NovelToon NovelToon
Candu Istri Klienku

Candu Istri Klienku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: N_dafa

"Jangan, Mas! aku sudah bersuami."
"Suami macam apa yang kamu pertahankan itu? suami yang selalu menyakitimu, hem?"
"Itu bukan urusanmu, Mas."
"Akan menjadi urusanku, karena kamu milikku."
"akh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N_dafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

*

“Kemana dia? Kok lo turun?” Tanya Wisnu dengan senyum miring.

Tadi, Biantara menelpon lelaki itu, menanyakan dimana keberadaannya. Dan kini tak sampai setengah jam kemudian, Biantara sudah berada di lounge hotel tempat Wisnu menghabiskan malam.

“Suruh dia pergi!” Kata Biantara menunjuk seorang wanita yang menemani Wisnu.

Hanya dengan isyarat kecil saja, wanita yang entah datang dari mana itu, pergi begitu saja. Tapi sebelumnya, dia menggunakan isyarat tangannya, meminta Wisnu agar menelpon dirinya.

“Apa dia udah tidur? Kenapa nggak lo kekepin dia aja? Emangnya, lo nggak capek abis main?”

Biantara tersenyum miring karena ledekan Wisnu. Kemudian, lelaki itu duduk tak jauh temannya.

“Lo pikir, gue kalau sama cewek harus selalu bercinta kayak lo?”

“Ya kan tujuan lo ngejar Ajeng karena penasaran. Lo bilang, lo malah makin nggak bisa lepasin dia setelah tahu rasanya.”

“Entahlah.”

Biantara mengambil sebatang rokok milik Wisnu. Menyalakan, lalu menghembuskan asapnya ke udara. Memang, Wisnu sedang berada di kawasan merokok dari tempat itu.

“Makin kesini, gue makin nggak bisa lepasin dia, Nu. Apalagi, masalahnya rumit banget.” lanjut lelaki itu lagi.

“Jadi, karena rasa kasihan atau karena rasa penasaran?”

Biantara menyandarkan punggungnya di sofa yang di duduki.

“Sepertinya, dua-duanya ada. Tapi, ada sesuatu yang lain yang bikin gue selalu tertarik berada di lingkarannya.”

“Lo jatuh cinta betulan sama dia, Bi?”

Biantara mengedikkan bahunya acuh. “Gue cuma nggak rela kalau dia jadi milik orang lain. Bahkan, gue nggak suka dia deket-deket sama suaminya sendiri.”

“Kalau begitu, masalah lo bakalan rumit.”

“Kenapa?” Tanya Biantara jumawa.

“Masalah lo nggak cuma Rendy. Tapi, juga Angel.”

“Gue nggak peduli sama Angel.” Biantara mematikan rokoknya di atas asbak, padahal baru beberapa sedotan saja dia nikmati.

Mungkin, lelaki itu suka dengan rasa benda mengandung nikotin itu.

“Tapi orang tua lo peduli. Angel adalah kriteria terbaik yang dipilih Om Bhima dan Tante Maya. Bahkan, mereka udah jodohin kalian sejak lama.”

“Gue bilang, perjodohan nggak akan selalu berakhir dengan pernikahan. Yang nikah aja bisa cerai, apalagi yang baru tunangan main-main kayak gue.”

“Cuma lo yang anggep tunangan itu permainan, Bi. Semua orang menganggap serius saat lo pasang cincin di jari Angel.”

“Nanti gue lepas lagi.” Kata Biantara dengan entengnya.

Wisnu tersenyum sinis. “Nggak semudah itu, Bi. Inget ya! Gue bantuin lo sama Ajeng, tapi gue nggak ikut-ikutan kalau Om Bhima sama Tante Maya tahu.”

“Iya…. Ah, takut amat lo sama mereka? Mana nyali lo ngadepin banyak pesaing bisnis?”

“Gue nggak takut sama mereka, Bi. Tapi, gue menghargai mereka yang udah gue anggap orang tua sendiri.”

Biantara mendekat. Menepuk bahu Wisnu, seolah-olah mengatakan jika semuanya baik-baik saja.

“Lo tenang aja. Mereka nggak akan marah sama lo. Kecuali, kalau lo masih suka gonta-ganti cewek di klub malam.”

“Sialan lo! Kenapa gue jadi dibawa-bawa?”

“Biar lo tahu salah lo dimana.”

“Lo juga salah udah bawa kabur istri orang.”

“Gue cuma bantu Ajeng.”

“Bantu biar dia cepat pisah sama suaminya?” cibir Wisnu.

“Ya, begitulah. Lo emang paling ngerti maksud gue.”

“Terus, kalau dia udah cerai sama suaminya, lo mau apa?”

Biantara tak langsung menjawab. Lelaki itu nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya berbicara.

“Mungkin, gue mau akhirin masa lajang gue di umur 30 tahun.”

“Sama Ajeng?”

“Siapa lagi?”

“Lo yakin? Tapi, diaa janda.”

“Kenapa sama janda? Janda lebih terhormat dari wanita yang kehilangan kesuciannya di luar pernikahan.”

“Om Bhima dan Tante Maya nggak akan setuju. Apalagi, mereka jelas ada di pihak Angel. Mereka menyayangi Angel."

“Kalau begitu, biar mereka angkat Angel jadi anaknya aja, kayak lo."

“Lo benar-benar cinta sama Ajeng, Bi?”

Biantara berdiri, lalu menatap Wisnu. “Lo bisa simpulin sendiri, Nu."

Wisnu menggelengkan kepalanya, dengan senyum miring.

“Mau kemana lo?” tanya lelaki itu saat Biantara mulai melangkah.

“Mau balik ke kamar.”

“Mau main lagi lo? Kesini cuma mau pamer doang?”

"Ajeng lagi datang bulan." Acuh Biantara tak terlalu peduli. “Ah, ya. Gue lupa. Gue mau lo cariin gue apartemen untuk besok. Jangan lupa, gedung yang gue minta juga secepatnya lo siapin.”

Wisnu tersenyum miring lagi.

“Bener-bener gila lo, Bi. Demi perempuan, bisa sampai kayak gini. Dan lo tahu? Apa yang lo lakuin ini bener-bener bikin gue yakin kalau lo cinta sama Ajeng, dalam waktu sesingkat itu.”

*

*

Ajeng membuka matanya saat cahaya terang dari jendela berhasil menyusup ke kamarnya, padahal tirai besar disana masih tertutup rapat.

“Udah pagi?” Gumam Ajeng mengomentari keadaan.

Wanita itu mencari keberadaan Biantara yang semalam memeluknya tidur, tapi saat ini tak ada lagi di sampingnya.

Hanya memeluk. Ya, hanya memeluk. Meskipun itu adalah kesalahan, tapi Ajeng menikmati dekapan Biantara.

Nyaman, menenangkan dan dia merasa aman.

“Loh, kemana dia?”

Ajeng menatap kamar mandi. Namun, dia juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan lelaki itu.

Namun, saat dia tak sengaja menatap sofa di samping tempat tidurnya, Ajeng menemukan lelaki itu masih terlelap disana dengan kaki tertekuk karena sofa itu tak cukup untuk dirinya yang tinggi besar.

“Kok tidur disitu?”

Ajeng yang merasa kasihan dan tak enak hati kepada lelaki itu, bangkit dari tidurnya. Ia menurunkan kakinya, lantas melangkah ke arah Biantara dengan kaki telanjang.

Seharusnya, dia ingin membangunkan lelaki itu. Namun, karena tiba-tiba dia melihat wajah yang biasanya tegas dan tampan itu nampak tenang, Ajeng jadi tak tega.

Wanita itu malah asyik memandangi pahatan sempurna milik sang pencipta itu.

“Pantes aja selalu ingin diperhatikan wanita. Orang dia ganteng.” Ajeng tersenyum menatap Biantara.

“Hihihi, tapi emang aku baru sadar sekarang sih. Mana dia lebih ganteng dari Mas Rendy lagi.”

Senyum Ajeng semakin lebar. Mulai berani meraba pipi Biantara dengan punggung tangannya, ringan saja.

“Pasti yang jadi istrinya sangat beruntung. Sudah baik, tajir, terus.... ganteng lagi.”

Hap!

Ajeng terkejut karena tiba-tiba Biantara menangkap tangannya.

Ingin memberontak, tapi dia malah terjengkang karena tidak benar-benar berjongkok dengan baik.

“Ah!”

“Hati-hati, Baby!” Rupanya, lelaki itu langsung terbangun.

“Kamu sih, Mas, ngagetin.” Ajeng malah menyalahkan Biantara.

“Sorry, aku juga kaget kamu mengelus pipiku.”

Biantara bangkit lebih dulu, lalu membantu Ajeng duduk di sampingnya. Sementara wanita itu malah malu-malu kucing karena tertangkap basah mengelus pipi Biantara.

“Hehehe, abisnya aku baru sadar kalau kamu ganteng?” Lucunya, meskipun malu-malu, tapi Ajeng sejujur itu.

“Kamu mengakui ketampananku, Baby?”

“Hem.” Ajeng mengangguk yakin. “Ku kira yang ganteng cuma Mas Rendy. Sepertinya, mulai sekarang aku harus lebih membuka mata lagi kepada laki-laki di luar sana biar tahu kalau masih banyak yang lebih baik dari dia.”

“Eits, jangan!” Larang Biantara secepatnya. “Kamu nggak boleh tahu kalau ada laki-laki ganteng di luar sana, apalagi yang lebih ganteng dari aku.”

“Kok gitu?” Bingung Ajeng.

“Iya dong, Baby. Pokoknya, kamu cuma boleh lihat aku.”

“Dih, ngatur.”

“Jelas, Ajeng. Cuma aku yang bisa mengaturmu.”

“Ck. Iya… iya… mentang-mentang aku minta bantuan kamu, kamu jadi merasa berkuasa atas aku.”

Biantara hanya tersenyum kecil melihat reaksi Ajeng yang cemberut.

“Oh ya, Mas. Kok kamu tidur disini? Emangnya, kenapa nggak tidur di ranjang aja?” wanita itu mengalihkan pembicaraan.

“Semalam, waktu aku balik, kamu tidurnya menuhin tempat.”

“Kok nggak digeser? Eh, tapi kan seharusnya ranjangnya lebar. Kalaupun aku tidur melintang, pasti masih cukup kalau kamu nyusul. Daripada disini. Bukannya lebih lebar di ranjang sisaku?”

“Ya, aku ketiduran setelah menonton TV.”

“Oh ya? Kok aku nggak tahu kamu nonton tv?”

“Sssttt! Udah!” Tiba-tiba, Biantara meletakkan telunjuknya di bibir Ajeng, hingga wanita itu sedikit kaget.

'Dasar murahan labil! Baru disentuh bibirnya aja udah deg-degan. Padahal, semalam udah cipokan berkali-kali.' batin Ajeng merutuki dirinya sendiri.

“Nggak usah tanya yang nggak penting. Ada sesuatu yang harus aku bicarain sama kamu.”

Ajeng mengangguk mengerti, lalu Biantara menurunkan tangannya.

“Aku udah bicara sama Wisnu.”

“Oh ya? Bicara apa?” Kening Ajeng mengernyit dalam. “Jadi, semalam kamu keluar, Mas? Atau Pak Wisnu yang kesini?”

“Aku nemuin Wisnu. Makanya, aku tidur disini karena nggak mau ganggu kamu.”

“Baiklah… aku nggak akan membahas tidur lagi. Tapi, aku justru penasaran sama pembicaraan kalian. Sepertinya serius.”

“Ya. Ini serius. Ini tentang rencanamu.” Biantara memberikan sebuah kotak dari atas meja.

Dari tampilannya saja dia tahu jika benda persegi itu berisi ponsel mahal yang biasa dipakai kaum hedon.

Memang tidak semua orang kaya pakai itu. Tapi, masyarakat kita masih cukup menyanjung merek ponsel itu sebagai ponsel mahal.

Apalagi kalau bukan merek apel krowak?

“Pakai ini untuk menghubungi orang kepercayaanmu! Kita mulai beraksi dari sekarang!”

Ajeng sempat mencerna sebentar kalimat Biantara, sebelum akhirnya mengangguk patuh.

*

1
Yunita aristya
ren2 nanti Ajeng sudah pergi baru tau rasa kamu. mau liat kamu nyesal dan jatuh miskin gara2 istri muda mu yg suka foya2😁😂
Nana Colen
luar biasa aku suka sekali karyamu 😍😍😍😍😍
Yunita aristya
lanjut kak
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Nana Colen
benar benar ya rumput tetangga lebih hijau 🤣🤣🤣🤣
Nana Colen
dasar laki tak tau diri 😡😡😡😡
Yunita aristya
lanjut
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤❤
Fitri Handriayani: lanjut
total 1 replies
Nana Colen
iiiih kesel bacanya dongkol sama si ajeng.... cerai jeng cerai banyak laki yang kaya gitu mh 😡😡😡😡
Keisya Oxcel
penasaran
Yunita aristya
lnjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!