Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Gigitan ular
Pagi hari, Indri bingung mencari suaminya yang tidak tahu ada di mana karena sejak terbangun dari tidur dia tidak melihat Tono ada di mana mana. padahal biasanya selalu ada di sebelah Indri atau pun membangunkan untuk sholat subuh, hanya kali ini saja yang tidak ada di sebelah sang istri membuat Indri bingung juga.
Di cari sampai ruang tamu atau pun samping rumah tetap saja Tono tidak di temukan keberadaan nya, Indri terus berjalan untuk mencari karena entah kenapa hati ini merasa tidak nyaman, seolah ada sesuatu yang mengganjal tapi dia sendiri tidak tahu itu perasaan apa yang sedang bersemayam di dalam hati.
"Cari apa, Nduk?" Buk Rabu menatap menantu nya yang sedang bingung.
"Ibu ada melihat Mas Tono tidak?" Indri bertanya pada sang mertua.
"Tidak ada, lah memang nya tadi tidak bangun bareng to?" Buk Rabu nampak bingung akan pertanyaan menantu.
"Enggak ada, biasanya memang Mas Tono yang membangunkan aku untuk salat subuh. tapi hari ini tidak karena dia tidak ada di samping ku, Bu!" jelas Indri agak panik.
"Mungkin pergi ke ladang bersama Bapak karena mereka hari ini mau panen kentang." jawab Buk Rabu santai saja.
"Aku mau melihat ke ladang lah ya, Bu. biar lebih pasti apakah memang Mas Tono ada di sana!" Indri belum tenang apa bila belum melihat secara langsung.
Kalau sudah melihat maka hatinya bisa sedikit tenang, oleh sebab itu Indri menuju kamar mandi dulu untuk cuci muka lalu mencari suami yang diduga saat ini ada di ladang bersama sang Bapak mertua. baru saja Indri melangkah untuk menuju kamar mandi, langkah nya langsung berat karena di balik tembok kamar mandi tersebut ada sandal yang terlepas begitu saja.
"Itu sandal nya Mas Tono!" Indri bergegas menghampiri sandal tersebut.
Betapa kagetnya Indri ketika melihat tubuh suaminya telah terbujur kaku dengan keadaan membiru, mulut dan mata nya pun terbuka lebar seperti orang yang sedang ketakutan melihat sesuatu, tentu saja hal ini membuat Indri menjerit keras karena dia tidak menyangka suami nya telah menjadi mayat.
Malam tadi adalah pembicaraan terakhir mereka sebelum Tono menghembuskan nafas terakhir, pamit nya hanya untuk pipis di kamar mandi namun ternyata dia tidak pernah bisa kembali lagi akibat sebuah kecelakaan yang Indri juga belum tahu itu karena apa.
"Tolong, ini Mas Tono ada di sini. Ibu, tolong cepat kemari!" Indri berteriak keras agar Bu Rabu mendengar suara nya.
"Apa to Indri ini?!" Buk Rabu segera bangkit untuk melihat apa yang sudah terjadi.
"Tolong Mas Tono, Buk!" teriak Indri kembali karena Buk Rabu belum juga datang.
"Ya Allah, kenapa ini apa yang terjadi pada putra ku!" Bu Rabu saja kaget setelah melihat jasad Tono yang sudah membiru.
"Mas tono kenapa tubuhnya membiru seperti ini ya, Bu?!" pekik Indri histeris.
"Bangun, Nak!" Bu Rabu berusaha menepuk pipi putra nya.
Namun Tono sudah tidak ada reaksi lagi karena memang dia telah menghembuskan nafas terakhir, tidak ada yang tahu bahwa Tono meninggal akibat di gigit ular dan ini semua adalah tumbal bagi pesugihan Hani. Indri juga sama sekali tidak ada tahu hal tersebut, jadi mana mungkin mau menyalakan sang Ibu juga karena dia tidak tahu.
"Kamu tolong beritahu Pak RT dan juga warga lain karena kita perlu membawa Tono masuk ke dalam rumah." suruh Bu Rabu pada menantunya.
"I..ya!" Indri menjawab dengan gugup.
"Sekalian beritahu juga bapak yang sudah pergi ke ladang, Ya Allah aku sungguh tidak menyangka akan kehilangan putraku secepat ini." Bu Rabu menangis sembari mengusap wajah Tono yang pucat kebiruan.
Racun ular dari Nolan begitu luar biasa sehingga sekali gigit membuat tubuh yang di gigit langsung meninggal dunia, emang sudah garis hidupnya Tono dia akan menjadi tumbal dari pesugihan sang mertua yang baru menganut siluman ular. lagi pula pernikahan ini memang di lakukan karena Hani ingin mengejar tumbal yang harus dia berikan kepada Nolan, andai Mak Rabu tahu bahwa ini semua ulah pesugihan Hani maka sudah pasti dia akan mengamuk.
Ibu mana yang rela apabila sang anak di jadikan tumbal untuk pesugihan, apalagi sampai tahu bahwa Hani sengaja menyuruh Indri menikahi Tono karena butuh tumbal. dapat di pastikan bahwa Bu Rabu akan mengamuk di rumah Hani, yang nantinya akan menjadi gunjingan orang yang tidak suka pada dia.
"Kenapa dengan Tono, Bu?!" Dinda menjerit kaget ketika melihat Bu Rabu sedang memangku kepala Tono.
"Ibu juga tidak tahu apa yang telah terjadi pada nya, tadi Indri menemukan Tono sudah tergeletak seperti ini." jawab Bu Rabu dengan nada memelas.
"Ini seperti keracunan begitu ya karena seluruh tubuh dan juga muka berwarna biru." Dinda berkata hati-hati karena takut menyinggung perasaan Bu Rabu.
"Racun? kenapa Tono memegang racun, tidak mungkin dia bunuh diri karena sekarang dia sedang merasa bahagia dengan istri barunya." sangkal Bu Rabu.
"Bagai mana kalau ternyata itu bukan kemauan dia sendiri, justru Tono adalah korban dari kejahatan orang yang tidak bertanggung jawab." Dinda malah sudah berpikir ke mana-mana.
"Tidak mungkinlah karena Tono juga tidak punya musuh." tanggal Rabu yang memang merasa putra nya selama ini hidup dengan tenang.
"Bisa saja begitu." Dinda berkata lirih.
Bu Rabu tetap saja tidak percaya kalau Tono sudah di racuni oleh orang lain, saat dia tengah bimbang apa yang tengah terjadi pada putranya, Bu Rabu melihat ada sebuah tanda gigitan di leher Tono. sangat mirip dengan gigitan ular karena ada dua lubang di sana, sekarang baru dia paham bahwa mungkin saja putranya telah dipatuk oleh ular.
"Tapi kok gigitan nya di atas ya? kalau di bawah masih bisa dipercaya bahwa Tono telah menginjak ular itu." gumam Bu Rabu dengan hati gundah.
"Ada apa, Bu?" Dinda tidak dengar apa yang telah Bu Rabu katakan.
"Coba kau lihat sekarang yang ada di leher Tono ini, seperti gigitan ular kan?" Bu Rabu menunjukkan luka di leher Tono.
"Ah ini memang di gigit ular!" teriak Dinda yang langsung heboh tidak karuan.
"Tapi kok aneh ya karena bekas gigitannya malah ada di leher bukan berada di kaki." Bu Rabu sungguh tidak paham.
Tentu saja dia tidak akan paham karena memang ini cara kerja iblis bukan cara kerja ular biasa, bila bukan orang yang kekuatannya lebih besar dari Nolan maka sudah pasti orang tersebut tidak akan pernah bisa menguak misteri pesugihan yang telah lama di jalankan.
Selamat malam besty.
ak baca telat ..tpi ga krasajga udh hbs 5 baba
tambh semangat lh dia memuja Nolan dilindungi lg dri orang2 bermulut busuk
tnya aja ar man tau Wati tau kn dia udh lm jg disan
semangat kakak ku
mak si Imran baru digituin Hani dah nangis tak ingat KH dia perlukan nya sama Hani.
menyakiti orang mau ee giliran diblz seolah dia paling tersakiti
kan kalo ga bs tumbalin si Imran bisa si Mak Tini yg ditumbalin
makasih udah up
jga lupa jaga kesehatan