Carmila harus menghadapi kenyataan pahit: suaminya membawa selingkuhan ke rumah, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Pengkhianatan dari dua orang terdekatnya ini menghancurkan hati Carmila yang selama ini telah berjuang menjadi istri dan nyonya istana yang sempurna.
Dalam keterpurukannya, Carmila bertemu dengan Pangeran Kedua Kekaisaran, dan tanpa ragu mengajukan sebuah hubungan kontrak dengannya.
Apakah Pangeran Kedua itu akan menerima tawarannya, atau menolak secara dingin? Keputusannya akan menentukan arah permainan balas dendam Carmila, sekaligus membuka pintu pada skandal dan intrik yang tak terduga.
Revisi berjalan yaa!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alistair Moretti
"Maksudmu?"
Carmila menatap bartender itu dengan pandangan sedikit buram. Alkohol sudah membuat pikirannya melayang jauh.
"Tempat ini adalah ruang dimana tak seorang pun bisa mengetahui identitas mereka," ujar si bartender. "Karena itu juga, banyak pasangan rahasia yang datang ke sini—terutama mereka yang tak ingin dunia tahu tentang hubungan mereka.”
Carmila tiba-tiba menoleh ke belakang, dan mengamati suasana Bar yang ramai itu. Orang-orang mengenakan gaun pesta sambil menenggak minuman, semuanya menyembunyikan wajah di balik topeng.
'Benar juga...'
Sebagian besar pengunjung duduk sendirian, atau berpasangan. Di antara mereka yang berpasangan, semuanya memancarkan aura rahasia yang khas.
Beberapa bahkan berani berpelukan mesra, karena topeng membuat mereka merasa aman, dari pandangan dunia luar.
“Tempat ini juga sering di datangi oleh bangsawan yang terluka karena cinta,” ujar bartender itu sambil tersenyum tipis. “Dan anehnya, justru di sinilah benih cinta baru sering bersemi di antara mereka yang terluka.”
"Apa?" Carmila terkejut.
Bartender itu meliriknya, lalu tersenyum sambil berkata, "Jika Anda menginginkan cinta yang baru, saya bisa saja mempertemukan Anda dengan tamu lain. Anda adalah pelanggan lama kami di Le Voile, Nyonya. Saya bisa atur itu."
Bartender itu mengangkat alisnya dan tersenyum, seolah mengatakan bahwa Carmila bisa mengatakannya, kapan saja ia mau.
Setelah memahami maksud Bartender itu, ia tenggelam dalam pikirannya.
Sejujurnya, tawaran itu terasa sangat menggoda. Akankah ia menyesali keputusannya saat menerima tawaran ini?
Namun, pada akhirnya ia hanya mengangkat gelas dan meneguk habis minumannya.
TAK!
Gelas itu diletakkan kembali di meja dengan suara tegas.
“Baiklah,” ucapnya pelan, “mari kita coba.”
“Perlu saya carikan segera?” tanya bartender.
"Ya. Kalau bisa, carikan pria yang sangat tampan. Maksudku, yang ketampanannya bahkan terlihat jelas dari balik topengnya!"
Untuk pertama kalinya setelah menikah, Carmila memutuskan untuk bersenang-senang sebentar, seperti saat ia masih lajang. Toh, hanya minum dengan pria lain tidak akan mengubah apa pun.
Dengan pemikiran itu, ia menerima tawaran Bartender itu.
"Baik. Malam ini kita akan mencari obat bagi Nyonya Mila yang sedang terluka."
Tanpa ia sadari, tindakan impulsif nya kali ini akan memicu badai yang luar biasa besar di kemudian hari.
......................
Cuit! Cuit!
Kicauan burung terdengar nyaring.
Carmila terbangun dengan kepala sedikit berdenyut. Sambil memegangi pelipisnya, pandangannya langsung menyapu sekeliling ruangan.
'Ada yang aneh di sini,' pikirnya.
Carmila segera bangkit dan matanya menangkap pemandangan kamar yang benar-benar asing.
“Ini… hotel?” gumamnya.
Hanya hotel-hotel mewah di ibu kota yang memiliki kualitas penginapan seperti ini. Yang pasti, ini bukanlah kamar tidur di Kediaman tempat ia tinggal.
Saat mengamati kamar itu, ia menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerang perutnya.
Refleks ia menoleh ke sisi ranjang—dan hampir menjerit. Di sana, seorang pria asing sedang tertidur.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
Tepat saat itu, adegan dari bar semalam melintas di benaknya:
'Jika Anda menginginkan cinta yang baru, saya bisa saja mempertemukan Anda dengan tamu lain.'
'Baiklah, mari kita coba.'
'Ya. Kalau bisa, carikan pria yang sangat tampan. Maksudku, yang ketampanannya bahkan terlihat jelas dari balik topengnya!'
Setelah satu adegan muncul, ingatan-ingatan lain mulai bermunculan bak jamur di musim hujan, memaksa dirinya mengingat detail memalukan itu.
'Wow, topengmu terlihat seperti serigala! Boleh aku panggil kau Tuan Serigala?'
'Hei, Tuan Serigala, kau tahu tidak? Betapa sulitnya hari yang ku alami? Pernahkah kau melihat suami dan sahabatmu sendiri berselingkuh? Itu benar-benar membuatku sakit hati, tahu!'
Dan yang terakhir, sepotong percakapan yang menjelaskan bagaimana situasi ini terjadi:
'Aku akan tidur di hotel, Tuan Serigala mau ikut naik ke atas bersamaku?'
Carmila menutup mulut dengan tangannya. Jadi, ia benar-benar bersama pria lain semalam.
Matanya menangkap tumpukan pakaian yang berserakan di lantai. Di sana juga terdapat topeng kelinci miliknya dan topeng Serigala yang pria itu kenakan semalam.
Dan dalam ingatan Carmila, terukir jelas wajah pria yang ia lihat sebelum tertidur kemarin.
'Jangan-jangan...'
Ia mencoba mendekat dan memberanikan diri untuk melihat wajah pria di sebelahnya. Dan saat itulah, Carmila tidak bisa lagi menyembunyikan rasa terkejutnya.
Pria yang kini terlelap di sampingnya ternyata adalah... Pangeran Kedua, Alistair Moretti.
"Aku harus kabur."
Entah ini nasib buruk atau keberuntungan, yang jelas, ia sama sekali tidak ingat apa pun yang terjadi setelah mereka masuk ke kamar hotel.
Berkat banyaknya alkohol yang ia minum, detail memalukan itu tidak lagi ia ingat. Hal ini memberinya keberanian untuk berpura-pura lari seolah tidak terjadi apa-apa.
'Seandainya aku minum lebih sedikit, ini tidak akan terjadi...'
Carmila menghela napas kasar, ia menatap pria yang kini menjadi sumber masalah terbesarnya.
Masalahnya, pria di depannya bukanlah orang biasa. Alistair Moretti di kenal dengan citranya yang sempurna, tanpa satu pun skandal.
Dan sosoknya selalu menjadi pusat perhatian karena kecerdasan dan ketampanannya yang konon melebihi Putra Mahkota.
Jika terungkap bahwa pria seperti dia menghabiskan malam dengan Duchess Hamilton di sebuah hotel, maka skandal besar pasti akan pecah.
Carmila berharap, pangeran kedua tidak mengingat kejadian semalam. Jika Pangeran bangun dan menyadari segalanya, ia akan di hukum.
Oleh karena itu, satu-satunya kesempatan untuk menutupinya saat ini adalah kabur.