NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4: Ayah dan Ibu

“Nona, kita sudah sampai.”

Bibi Zhou memberi tahu bahwa mereka telah tiba di Kediaman Shu.

Sebuah tangan kecil yang halus namun agak hitam menjulur keluar kereta, menyambut uluran tangan dari Bibi Zhou yang membantunya turun. Kakinya melangkah hati-hati, menahan sakit akibat memar yang ia dapatkan di belantara hutan Kota Dingzhou.

Shu Yue menatap sebuah papan bertuliskan “Kediaman Shu” yang dipasang di bagian atas kediaman tersebut.

Pandangannya turun pada dua sosok orang tua yang sedang berdiri di depan kediaman menyambut mereka. Wajah mereka tidak asing baginya, namun bagi Shu Yue yang sekarang, rasanya agak berbeda.

“A Yue, A Yue-ku akhirnya kembali!”

Nyonya Shu segera berlari menuruni tangga. Dia langsung memeluk Shu Yue dengan erat, penuh kehangatan.

Belasan tahun tidak berjumpa, rasanya sungguh campur aduk saat bertemu kembali dengan putri yang dibesarkan secara terpisah. Nyonya Shu sudah menantikan momen pertemuan ini, memupuk kerinduan bertahun-tahun.

“A Yue, bagaimana kabarmu selama ini? Ibu bersalah padamu, tidak bisa membesarkanmu dan menemanimu tumbuh sampai sebesar ini. Apakah kau hidup dengan baik?”

Shu Yue dihujani rentetan pertanyaan. Shu Yue hidup dengan baik, hanya saja jalannya begitu hambar dan kaku. Terlalu pasrah dan penurut, menganggap semuanya baik-baik saja.

Tapi saat semua orang tidak memedulikannya lalu perlahan melupakan keberadaannya, bagaimana itu bisa disebut baik-baik saja?

“Kenapa tidak bicara?” tanya Nyonya Shu yang khawatir karena putrinya tidak juga mengeluarkan sepatah kata pun.

“Nyonya, kami hampir dibunuh bandit gunung. Nona sangat terkejut. Nyonya lihat, kepalanya terluka dan kakinya memar,” ucap Bibi Zhou.

Nyonya Shu seketika panik dan memeriksa Shu Yue. Matanya menjadi sendu saat melihat luka di kepala yang sudah mengering.

Saat dilihat lagi, penampilan putri keempatnya begitu tidak rapi. Pakaiannya begitu polos dan sederhana.

Wajahnya tidak memakai riasan dan tidak ada perhiasan apapun di kepala maupun tubuhnya. Sama sekali tidak terlihat seperti gadis keluarga bangsawan.

“Putriku yang berharga! Kau sudah banyak menderita!”

“Sudah, kalau kau terus menahannya di sini, dia bisa sakit. Istriku, mari bawa dia masuk.”

Tuan Shu berhasil mengalihkan topik. Shu Yue dibawa masuk ke dalam kediaman, disambut dengan penuh hormat. Bahkan di aula, semua anggota Keluarga Shu sudah berkumpul dan menunggu kedatangannya.

Wajah-wajah itu terlihat asing. Hanya beberapa orang yang pernah berhubungan baik dengan Shu Yue di masa lalu yang wajahnya samar-samar diingat olehnya.

“Inikah Nona Keempat? Ya ampun, dia cantik sekali!”

Lagi-lagi Shu Yue terdiam dengan bingung. Orang-orang di Kediaman Shu terlihat sangat ramah dan hangat.

Jika memang keluarga ini begitu penyayang, lantas mengapa dia harus dibesarkan sendirian di pedesaan yang jauh?

“Kau menakuti putriku. A Yue, ini adalah paman keduamu. Saat kecil, kau sering digendong olehnya,” ucap Tuan Shu.

Shu Jingtang tertawa sambil mengangguk. Keponakan keempatnya tumbuh jadi gadis belia yang begitu cantik.

Hanya saja dia agak pendiam dan tidak pandai mengekspresikan diri. Sangat berbeda jauh dengan adiknya, yang bahkan sampai dia tiba pun tidak menunjukkan batang hidungnya.

Tuan Shu dan Nyonya Shu memperkenalkan satu per satu anggota keluarga mereka kepada Shu Yue, membantunya mengingat kembali masa lalu.

Tapi, tidak ada kesan khusus yang dirasakan oleh Shu Yue. Semua kesannya terasa samar. Mungkin karena sebelumnya sudah lama meninggalkan Kediaman Shu, ingatannya perlahan menjadi pudar.

“Bawa Nona Keempat ke Paviliun Haitang. Panggil tabib untuk memeriksa lukanya. Aku pasti akan mengusut masalah perampokan bandit gunung kali ini!”

Shu Yue diantar oleh Nyonya Shu. Nyonya Shu sangat lembut dan ramah. Dia punya jiwa keibuan. Semua ucapan dan perlakuannya terasa sangat tulus.

Shu Yue tergerak. Nyonya Shu mengingatkannya kepada ibunya yang telah meninggal dan dikubur bersama Keluarga Ruan.

“Putriku, maafkan ibumu ini. Andai saja dulu aku bisa lebih tegar menghadapi situasi, kau pasti tidak akan menderita begitu banyak. Andai saja aku lebih kuat, aku pasti akan mempertahankanmu di sini. Tidak akan membiarkanmu tumbuh besar sendirian di pedesaan.”

Shu Yue hanya terdiam mendengar Nyonya Shu meluapkan penyesalannya. Sebagai ibu, dia tidak kuat dan tidak bisa melindungi putrinya sendiri.

Shu Yue tidak tahu mengapa keluarga ini dulu membuangnya ke pedesaan. Namun, dia merasa disayangkan, karena hal itulah yang telah merenggut nyawa asli Shu Yue.

“Putriku yang berharga, ibu berjanji akan melindungi dan mempertahankanmu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi. Aku dan ayahmu sudah sepakat untuk mengadakan upacara kedewasaan untukmu. Bertindaklah dengan bebas, jangan takut apapun. Ibu dan ayah akan mendukungmu.”

“Ibu…”

Senyum cerah yang membahagiakan terbit di bibir Nyonya Shu. Betapa bahagianya hatinya saat mendengar suara putri keempatnya memanggilnya ibu.

Matanya berkaca-kaca. Tangan hangatnya menggenggam erat tangan kecil putrinya, enggan melepasnya.

“Nyonya, Nona Kelima jatuh sakit. Selir Fang terus menangis sepanjang hari memohon untuk bertemu Nyonya,” ucap pelayan dari luar.

Ekspresi Nyonya Shu dengan cepat berubah. Dia begitu enggan. Di saat membahagiakan seperti ini, kedua orang itu malah ingin membuat masalah. Benar-benar membuat Nyonya Shu pusing.

“A Yue, kau istirahat saja di sini. Ibu akan pergi mengurus selir ayahmu dan anaknya dulu.”

Shu Yue mengangguk. Setelah Nyonya Shu pergi, dia menarik napas dalam-dalam. Kediaman ini begitu hangat.

Namun, tampaknya tidak semua orang mau menerimanya kembali ke kediaman. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya ia tahu siapa yang tidak ingin dirinya kembali ke Kediaman Shu.

Jika dia ingin membalas dendam pada Ling Baichen dan Shen Jia, dia harus memanfaatkan kesempatan ini. Setidaknya, ia harus mempunyai pijakan yang jelas di kediaman ini.

Meski terlihat hangat dan ramah, namun kedalaman kediaman keluarga bangswan selalu rumit. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan menjadi seorang putri yang tidak disukai.

Shu Yue sudah menderita dan meninggal sebelum bertemu dengan keluarganya. Jika tahu putri asli mereka sudah meninggal dalam perjalanan itu, mereka mungkin akan sedih.

Kisah hidup Shu Yue tidak jauh berbeda darinya, membuatnya merasakan penderitaan yang sama dan rasa sakit yang sama akibat ditinggalkan keluarga setelah direncanakan oleh orang lain.

Jika dia bisa menggantikan Shu Yue menyayangi ayah dan ibunya, bisa dibilang hal baik. Anggap saja sebagai balas budi karena Shu Yue telah menyerahkan tubuhnya kepada Ruan Shu Yue. Semua miliknya yang seharusnya dia nikmati pasti akan ia rebut kembali.

Dia ingin menulis ulang takdir Shu Yue dan menulis ulang takdirnya sendiri.

“Bibi Zhou, bisakah kau membantuku?”

Bibi ZHou bergegas masuk. “Nona punya perintah?”

“Kau orang yang cerdas dan telah bertahun-tahun bekerja di sisi ibuku. Selidiki masalah aku dikirim ke pedesaan dahulu. Lihat apakah ada yang mencurigakan atau tidak.”

Bibi Zhou sudah mencobanya, namun dia tidak pernah menemukan kejanggalan apapun. Nona Keempat kala itu dikirim ke pedesaan karena sakit-sakitan.

Seorang pendeta mengatakan dia harus dibesarkan di tempat yang tenang. Demi melindunginya, Nyonya Shu harus mengeraskan hati dan menanggung siksaan berpisah dengan anak kandung yang dilahirkan rahimnya sendiri.

Apakah sungguh ada yang aneh dari kejadian saat itu?

“Mulai dari pendetanya lebih dulu. Cari dia, aku punya beberapa pertanyaan untuknya.”

“Baik, Nona.”

Bibi Zhou diam-diam mengembuskan napas lega. Kini, Nona Keempat sepertinya bisa memainkan sebuah cara untuk mencari kebenaran atas dirinya.

Semua yang hilang darinya selama bertahun-tahun mungkin akan segera ia dapatkan kembali. Dengan begitu, upaya Nyonya Shu dan Tuan Shu tidak sia-sia.

“Adik Kelimaku itu, namanya Shu Mengli, kan? Bantu aku bersiap. Aku ingin menjenguknya.”

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!