NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Obsesi / Keluarga / Romansa / Pembantu / Bercocok tanam
Popularitas:294.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin menghilang saja

Saat suara gelas beradu pelan di atas meja menggema, Edel masih tersekap di bawah meja dengan tangan yang masih berada dalam genggaman Basten. Dalam ruang sempit dan bayang-bayang kaki para bangsawan, ia merasa seperti tikus kecil yang tertangkap mata elang.

"Sudah ketemu sendoknya?" suara Hart Corris dari ujung meja terdengar, membuat Edel hampir tersedak napas sendiri.

"I-iya, tuan," jawab Edel dengan suara pelan, mencoba menarik tangannya, namun jari-jari Basten belum juga melepasnya.

Ia memberanikan diri menoleh ke arah pria itu, meski hanya bisa melihat sebagian kecil dari wajahnya di balik gelap meja, dan menemukan sorot mata dingin itu menatap ke bawah. Langsung padanya. Tanpa tersenyum. Tanpa bicara. Tapi ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuat Edel menggigil lebih dari suhu dingin ruang makan.

Dengan sangat perlahan, akhirnya Basten melepaskan genggamannya. Tapi sebelum benar-benar melepas, ibu jarinya menyusuri lembut bagian tengah telapak tangan Edel. Sekilas. Tapi itu cukup untuk membuat seluruh tubuh Edel bergetar seperti benang basah.

Edel buru-buru merangkak mundur, masih menunduk saat bangkit berdiri dan mengangkat sendok di tangannya.

"Maaf, ini sendoknya," katanya pelan tanpa menatap wajah Basten karena peraturannya, ia meletakkan sendok tersebut di atas taplak meja di samping piring Basten.

Tak ada balasan. Basten hanya menatapnya, dalam diam, mata abu gelapnya tetap tajam menembus kulit Edel yang kini memerah. Meski ia tidak menatap laki-laki itu, sudut matanya dapat melihat kalau ia sedang di tatap oleh laki-laki berbahaya itu.

"Pergilah," suara Lady Corris akhirnya memutus ketegangan itu.

"Ya, nyonya," jawab Edel, buru-buru melangkah mundur dan kembali ke barisan pelayan yang berdiri merapat di sisi ruangan. Ia berdiri paling ujung, di belakang tirai, wajahnya masih merah, dan tangan kanannya yang tadi disentuh Basten masih gemetar.

Alice mencolek pinggangnya pelan.

"Kau kenapa? Wajahmu seperti tomat tumbuk."

Edel menggeleng, tidak sanggup menjawab. Ia hanya menatap ke depan, mencoba mengatur napas. Namun dari sudut matanya, ia bisa merasakan dua pasang mata lain sedang memperhatikannya, Ansel dan Basten. Keduanya, diam-diam, tampak tertarik.

Ansel yang sebelumnya asyik membaca kini melirik ke arah Edel dari balik lembaran bukunya. Mata biru pucatnya tidak menunjukkan ekspresi, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Edel merasa seperti seekor rusa kecil yang diamati oleh seekor kucing besar. Tenang, namun penuh potensi bahaya.

Sementara itu, Basten duduk dengan sikap seolah tak terjadi apa-apa. Ia menyendok tart stroberi yang tadi diletakkan Edel dengan tangan yang sangat tenang, lalu menyuapkannya perlahan ke mulut. Tapi begitu gigitan pertama mendarat, tatapannya berpindah lagi ke Edel. Lagi-lagi.

Edel menunduk dalam-dalam agar tidak bertatapan dengan mata pria itu. Juga tuan muda pertama. Aduh, hari pertama kerja tetapi rasanya dia sudah melakukan kesalahan fatal. Melanggar aturan. Lagian, aturan apaan sih susah begitu. Mana dia bisa tahan coba. Apalagi kalau para tuan muda gantengnya kebangetan semua.

Begitu makan malam selesai, semua anggota keluarga meninggalkan meja makan. Semua pembantu yang masih gadis menundukkan kepala mereka ketika kedua tuan muda beserta tuan besar Hart dan Lady Corris berjalan melewati mereka.

Semua pembantu baru bisa bernafas lega setelah seluruh majikan pergi. Edel juga.

"Kalian boleh istirahat sekarang. Hanya satu jam. Setelah itu kembali kerjakan tugas kalian masing-masing." kata madam Sin dengan nada memerintah. Tentu ia bisa karena dia adalah kepala pelayan. Pemegang otoritas tertinggi pada hampir ratusan pelayan yang bekerja di mansion ini.

Semua pelayan ada pembagian tugasnya masing-masing. Di bagian timur, utara, selatan dan barat. Edel dan 14 pelayan lainnya bertugas di bagian utara. Pelayan di bagian utara ini semuanya masih muda. Usia mereka antara dua puluh tahun- dua puluh empat tahun. Edel yang termuda. 19 tahun. Itu pun kata perempuan yang mencarikan dia pekerjaan di rumah ini. Dia tidak tahu pastinya berapa umurnya, karena dia kehilangan ingatan dan tak ingat apa-apa. Jadi Edel, tidak tahu dia masih punya keluarga atau tidak. Bersyukur sifatnya ceria, jadi apa pun yang dia lakukan selalu dilakukan dengan senang hati.

"Eh, kalian tahu nggak? Tuan muda Ansel dan tuan muda Basten ternyata belum pernah pacaran sama sekali," bisik Lila, salah satu pelayan senior di area utara, sambil duduk di tepi ranjang bertingkat. Ia menggigit potongan apel kering, lalu melanjutkan,

"Kata Madam Sin sih, dua-duanya terlalu sibuk dengan urusan pribadi mereka. Yang satu kerjaannya cuma baca buku, yang satu lagi cuma berkutat sama kasus-kasus aneh."

Edel yang baru saja duduk di sudut ruangan sambil memijat kakinya langsung menoleh, penasaran.

"Kasus aneh? Maksudmu ... seperti jadi detektif?"

"Tuan muda Basten itu Jaksa. Kerjaannya ya begitu. Tapi anehnya, dia bisa sesuka hati datang dan pergi ke kantor. Bangunan di belakang rumah ini malah udah jadi kayak kantornya.  Hampir setiap hari dia di sana. Dan tingkahnya sangat misterius. Tapi begitu keluar, ia berhasil menyelesaikan kasus yang rumit kayak pembunuhan berencana." timpal pelayan yang lain. Namanya Renee.

"Ya, dia memang seperti itu," tambah Lila sambil mengangguk.

"Kalian tahu, Madam Sin bilang, waktu masih usia dua puluh satu, dia sudah berhasil menjebloskan bangsawan senior ke penjara karena skandal pencucian uang dan pembunuhan. Dan dia nggak goyah sedikit pun. Dingin. Tajam. Persis seperti sekarang."

"Serem banget ..." gumam Alice sambil memeluk lututnya.

"Kalau dia sejahat itu ke penjahat sungguhan, lalu gimana kalau dia tahu ada pelayan yang tidak sengaja masuk ke ruang pribadinya."

Edel yang mendengar jadi merinding. Dia ingat dirinya sudah masuk ke ruangan pribadi pria itu, bahkan menyebutnya tukang kebun. Ia menelan ludah. Sebaiknya dia jangan ke sana lagi dan harus menghindari pria itu.

"Tapi tuan muda Basten ganteng banget loh. Tuan muda Ansel juga. Belum pernah pacaran pula, idaman semua wanita banget."

"Kalo aku senengnya sama tuan muda ketiga. Pierre. Meski playboy, tapi gak sedingin tuan muda pertama dan kedua. Apalagi tuan muda kedua. Tatapannya benar-benar seperti mau membunuh orang."

"Edel."

Edel kaget. Jantungnya hampir copot saat madam Sin tiba-tiba datang dan memanggil namanya. Gadis itu cepat-cepat berdiri.

"Kau bersihkan kamar tuan muda Basten sekarang. Dia ingin beristirahat. Karena kau menghilang hampir satu jam tadi, sekarang kau yang bertugas. Ingat, waktumu membersihkan kamar hanya lima belas menit."

Ya ampun. Bisakah dia menghilang saja sekarang? Tuan muda kedua adalah laki-laki yang paling ingin dia hindari sekarang.

1
aroem
bagus
Ita rahmawati
ayolah edek,,jgn diem aja,,lebih baik kamu cerita ke basten dn dianpasti akn membantumu
Setetes Embun💝
Jangan samakan edel sama ruby ya kak othor gak sat set menyimpan ketakutan sendirian😉
Sani Srimulyani
harusnya kamu jujur tentang wanita itu, siapa tau dia bisa memecahkan kasusmu. dia kan jaksa yang cerdas
phity
edel cerita sj ke basten klo wanita itu mau membunuhmu biar basten selidiki untukmu ya...spy kmu aman
nyaks 💜
-----
Sleepyhead
Memang Pak Jaksa ini kuar biasa yah, auranya memancarkan aura singin
Sleepyhead
Dan Basten kucing garongnya wkwkkk
Syavira Vira
lanjuy
Syavira Vira
lanjut
Mutia
Ayo Edel ngaku siapa yg ingin membunuhmu
Anonim
Edel percaya tidak percaya kamu mesti cerita sama Basten kalau mau di bunuh sama si penculik Lucinda apa ya namanya
Rita
maju kena mundur kena
Rita
good Basten jgn ksh cela tegas
Rita
😅😅😅😅😅
lestari saja💕
jujur donk....jgn suudzon sulu
lestari saja💕
tikus kone....ragane kucing garong...
nonoyy
kalian cocok tau ansel dan edel
Rina Triningtyas
sangat sangat bagus thor, lanjut
Miss Typo
berharap Edel jujur dgn Basten knpa dia sembunyi, apa blm waktunya semua terbongkar ya, apa msh lama? kasian Edel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!