NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak
Popularitas:187k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Lima

Tamu undangan kini mulai meninggalkan tempat satu persatu, suasana seketika nampak sunyi tidak seramai tadi, hanya menyisakan gelak tawa mereka yang sekarang memancarkan semburat kebahagiaan di wajahnya.

"Ye ... Akhirnya kita punya foto keluarga ya Dik," ucap Aruna kepada Arash.

"Iya Kak, aku gak nyangka bakal se-bahagia ini," sambung Arash.

"Bener banget ya akhirnya kita punya ayah," timpal Arjun.

Ketiganya mulai mendekat ke arah mempelai berdua, tersenyum dengan lepasnya ketika fotografer mulai mengambil gambar mereka beberapa kali. Begitu halnya dengan Nivea dan juga Marvin pasangan muda ini begitu lega akhirnya bisa mengawal sahabat dan orang tuanya ke dalam pelaminan yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

"Akhirnya mereka bisa sah juga," bisik Marvin.

"Aku juga bahagia mendengarnya, hanya saja aku sedikit takut mengenai trauma Anika," sahut Nivea sambil sibuk dengan bayinya.

"Kita doakan saja perlahan ... Semoga Anika bisa melewati fase beratnya," ucap Marvin kembali.

Semua sudah selesai acara di tutup dengan foto-foto keluarga dan tentunya di iringi dengan doa agar kebahagian menyertai mereka selalu.

☘️☘️☘️☘️

Malam itu tetesan air dari langit mulai turun dengan rintik-rintik kecil menari pelan diatas atap dengan suara yang lembut seperti lagu pengantar tidur. Di sisi ranjang Anika duduk sambil memegang lututnya di kamar dengan pencahayaan lampu yang temaram tatapannya mengarah ke arah jendela menatap nanar udara luar yang dipenuhi dengan gerimis.

Di seberangnya, Aslan baru saja selesai menunaikan salat isya. Tak ada kata, tak ada sapa. Hanya suara lantai keramik yang berderit pelan saat ia berjalan mendekat dan duduk di pinggir tempat tidur. Jarak mereka mungkin hanya sejengkal, tapi di antara hati mereka masih ada dinding sunyi yang belum mampu runtuh.

Mereka telah sah, telah diikat oleh lafaz sakral di hadapan penghulu dan para saksi. Tapi malam itu bukan tentang pelukan hangat atau bisikan cinta. Malam ini merupakan malam pertama yang penuh keheningan, bukan karena tak ada rasa, melainkan karena terlalu banyak luka yang belum sembuh.

"Aslan ....," suara Anika lirih nyaris tak terdengar diantara hembusan angin.

Aslan hanya menoleh tak ada sautan dari pria itu yang hanya adalah tatapan penyesalan yang tergores di wajahnya.

"Aku belum siap untuk malam ini," lanjut Anika dengan tatapan yang menunduk.

Aslan mengangguk sambil menatap wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istri sahnya itu. "Aku tahu dan aku tidak akan menyentuhmu tanpa seijinmu dan hatimu," sahut Aslan pelan.

Sejenak keheningan mulai meraja tetapi diantara keheningan itu bertabur doa-doa diantara puing-puing yang sudah runtuh mencari jalan sembuhnya bersama, dan membuka mata mereka bahwa pernikahan ini bukan hanyalah pengikat semata akan tetapi membawa jalan pulang bagi keduanya yang tersesat di dalam kubangan luka di masa lalu.

"Aku tahu ini tidak mudah bagimu Nik, dan aku tidak akan menjadi manusia yang egois untuk kedua kalinya, aku akan mencoba berubah dengan apa yang sudah aku perbuat dulu, aku ingin kita memulainya dengan pelan melalui tahap pengenalan karakter, apapun akan aku lakukan demi kenyamanan hatimu, dan aku akan berusaha lebih keras lagi meyakinkan hatimu, kalau aku datang untuk menyembuhkan luka itu bukan sebagai kepingan masalalu yang membuatmu trauma ketika melihat wajahku," ucap Aslan.

Anika terdiam, kata-kata dari Aslan cukup menyentuh hatinya, meskipun ia masih belum sembuh sepenuhnya bukan berarti ia egois tidak bisa menerima Aslan sepenuhnya akan tetapi dia butuh ruang untuk menerima itu semua.

"Aku minta maaf ya," ucap Anika.

"Kamu gak salah," sahut Aslan lalu mulai beranjak untuk menutup jendela kamar.

Langkah kaki Aslan mulai tertuju ke jendela tangannya terulur untuk menutup agar udara malam yang dingin tidak langsung masuk, setelah itu ia mulai duduk di tepi ranjang bersama dengan Anika.

"Nik, sini tidur," ucap Aslan sambil menepuk ranjang di sampingnya.

Anika mulai meragukan tatapannya diliputi rasa ketakutan yang begitu kuat.

"Jangan takut, aku tidak akan meruntuhkan kepercayaanmu, tidur saja di sampingku," lanjut Aslan.

Sejenak Anika mulai menggeser bokongnya dengan pelan dan saat ini jaraknya dengan Aslan begitu dekat bahkan lengannya bersentuhan dengan lengan Aslan.

"Kalau kau membutuhkan sandaran, sini di dadaku," ucap Aslan berusaha memberanikan diri.

Anika hanya menatap Aslan dengan sedikit malu, meskipun terasa kaku akan tetapi wanita itu perlahan mulai menyandarkan kepalanya di dada Aslan.

"Tidurlah aku akan menjagamu," ucap Aslan sambil mengecup kening Anika dengan hangat dan pelan.

Malam itu ditutup dengan pelukan kaku namun hangat. Pelukan dua jiwa yang saling berusaha, meski belum sepenuhnya sembuh, tapi sama-sama ingin bertahan.

Dan untuk pertama kalinya, tanpa air mata atau kata cinta, Anika tertidur dalam dekapan pria yang pernah menghancurkannya. Bukan karena hatinya telah pulih sepenuhnya, tapi karena ia mulai percaya... mungkin, luka bisa berdamai dengan cinta yang datang terlambat.

☘️☘️☘️☘️

Pagi datang dengan langkah pelan, suara Adzan terdengar menyusup lewat celah tirai yang bergoyang ringan tertiup angin. Suasana sejuk dengan tiupan angin yang berembus seolah ikut merayakan satu titik kecil dalam perjalanan panjang dua hati yang terluka.

Anika terbangun perlahan. Rasanya aneh, bukan karena suasana asing, tapi karena dadanya terasa lebih ringan. Di sampingnya, Aslan masih tertidur, wajahnya tenang, nyaris seperti anak kecil yang lelah menangis semalaman. Tangan mereka masih bersentuhan, meski hanya sebatas ujung jari.

"Wajahmu terlihat lelah Mas," ucap Anika sambil menatap wajah tampan suaminya itu yang begitu mirip dengan ketiga anaknya.

Seketika Anika duduk, menatap langit-langit kamar. Hatinya tidak berdebar, tidak juga bahagia berlebihan. Tapi ada rasa syukur yang lirih, seperti pelukan hangat dari semesta yang hadir menerpa dasar hatinya, seolah berbisik. "Kau sudah sejauh ini melangkah, maka bertahanlah."

Sejenak Anika mulai melepaskan tangannya pekan dari genggaman tangan Aslan yang mulai melepas, akan tetapi di balik gerakan lembutnya mampu membangunkan tidur pria itu.

"Nik, sini peluk aku," ucapnya dengan mata yang masih terpejam.

Anika terjatuh kembali kedalam pelukan pria itu, pria yang sudah membuat takutnya menjadi tenang, pria yang mungkin bisa menyembuhkan lukanya secara perlahan.

"Mas, sudah adzan subuh," bisik Anika dengan lirih.

"Bentar lima menit saja aku masih ngantuk," sahutnya masih dengan memeluk tubuh Anika.

"Janji ya lima menit," sahut Anika yang mencoba untuk menuruti permintaan Aslan.

Anika hanya bisa terdiam di saat tangan kokoh itu mulai menindih perutnya, sesaat Anika mulai teringat ucapan Aslan tadi malam, yang berjanji tidak akan menyentuh dirinya, dan janji itu ternyata sudah di penuhi oleh suaminya.

"Semoga saja kau bisa di percaya dan dengan kepercayaan itu perlahan benih cinta di antara kita mulai tumbuh," lirih Anika sambil mencoba mengalihkan tangan kokoh itu dari perutnya.

Bersambung ....

1
Ma Em
Emang Aslan dan Anika orang baik meskipun sdh dizolimi dan Anika serta anak2 nya mau dibunuh tapi tetap saja mau membantu orang yg sdh jahat pada keluarganya .
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Wah ternyata Aslan gak balas dendam bagus banget gak semua harus di balas dengan jahat juga,di tunggu kelanjutan nya thor semanggat ya./Rose//Rose//Rose//Rose//Heart//Heart/
Bak Mis
akhirnya Aslan terbuka hati nya menolong Raya,
Euis Maryam
lanjutkan
Bak Mis
lebih baik bantu aja daripada menyesal nanti nya, kasian banget mereka berdua
Yuni Ngsih
wah Thor ceritramu bikin ku meleleh kasian Anika ...ya .Ada lk" dzolim yg ky gtu ya Thor .....perjuangan Anika hebat meskipun di salah awalnya tapi..ya mau gmn lg Takdirnya kynya tapi tenang saja Anika setelah hujan badai pasti bakal timbul pelangi ...Aamiin
Ani Basiati
lanjut thor
Amalia Putri
lanjut besok thor sekarang met istirahat./Good//Good//Good/
Kasih Bonda
next Thor semangat.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
lanjut lagi dong
Sunaryati
Balaslah kejahatan dengan kebajikan, mereka jika terketuk hatinya akan malu sendiri. Kebajikan itu akan mendapatkan balasan berloat- lipat
Nabila
taktik politiknya keren ,bikin gemes
Amalia Putri
Kemaren pada kemana waktu Anika dan anaknya di bully ,lanjut thor semangat ya,sehat juga/Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Heart//Heart/
ros
lanjut author 💪
Yasmin Natasya
jangan dibuat konflik atau bully lagi thor....
Ayumarhumah: iya kakak ...
total 1 replies
Amalia Putri
di tunggu kelanjutan nya thor semanggat .
kalea rizuky
CEO goblok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!