania, menghapus air matanya, kemudian berkata: “Penjara sangat mudah kulakukan untuk mereka, tapi penjara terlalu bagus untuk orang – orang yang sudah menyakitimu. Aku ingin mereka merasakan apa yang kau rasakan selama ini, bahkan aku mau mereka menderita sepuluh kali lipat dari yang kau alami. Dan apa kau tahu, kenapa Pak Burhan di ganti bahkan di tuduh seperti itu? Tania ... masalah keluargamu tidak sesederhana seperti yang kau bayangkan. Seperti yang kau katakan tadi, kalau kau percaya pada Pak Burhan, berarti dia tidak bermasalah, melainkan Tante Maya yang bermasalah. Menurutku, Tante Maya sudah merencanakannya dari awal ketika dia masuk ke dalam keluargamu, dan dia pasti tidak sendiri!”
“Kak Ar, kau tidak mungkin mau membunuh Tante Maya, kan? Kau bisa masuk penjara!” kata Tania yang terlihat panik dan khawatir saat ia mendengar semua ucapan Ikrar.
“Kenapa aku harus membunuhnya? Mati terlalu muda untuknya. Aku akan buat dia merasakan tidak ingin hidup, mati pun tidak bisa. Tapi, untuk melakukan itu semua, kita tidak boleh gegabah!” kata Ikrar dengan nada tegasnya.
Ikrar kembali memeluk Tania dengan erat, mengusap belakang kepalanya dengan lembut, kemudian mencium pucuk kepala Tania dengan lembut.
Sementara di Kediaman Abaraham.
Nyonya Maya mendatangi rumah Keluarga Abraham untuk mencari simpati dari keluarga Abraham.
Saat ini ia sudah duduk di sofa ruang tamu Keluarga Abraham bersama Adelia, Tuan Reqy dan Nerissa. Ia memberitahukan kalau Tania masih hidup yang membuat semua orang syok, namun Nyonya Maya tidak cerita kalau wanita yang Nerissa hina adalaha Tania, karena Nyonya Maya memang tidak tahu masalah penyamaran Tania.
Nyonya pun memfitnah Tania, menceritakan semua tentang Tania yang ia ceritakan pada Ikrar mengenai Tania yang kabur dengan pria lain, karena tidak ingin di jodohkan.
“Mbak Maya ... Tania tidak mungkin seperti itu. Aku mengenalnya sejak kecil!” kata Adelia setelah ia mendengar cerita dari Nyonya Maya. Saat itu ia duduk di samping kiri Nyonya Maya.
Nyonya Maya diam sejenak, kemudian menangis, agar mereka kasihan melihat dirinya.
“Saya tahu jeng. Tania adalah gadis yang baik dan penurut, tapi sejak dia bertemu dengan lelaki yang bernama Galang. Tania menjadi berubah. Dia memaksaku melakukan itu semua. Karena aku sangat menyayanginya seperti putriku sendiri, aku terpaksa menuruti keinginannnya itu. Aku datang ke sini untuk minta maaf atas perbuatan yang sudah kulakukan, aku sudah menjadi orang tua yang tidak becus. Aku hanya memikirkan perasaan Tania tanpa memikirkan ikatan antar keluarga kita. Suamiku pasti menangis di sana!” kata Nyonya Maya sambil mengeluarkan suara tangisannya di depan Adelia.
Sementara Tuan Reqy yang sejak tadi duduk di depan Nyonya Maya dan istrinya, hanya memasang wajah datarnya. Ia tidak tahu harus bicara apa atau harus berbuat apa mendengar penjelasan Nyonya Maya? Mengingat dirinya yang memang berniat menjodohkan anaknya dengan anak rekan bisnisnya karena mengetahui kalau Ikrar menyukai Tania.
Ia tidak mau kisahnya dengan istrinya terulang sama pada anaknya. Penyesalan terbesarnya dulu adalah tidak memberikan ikatan pada Adelia sebelum membiarkan Adelia bebas darinya. Makanya Tuan Reqy menjodohkan anaknya dengan wanita yang Ikrar cintai agar tidak ada penyesalan di kemudian hari seperti yang pernah ia alami.
Tuan Reqy menyerahkan semua urusan cinta dan perasaannya pada anaknya itu ketimbang memikirkan perasaan orang lain. Jika anaknya suka, maka ia akan menyetujuinya tanpa harus memikirkan hal yang bisa membuatnya pusing. Selama Ikrar bisa bahagia dengan hidupnya sendiri tanpa ada tekanan, maka ia tidak akan pernah ikut campur. Menurutnya, Ikrar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan darinya. Dan itu selalu ia ajarkan pada anak pertamanya itu.
Berbeda dengan Adelia. Ia merasa bersimpati dengan cerita Nyonya Maya. Apalagi Nyonya Maya terus memasang wajah sedihnya, dengan suara tangisannya yang tiada henti. Dan itu semua karena hubungan kedua wanita itu sangat baik. Nyonya Maya selalu bersikap baik pada Adelia, bahkan tidak pernah menunjukkan sikap arogan dan sombongnya. Nyonya Maya bahkan selalu menunjukkan dirinya yang merasa sangat kehilangan suaminya yang membuat Adelia respeck padanya. Meskipun begitu, Adelia masih tetap menyayangi Tania.
Begitu juga dengan Nerissa yang dekat dengan Nyonya Maya, namun pikiran Nerissa sedikit berbeda dengan Adelia. Nerissa lebih mempercayai Nyonya Maya ketimbang Tania yang sama sekali tidak terlalu dekat dengannya. Ia mengusap – usap punggung Nyonya Maya merasa kasihan melihat kesedihan Nyonya Maya yang duduk di tengah antara dirinya dan Adelia.
Tiba - tiba, Nyonya Maya tersadar dengan pandangan datar Tuan Reqy. Ia mulai melihat Tuan Reqy dengan wajah sedihnya.
“Tuan Reqy, saya sungguh minta maaf, karena sudah mengecewakan Anda!” kata Nyonya Maya dengan wajahnya yang terlihat sedikit takut jika saja tanggapan Tuan Reqy tidak baik padanya.
Tuan Reqy yang duduk bersandar di sofa dengan menyilangkan kedua kakinya, terdiam sejenak melihat Nyonya dengan ekspresi datarnya.
Nyonya Maya mulai khawatir melihat Tuan Reqy yang diam membisu.
Tuan Reqy pun mulai menggerakkan bibirnya, kemudian berkata:
“Nyonya Maya, kau harus tahu kalau alasanku menjodohkan Ikrar dan anak Gunawan, bukan karena aku dan suamimu berbisnis, tapi alasan utamanya karena Ikrar menyukai anak Gunawan. Kalau Ikrar tidak suka, aku tidak mungkin menjodohkannya. Seperti anakmu perempuanmu yang sudah bertunangan dengan Ikrar. Kalau bukan Ikrar yang meminta, acara pertunangannya juga tidak ada. Tapi, aku heran padamu. Kenapa kau tiba – tiba cerita ini semua pada keluargaku?”
Saat itu, Tuan Reqy terlihat mengerutkan keningnya ketika ia bicara pada Nyonya Maya.
Nyonya Maya kaget mendengar ucapan Tuan Reqy yang tidak pernah ia bayangkan. Pikirnya kalau Tuan Reqy pasti mementingkan nama baik keluarganya jika Ikrar menikah dengan wanita yang memiliki kejelekan seperti Tania. Namun, Tuan Reqy malah biasa saja ketika mendengar ceritanya tentang Tania.
“Maafkan saya Tuan. Saya cerita kebenaran Tania karena saya selalu di bayang – bayangi Mas Gunawan jika saya menyembunyikan tentang Tania pada keluarga Anda. Mas Gunawan selalu menghormati Anda, jadi mau tidak mau saya harus menjaga rasa hormatnya pada Anda dengan menceritakan masalah Tania,” jawab Nyonya Maya.
Tuan Reqy yang tidak merasa penting mendengarkan obrolan Nyonya Maya, berdiri dari tempat duduknya, kemudian melangkah meninggalkan mereka.
.
.
Bersambung.
.
.
Author:
Cinta selalu membuat orang tidak pernah puas jika hanya merasakannya tapi tidak bisa memilikinya. Namun, kadang setiap orang tidak bisa mempertahankan cintanya karena sebuah masalah yang menerpa cintanya. Jika hati kedua orang yang saling mencintai bisa memiliki kepercayaan pada orang yang dicintainya, yakinlah... badai apapun bisa kau lewati dengan mudah.
Seperti Ikrar dan Tania. Badai baru saja akan mulai menguji cinta mereka. Tentu saja mereka akan berjuang bersama - sama menghadapi orang - orang yang akan memisahkan mereka berdua.
.
.
.
Bambang: Kayaknya kisahnya sedih, mengandung banyak bawang. Hahahaha .... gue cuma bisa tertawa baca novelmu kanjeng ratu.
Juminten: Kenapa luh bambang, biasanya luh teriak - teriak.
Bambang: Ada yang bilang kemarin kalau gue nggak pernah bahagia, marah - marah terus. Ya sudah gue tertawa ajah sekarang. Luh banyak bacot juminten.
Author: Jangan suuzdhon bambang, aku nggak akan buat kisahnya sama seperti bapaknya. Tenang ajah. Tapi kalau kamu rapuh, yaaaa masalah dikit saja langsung nangis. Beda, kalau kamu tahan banting, pasti tertawa bacanya.
.
.