NovelToon NovelToon
TENEBRIS : Rahasia Kelam Di Dasar Danau Biru

TENEBRIS : Rahasia Kelam Di Dasar Danau Biru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / TKP
Popularitas:638
Nilai: 5
Nama Author: Aldy Monim

Apa yang akan terjadi bila seorang pembunuh kejam dan seorang anggota pasukan khusus terlatih saling bertemu?

Seorang Predator yang berubah menjadi mangsa dan seorang mangsa yang berubah menjadi predator!

Karma berlaku saat penyiksaan kejam di balas dengan penyiksaan yang lebih kejam!

Rahasia gelap yang tersembunyi bertahun-tahun akan terkuak bila waktunya sudah tiba karena waktu mempunyai caranya sendiri untuk menutup dan membuka tabir kebenaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldy Monim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 : Mr. Sanz

"sayang, saya pergi sebentar mengecek lingkungan sekitar sini", kata Leo kepada Sofia.

"Kau yakin?", tanya Sofia.

"Iya.. jangan khawatir, saya tidak akan lama", kata Leo meyakinkan istrinya.

"Baiklah... Jangan lama-lama didalam sana", kata Sofia.

Pagi itu Leo menyusuri hutan pinus dengan mententeng backpack dan hanya menggunakan tank top putih serta memakai celana treking dan beralas sepatu hiking yang sering ia pakai saat mendaki. Saat itu hutan pinus masih tertutup embun yang tidak begitu tebal, Leo masih bisa melihat jalan setapak dengan tanah podzol abu-abu dan lumut hijau disepanjang pinggiran jalan setapak itu yang agak basah karena embun pagi. Jelas, itu jalan setapak yang sudah biasa dilewati orang, sambil memperhatikan lingkungan sekelilingnya, mungkin saja ia menemukan orang atau mungkin saja ada kabin lain didalam hutan. Begitu pikir Leo.

Kakinya terhenti saat ia melihat sebuah kertas tertempel dipohon pinus sekitar 7 atau 8 meter depannya. Leo berjalan mengecek apa yg tertulis dikertas itu.

"INFO ORANG HILANG" begitu kalimat yg tertulis dibagian paling atas kertas tersebut dengan wajah pria dan wanita paruh bayah di bagian bawah kalimat "INFO ORANG HILANG" itu.

"Orang hilang?" Gumam Leo seperti sedang memikirkan sesuatu.

Leo berada sekitar 500 atau 600 meter tidak jauh dari kabin tempat ia dan Sofia tinggal.

Kertas bertuliskan 'INFO ORANG HILANG' itu sudah kelihatan usang, dan mulai pudar dan juga sebagian sudah sobek dibagian tengahnya, mungkin ditempel disana 1 atau 2 bulan yang lalu. Begitu tebak Leo.

Leo memperhatikan dengan rasa penasaran ke arah kertas tersebut sambil mengeluarkan combat knife sepanjang 15cm miliknya yang sedari tadi ia selipkan dipinggan, melepas kertas usang itu dengan hati-hati menggunakan combat knife, seperti ia takut sobekannya akan lebih besar,dan melipatnya dengan rapi dan memasukan kedalam backpack yang ia tenteng.

Leo menyusuri hutan pinus yang cukup besar itu tanpa menemukan satu orang pun, ia memaksa pergi lebih jauh kedalam hutan tapi tetap saja hasilnya sama, ia tidak menemukan siapapun atau apapun.

Leo nampak tenang, ia berdiri di pinggir tebing yang agak curam sambil membuka botol air minum, dan meminum air dalam botol minuman itu, dibawahnya hamparan lembah pinus yang cukup luas terbentang, hingga ia bisa lihat dengan jelas dari bukit curam itu gunung La Nostra menjulang disebelah Utara. Ia juga bisa mendengar bunyi aliran air didalam lembah pinus itu, rupanya ada sungai didalam lembah tersebut, hanya terhalang pohon pinus yang berjejer rapat sehingga Leo tidak bisa melihat sungai tersebut. Leo bisa saja menuruni jurang setinggi 150 meter dan terus menyusuri lembah pinus, ia hanya teringat istrinya , Sofia yang sendiri dikabin, jadi ia memutuskan untuk mengakhiri usaha pencariannya yang sia-sia dan kembali ke kabin di tepi danau itu.

Bunyi gemuruh suara senapan Laras panjang terdengar sangat jelas dari bawah lembah pinus tidak jauh dari tempat Leo berdiri. Leo yang seharusnya akan beranjak dari tebing curam itu, menghentikan langkahnya dan menoleh kebawah mencari asal bunyi tembakan itu. Suara tembakan senapan Laras panjang itu terdengar dua kali berturut-turut, Leo menyadari ada seseorang dibawah sana yang mungkin sedang berburu, tanpa berpikir panjang, ia melupakan niatnya untuk kembali ke kabin dan memutuskan untuk turun memeriksa asal bunyi tembakan tadi.

Kali saja ia bisa bertemu seseorang dan mengulik sedikit informasi tentang area hutan pinus dan danau Tenebris, begitu pikir Leo.

Dengan cepat dan gesit Leo menuruni tebing curam yang cukup tinggi itu, tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk tiba di lembah itu. Dengan kemampuan melacaknya yang mumpuni ,ia berhasil menemukan darah yang berceceran ditanah, mengikuti jejak darah tersebut hingga ia menemukan seekor rusa Sika jantan bertanduk yang cukup besar berbaring dibawah pohon pinus dengan nafas yang tersengal dan terdapat lubang kecil di bagian perut dimana darah segar keluar dari sana.

Leo berdiri tidak jauh dari rusa itu sembari memperhatikan kalau-kalau ada orang yang akan muncul mencari keberadaan rusa tersebut. Tidak salah lagi, muncul seorang pria dengan tubuh besar dan tinggi sekitar 170-an cm, memegang senapan Laras panjang dengan jenis 308 Winchester ditangannya, dengan nafas tersengal pria pemburu tadi berhasil menemukan rusa Sika yang ia buru, tanpa menyadari keberadaan Leo disana sama sekali, pemburu itu mendekati rusa itu dan berdiri tepat didepannya, mengeluarkan belati miliknya dengan panjang sekitar 15cm, mengangkat kepala rusa yang masih bernafas dalam keadaan nafas yang tersengal, dan memotong gondok rusa tersebut hingga darah segar keluar berhamburan dari sana.

"Tembakan yang bagus!", puji Leo membongkar keheningan saat itu.

Pria pemburu tadi menoleh kepala dengan cepat ke arah datangnya suara Leo.

"Ohh..hai", kata pemburu, tidak menyangka akan ada orang disana,

"saya kira tidak ada seorangpun disini", lanjut si pemburu yang nampak kaget.

Leo hanya berdiri disana dengan tenang dan dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kau tersesat?", Tanya pemburu setelah selesai membuat rusa bertanduk itu tak bernyawa lagi.

"Tidak..", kata Leo,

Si pemburu mengangkat muka, melihat ke arah Leo,

"apa yang kau lakukan disini?", Tanyanya.

"Kau jelas sedang tidak berburu..iya kan?", lanjut si pemburu lagi tanpa menunggu jawaban balasan dari Leo.

"Tidak.. sebenarnya saya sedang mencari seseorang disekitar sini untuk diajak bicara", kata Leo, jujur.

"Anda mencari seseorang ditengah hutan untuk diajak bicara?", tanya si pemburu dengan nada ejekan dengan sedikit tawa dan senyum diwajahnya sambil mengikat kaki rusa buruannya yang sudah mati sejak kepalanya digorok.

"Anda bukan dari sinikan?" Tanya pemburu.

"Tidak..saya dari Zamora", jawab Leo simple.

"Berlibur??" Tanya pemburu tanpa melihat kearah Leo sekalipun.

"Yaa.. seperti itulah", lanjut Leo lagi.

"Nama saya Leo..", Leo memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan kearah pemburu dengan maksud menjabat tangannya.

Si pemburu yang tadinya berjongkok, mengangkat tubuhnya dan berdiri tegak, mengusap kedua tangannya di celana cargonya yang tahan air itu, membersihkan sisa-sisa darah ditangannya.

"Alejandro Sanz", kata si pemburu sambil menjabat tangan Leo.

"Leo Oliveira..", kata Leo lagi, sambil tetap memegang tangan Alejandro.

Tenda biru kecil yang sering Alejandro gunakan saat berburu terpasang dipinggiran sungai, rupanya Alejandro bermalam disana, dilembah pinus itu dekat pinggiran sungai, berada sekitar 500 meter dari tempat rusa Sika jantan ditemukan. Alejandro memikul rusa itu menuju tenda biru kecilnya sambil diikuti Leo dibelakangnya.

Alejandro mengenakan celana cargo, celana panjang anti air yang biasa di pakai para pemburu, dan topi beanies hitam, dan mengenakan jas hunting miliknya yang kelihatan sudah cukup tua melapisi baju yang ia kenakan dari dalam untuk melindungi tubuhnya dari suhu dingin, ia juga mengenakan sepatu boot dan menggantung senapan Laras panjang jenis 308 Winchester disamping sambil memikul rusa buruannya yang cukup berat.

Alejandro adalah seorang pemburu yang berpengalaman, yang banyak menghabiskan waktunya dihutan memburu rusa atau babi. Pria berusia 50 tahun itu cukup tangguh dan kuat hingga bisa berburu sejauh ini dan memikul rusa sebesar itu. Pria itu sama sekali tidak mempermasalahkan keberadaan Leo disana, ia malahan seperti menganggap Leo tidak ada.

Alejandro dalam benaknya berpikir, mengapa seorang pria asing bisa masuk hingga ke hutan pinus ini, ke tempat ia biasa berburu, bukankah sudah ada larangan pengunjung, tapi ia tetap diam.

Mungkin ia seorang pria yang tidak suka dengan keramaian dan yang banyak menghabiskan waktu sendirian, mengurus urusannya sendiri, atau berburu adalah salah satu mata pencaharian nya, sehingga ia nekat datang sejauh ini. begitu penilaian Leo terhadap pria yang baru ia temui beberapa menit yang lalu sambil ia berjalan terus mengikuti Alejandro Sanz dari belakang.

"kenapa kau memilih tempat ini?", Tanya Alejandro setelah meletakan rusa yang ia pikul sedari tadi.

"Istri saya melihat tempat ini di internet..", jawab Alejandro tanpa basa-basi,

"Dan menurut kami tempat ini cukup menarik untuk dikunjungi", lanjutnya,

"Lagi pula cukup dekat dengan tempat kami", kata Leo lagi, menjelaskan maksud kedatangan mereka.

Alejandro menggantung senapan Laras panjang dan jas hunting miliknya, melepas boot dan topi beanies yang ia kenakan, dan menuju ke arah sungai, seakan mengabaikan Leo yang berdiri disana. Sesampainya di air sungai, ia mengambil air dengan tangannya dan mulai mambasuh wajahnya, Leo hanya memperhatikan gerak-gerik Alejandro tanpa bersuara lagi.

"Kau datang dengan istrimu, kesini?", Alejandro bertanya lagi, dengan nada agak ditekan.

"Iya..", jawab Leo dengan nada santai,

"Dimana dia?.. maksud saya..istrimu?",Tanya Alejandro.

"Ia di danau Tenebris saat ini", jawab Leo,

Alejandro berdiri tertegun dalam diam beberapa saat setelah mendengar jawaban Leo , dan ia menatap dengan tatapan serius ke arah Leo. Leo juga melakukan hal yang sama, menatap lurus ke arah Alejandro. Leo merasa seperti ada sesuatu yang janggal dengan tatapan serius Alejandro.

"Jadi kalian belum mengetahui kejadian yang terjadi disini?", Kata Alejandro setelah terdiam cukup lama.

Leo yang tadinya tenang, tiba-tiba merasa sedikit kaget, ia merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Alejandro, namun ia berusaha tetap terlihat tenang.

Leo berdiri tidak jauh dari Alejandro yang berada dalam air sungai, dan melihat lurus ke arah Alejandro dengan wajah penasaran.

Alejandro menyadari bahwa ia sudah membuat pria asing itu penasaran,

"Jadi kalian sama sekali belum tahu kasus hilangnya orang-orang disekitar danau Tenebris?", Jelasnya,

"mereka hilang bak ditelan bumi, tanpa jejak sama sekali", lanjutnya menjelaskan kejadian yang terjadi,

"Kejadian ini sudah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun belakangan ini..dan mereka belum menemukan orang yang bertanggung jawab atas kasus ini..rasanya aneh saja, jika kalian belum mendengar tentang kejadian ditempat ini karena cukup terkenal",

Alejandro terus berbicara, menjelaskan kejadian yang cukup membuat pria seperti Leonardo Oliviera panik, ya, Leo panik bukan karena takut dan khawatir dirinya akan diculik dan dibunuh dihutan pinus ini oleh orang tak dikenal. Jelas sekali Leo panik karena saat ini, istrinya, Sofia sedang berada dikabin seorang diri, tempat dimana terjadi kasus penculikan dan mungkin juga kasus pembunuhan. Sofia sedang berada tepat ditempat dimana banyak orang hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.

Saat ini Leo benar-benar merasakan sensasi aneh dalam perutnya, membayangkan wanita yang ia cintai hilang diculik oleh seorang penculik gila atau mungkin saja saat ini Sofia sudah diculik dan dibunuh, saat ia sedang berada disini dengan pria asing yang baru ia temui beberapa saat lalu. Membayangkan semua skenario buruk tersebut, cukup untuk membuat jantung Leo seakan mau melompat keluar dari dalam dadanya. Ya, saat ini Leo sedang panik, dan itu terlihat jelas diwajahnya.

"Saya tidak bermaksud menakuti, tapi saya sarankan kau berbalik dan menjemput istrimu dan segara kembali ke Alteas sebelum gelap", Alejandro berkata dengan nada serius. Leo tahu pria itu sedang tidak bercanda.

"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?", kata Leo dengan sedikit teriakan dan ia terlihat sangat panik.

"Jangan bercanda dengan saya mister Sanz!", Kata Leo lagi, berharap apa yang Alejandro katakan itu semua adalah bohong belaka.

1
Hao Asakura
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
Mr. Sanz: Bab 5 sudah terbit ya.. untuk bab selanjutnya mohon untuk bersabar. makasih!
total 1 replies
Abadon007
Bikin deg-degan tiap halamannya.
Mr. Sanz: Bab 5 udah terbit ya.. semoga suka! 😀
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!