NovelToon NovelToon
Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Dewa Alkemis Pengurai Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Iblis / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

“Yang hidup akan ditumbuk menjadi pil, yang mati akan dipaksa bangkit oleh alkimia. Bila dunia ingin langit bersih kembali, maka kitab itu harus dikubur lebih dalam dari jiwa manusia…”

Di dunia tempat para kultivator mencari kekuatan abadi, seorang budak menemukan warisan terlarang — Kitab Alkimia Surgawi.
Dengan tubuh yang lemah tanpa aliran Qi dan jiwa yang hancur, ia menapaki jalan darah dan api untuk menantang surga.

Dari budak hina menuju tahta seorang Dewa Alkemis sekaligus Maharaja abadi, kisahnya bukanlah tentang keadilan… melainkan tentang harga dari kekuatan sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Lembah Kuno Terlarang

Setelah mereka menempuh perjalanan lebih dari setengah hari, Yue Xian akhirnya mengangkat tangannya menunjuk ke arah pegunungan berjajar yang diselimuti kabut di kejauhan.

“Itu adalah Lembah Kuno Terlarang,” ucap Yue Xian dengan pelan.

Li Yao kemudian menyipitkan matanya memandang ke arah lembah yang ditunjuk ole Yue Xian. Dari kejauhan, lembah itu tampak seperti celah sempit di antara dua tebing tinggi yang menjulang megah. Aura alami yang memancar dari sana terasa begitu kuat.

Seketika, Li Yao menyadari tempat itu bukanlah tempat biasa. Hidung yang sudah terbiasa dengan aroma racun dan herbal, langsung merasakan aroma tajam antara campuran harum dan bau menyengat yang menusuk inderanya.

“Ternyata ada tempat seperti ini di dunia ini.” gumam Li Yao hampir tak percaya.

Melihat raut wajah Li Yao yang sepertinya baru melihat tempat ini. Yue Xian kemudian bertanya. "Kayaknya saudara Li baru melihat tempat ini ya?"

"Iya, apakah Nona Yue bisa menjelaskan sedikit tentang tempat ini?." Tanya Li Yao

“Konon, lembah ini sudah ada sejak zaman kuno saudara Li, Para tetua dari sekte-sekte besar dan para bangsawan dari klan-klan ternama percaya bahwa tempat ini dulunya adalah peninggalan seorang Dewa Alkimia yang telah lama hilang,” jelas Yue Xian dengan suara tenang namun penuh keyakinan.

Ucapan Yue Xian membuat rasa penasaran Li Yao semakin memuncak.

"Tetapi aku tidak bisa menjelaskan secara detail lagi, karena para tetua yang mengetahui detail sejarah dari lembah ini."

Li Yao mengangguk dan tidak bertanya kembali. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, akhirnya mereka melangkah maju.

Namun, sebelum mereka mencapai gerbang masuk lembah, Li Yao tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia melihat puluhan sosok telah lebih dulu tiba di sana dengan ekspresi penuh kewaspadaan.

Orang-orang itu mengenakan jubah resmi khas sekte mereka masing-masing, dengan lambang yang terukir mencolok di dada atau punggung mereka. Beberapa berdiri dengan waspada dan ada juga yang duduk santai di atas batu besar. Ada pula yang tengah membuka gulungan peta sedang menunjuk-nunjuk arah sambil berdiskusi dengan rekan mereka. Sebagian membawa senjata seperti tombak panjang, pedang spiritual, bahkan ada yang ditemani binatang penjaga yang tampak buas dan cerdas.

“Apakah tempat ini memang selalu ramai seperti ini Nona Yue?” tanya Li Yao sambil melirik sekelilingnya, nada suaranya penuh keheranan.

Yue Xian mengangguk dengan ringan. “Iya. Tempat ini memang sering dipadati oleh para kultivator muda dari berbagai sekte maupun Klan. Mereka datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di Lembah Kuno ini. Terutama para alkemis dan ahli racun, tempat ini sangat cocok untuk mereka.”

Yue Xian kemudian tersenyum tipis lalu melanjutkan, “Padahal, para tetua mereka sudah melarang keras untuk datang ke sini. Tapi apa yang kita lihat sekarang... mereka tetap datang dan mengabaikan larangan itu. Ya biasa, sama seperti kita,.” Yue Xian sambil tersenyum dan sedikit bercanda.

“Kalau begitu... Pasti mereka punya alasan yang lebih besar dari sekadar mencari tanaman herbal atau racun bukan?”

“Benar, pemikiran saudara Li sangat tajam.” balas Yue Xian sambil menatap ke arah lembah. “Tempat ini bukan sembarang lembah. Di dalamnya tumbuh berbagai tanaman beracun dan herbal langka yang hanya bisa ditemukan di sini. Tapi yang paling menarik adalah desas-desus tentang warisan alkimia kuno yang masih tersembunyi di dalamnya. Semua orang ingin menjadi lebih kuat, dan tempat ini adalah pintu menuju kekuatan itu dengan cara yang cepat.”

Li Yao tampak berpikir sejenak lalu bertanya lagi, “Tapi kenapa yang datang justru para kultivator muda? Bukankah lebih mudah jika para tetua yang jauh lebih kuat yang turun tangan langsung?”

“Aku tidak terlalu tau tentang masalah itu, yang aku dengar lembah ini lebih dianggap sebagai tempat uji coba atau pelatihan bagi generasi muda yang tidak takut mati, terutama bagi mereka yang ingin memperdalam ilmu alkimia atau seni racun. Lingkungannya sangat cocok untuk kedua jalur kultivasi itu.”

Li Yao akhirnya mulai memahami bahwa tempat ini memang lebih cocok bagi para kultivator yang menekuni jalur alkimia maupun seni racun. Lembah ini seperti surga tersembunyi bagi mereka yang ingin mengembangkan kemampuan dalam dua bidang itu, tetapi apa yang mereka anggap surga ini bisa menjadi neraka bagi mereka yang tidak hati hati.

Sambil terus mengamati sekeliling, pandangan Li Yao melihat beberapa pasang mata yang juga sedang memperhatikan mereka. Tapi ada tiga sosok yang menarik perhatian Li Yao secara khusus. Mereka itu mengenakan jubah hijau muda dengan lambang sekte yang sangat dikenalnya, Sekte Langit Beracun.

Seketika, matanya menatap tajam ke arah ketiga sosok itu dengan napas tertahan. Itu adalah sekte yang paling ia benci.

Yue Xian, yang menyadari arah pandangan Li Yao ikut melirik ke sana. Begitu matanya mengenali lambang itu jemarinya mengepal erat, menahan emosi yang muncul tiba-tiba.

“Sekte Langit Beracun...” gumam Yue Xian pelan

Ia segera berbalik dan menarik lengan Li Yao. “Ayo Saudara Li. Kita harus segera masuk,” ajaknya cepat, menyadari para kultivator lain mulai memasuki lembah satu per satu.

Namun, saat mereka berjalan melewati kerumunan orang, tatapan heran mulai mengarah pada mereka, lebih tepatnya pada Li Yao. Yue Xian bisa merasakan tatapan itu, terutama para kultivator pria yang menatapnya dengan ekspresi bingung, bahkan sedikit mencurigakan.

Bagi mereka, penampilan Yue Xian yang anggun dan cantik sangat kontras dengan sosok di sampingnya, seorang pemuda dengan pakaian sederhana yang tidak tampak seperti kultivator, ditambah tas besar di punggungnya yang membuatnya terlihat seperti pengembara atau bahkan pelayan.

Beberapa dari mereka mulai berbisik, tertawa kecil, dan saling melontarkan komentar yang meremehkan dan mengejek.

“Siapa dia, apakah dia pelayan wanita itu?” bisik salah satu dari mereka.

“Lihat tas di punggungnya. Hahahah, Gaya macam apa itu, itu seperti pengemis?” sahut yang lain sambil tertawa.

Yue Xian melirik sekilas ke arah orang-orang itu, matanya menatap mereka dengan dingin. Tapi ia tetap melangkah seolah olah tak peduli dengan mereka, meskipun dalam hatinya mulai timbul gejolak yang sulit dijelaskan.

Bisik-bisik mulai terdengar dari berbagai arah, namun Li Yao hanya menunduk diam dengan ekspresi tenang. Ia sudah terbiasa dipandang rendah seperti itu. Sejak berada di tambang ia telah belajar untuk tidak bereaksi terhadap cemoohan.

Namun kali ini entah kenapa ada sesuatu yang terasa mengganjal di hatinya. Tanpa sadar tangannya mengepal erat, sebuah refleks yang muncul begitu saja dari dalam dirinya.

Yue Xian melirik sekilas ke arahnya, lalu berkata dengan suara lembut namun tegas, “Saudara Li, jangan pedulikan mereka... ayo kita masuk.”

Li Yao mengangguk pelan. Ia menarik napas dalam-dalam lalu mengencangkan tali tas di punggungnya. Dengan langkah mantap, mereka berjalan menuju gerbang batu alami yang menjadi pintu masuk ke dalam lembah.

Begitu mereka memasuki mulut lembah, hawa panas dan lembap langsung mulai terasa di tubuh mereka. Udara di dalam terasa berat, padat oleh energi roh yang berputar tak kasat mata. Tapi yang lebih berbahaya adalah aroma racun yang samar namun menyengat.

Tanaman-tanaman aneh tumbuh liar di sepanjang dinding dan celah bebatuan. Ada bunga hitam dengan mata merah berkilat di tengah kelopaknya, lumut kehijauan yang tampak seperti bergerak perlahan, seolah olah sedang bernapas, serta anggrek biru yang memancarkan cahaya lembut dari kelopak-kelopaknya.

Li Yao terpana melihat semua ini. Di tambang milik Sekte Langit Beracun, ia sudah terbiasa melihat tanaman untuk ramuan dan racun, tapi dibandingkan dengan tempat ini... itu tak ada apa-apanya. Di sini, tanaman tumbuh liar seperti tak terkendali, menyebar ke setiap sudut dengan aura yang menakutkan. Dan ini baru di pintu masuk… bagaimana keadaan di dalamnya?

Saat Li Yao masih termenung, tiba-tiba suara jeritan memecah keheningan. Seorang kultivator muda terhuyung lalu jatuh tersungkur ke tanah. Wajahnya membiru, matanya membelalak, dan dari mulutnya keluar busa putih yang mengalir deras.

“Sudah aku kasih tau jangan sentuh tanaman sembarangan!” teriak seorang pria di sampingnya, memperingatkan teman-temannya yang lainnya.

Suasana mendadak tegang. Beberapa kultivator langsung mundur, sebagian lagi menatap sekeliling dengan ketakutan.

Yue Xian menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh ke Li Yao dan berbisik pelan.

“Saudara Li jangan sembarangan menyentuh tanaman di sini. Tanaman di lembah ini memiliki keunikan tersendiri terutama tanaman beracun. Banyak yang terlihat seperti herbal penyembuh, padahal sejatinya itu adalah racun yang sangat mematikan.”

Li Yao mengangguk pelan memberikan isyarat bahwa ia mengerti. Meski dalam hatinya ia sebenarnya sudah mampu membedakan mana tanaman racun dan mana tanaman obat, itu adalah keahliannya sejak ia mempelajari catatan Kakek Qiao. Namun, ia memilih untuk tidak menunjukkannya di hadapan Yue Xian.

Sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, dua sosok mendekat cepat dari arah belakang. Keduanya mengenakan jubah khas Kuil Menara Pil. Salah satu dari mereka, seorang pemuda dengan sorot mata tajam tersenyum menyeringai menatap Yue Xian.

“Bukankah ini Nona Yue dari Klan Yue? Hebat sekali... datang ke tempat seberbahaya ini hanya ditemani seorang pelayan?”ujarnya dengan nada mengejek.

Li Yao menoleh sekilas dan mengangkat alisnya tapi ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Yue Xian membalas tatapan itu dengan mata setajam bilah pedang. “Hati-hatilah dengan kata-katamu Liu Fan. Lembah ini tak akan peduli siapa yang kau hina. Sekali racun menyentuh kulitmu, semua kesombonganmu itu takkan menyelamatkanmu.”

Liu Fan adalah seorang alkemis muda berbakat yang telah mencapai alkemis Perak tingkat tiga. Ia hanya tertawa ringan mendengar peringatan itu. Ia dikenal sebagai salah satu jenius alkemis di wilayah tengah Tianxu, dan sorot matanya penuh kepercayaan diri.

Ia kemudian melangkah lebih dekat dan senyum, “Haha, Akan lebih baik jika Nona Yue berjalan bersama kami menyusuri lembah ini. Dengan kekuatan dan pengetahuan kami, apa pun yang Nona cari pasti bisa kami bantu dapatkan. Daripada membuang waktu dengan seorang pelayan... bukankah begitu?”

1
Green Boy
mantap thor
Eko Lana
alur cerita yang bagus dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!