NovelToon NovelToon
Bayangan Di Balik Gerbang

Bayangan Di Balik Gerbang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Keluarga / Kontras Takdir
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di dunia Eldoria, sihir adalah fondasi peradaban. Setiap penyihir dilahirkan dengan elemen—api, air, tanah, angin, cahaya, atau bayangan. Namun, sihir bayangan dianggap kutukan: kekuatan yang hanya membawa kehancuran.

Kael, seorang anak yatim piatu, tiba di Akademi Sihir Eldoria tanpa ingatan jelas tentang masa lalunya. Sejak awal, ia dicap berbeda. Bayangan selalu mengikuti langkahnya, dan bisikan aneh terus bergema di dalam kepalanya. Murid lain menghindarinya, bahkan beberapa guru curiga bahwa ia adalah pertanda bencana.

Satu-satunya yang percaya padanya hanyalah Lyra, gadis dengan sihir cahaya. Bersama-sama, mereka berusaha menyingkap misteri kekuatan Kael. Namun ketika Gong Eldur berdentum dari utara—suara kuno yang konon membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia kegelapan—hidup Kael berubah selamanya.

Dikirim ke Pegunungan Drakthar bersama tiga rekannya, Kael menemukan bahwa dentuman itu membangkitkan Voidspawn, makhluk-makhluk kegelapan yang seharusnya telah lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 – Rahasia Bayangan

Malam itu, setelah ujian berakhir, Kael kembali ke asramanya. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya jauh lebih berat daripada rasa sakit di otot. Ia duduk di tepi ranjang kayu sederhana, menatap tangan kanannya yang masih bergetar.

Bayangan yang muncul di arena tadi… bukan hanya sekadar perlindungan. Ia merasakan sesuatu yang lebih dalam, seakan ada suara samar berbisik di balik gelap itu.

"Kau bukan tuannya… aku yang memilihmu."

Suara itu membuat Kael menggigil. Ia menutup matanya erat, berharap itu hanya halusinasi. Namun ketukan pintu memecah lamunannya.

“Kael? Boleh aku masuk?” Suara Lyra.

Ia cepat-cepat menyembunyikan tangannya di balik jubah, lalu membuka pintu. Lyra berdiri di sana dengan senyum tulus, memegang sepotong roti dan sebuah buku tipis.

“Kau pasti belum makan, kan? Aku tahu kau suka lupa saat terlalu banyak berpikir.”

Kael tersenyum lemah. “Terima kasih… kau selalu memperhatikan hal kecil.”

Lyra masuk, duduk di kursi kayu, lalu meletakkan buku di meja. Sampulnya berwarna cokelat tua, lusuh karena usia. “Aku menemukannya di perpustakaan akademi. Buku ini tentang Sistem Arcana.”

Kael menoleh dengan penasaran.

Lyra membuka halaman yang sudah ditandai. Di sana tergambar sebuah lingkaran besar dengan tujuh cabang, masing-masing mewakili tingkatan sihir.

“Menurut buku ini,” jelas Lyra, “semua sihir di dunia dikategorikan dalam tujuh tingkat kekuatan, dari rendah hingga tertinggi.”

Ia menunjuk satu per satu:

Novis – kemampuan dasar: menyalakan api kecil, meniup angin, atau memindahkan benda ringan.

Apprentice – mampu mengendalikan elemen dengan lebih bebas, seperti membuat perisai air atau pedang angin.

Adept – energi sihir bisa membentuk makhluk kecil, ledakan api, atau manipulasi medan pertempuran.

Expert – mampu memengaruhi banyak lawan sekaligus, sihir lebih stabil dan tahan lama.

Master – sihir bisa mengubah lanskap: badai petir, gempa, atau banjir besar.

Archmage – hanya segelintir yang sampai ke sini; mampu membengkokkan hukum alam.

Primordial – tingkatan mitos, kekuatan murni dari awal penciptaan, biasanya hanya dewa atau makhluk purba yang bisa menyentuhnya.

Kael menyimak dengan mata membelalak. “Jadi… aku berada di tingkat mana?”

Lyra menghela napas. “Itu sulit dijelaskan. Bayanganmu… tidak ada dalam catatan resmi. Mungkin kau belum sampai Adept, tapi kekuatanmu tadi… tidak seperti Novis biasa.”

Kael terdiam. Ia ingin merasa bangga, tapi yang muncul justru ketakutan. Bagaimana jika bayangan ini bukan bagian dari sistem, melainkan sesuatu yang seharusnya sudah lenyap?

 

Malam semakin larut. Setelah Lyra pergi, Kael tetap terjaga. Ia membuka buku itu lagi, menelusuri setiap halaman. Hingga sebuah catatan kecil di margin menarik perhatiannya—tulisan tangan berbeda, mungkin dari seorang murid lama.

“Ada kekuatan di luar sistem Arcana. Mereka disebut Umbra—sihir bayangan yang tak terikat aturan. Berbahaya, tapi juga tak tergantikan. Barang siapa terpilih, ia akan menanggung dua nasib: menjadi penyelamat… atau menjadi malapetaka.”

Kael menutup buku itu dengan cepat, jantungnya berdegup kencang. Kata “Umbra” bergema di kepalanya, seolah membuka pintu yang selama ini terkunci.

 

Keesokan harinya, ia dipanggil oleh Master Orlan ke ruang guru. Ruangan itu sederhana, dipenuhi rak buku dan aroma teh herbal. Orlan duduk di kursinya dengan wajah tenang.

“Kael, aku menyaksikan duelmu kemarin.” Suaranya dalam tapi lembut. “Kau melindungi dirimu dengan bayangan. Itu luar biasa, tapi juga berbahaya.”

Kael menunduk. “Apakah aku… kutukan bagi akademi ini?”

Orlan berdiri, mendekat, lalu menepuk bahunya. “Kutukan atau anugerah, itu tergantung bagaimana kau mengendalikannya. Tapi ingat, sihir bayangan bukanlah jalur yang mudah. Banyak yang akan takut, banyak pula yang ingin memanfaatkannya.”

“Umbra…” bisik Kael tanpa sadar.

Mata Orlan menyipit, seolah kata itu membangkitkan kenangan lama. Ia menarik napas panjang. “Jangan sebut nama itu sembarangan. Tidak di tempat ini, tidak di waktu ini. Kau belum siap.”

Kael terkejut. “Jadi… Umbra itu nyata?”

Orlan menatap Kael dalam-dalam. “Lebih nyata daripada yang bisa kau bayangkan. Dan suatu hari, kau harus memilih apakah akan menanggungnya… atau membiarkannya menelanmu.”

 

Saat Kael keluar dari ruangan itu, hatinya makin kacau. Dunia yang ia kenal tiba-tiba terasa lebih luas, lebih gelap, dan penuh rahasia.

Di kejauhan, Eryndor berdiri bersandar di dinding, menyeringai sinis. “Kau mungkin menang sekali, Ardyn. Tapi jangan harap bayanganmu akan membuatmu jadi pahlawan. Suatu hari, semua orang akan melihat siapa kau sebenarnya—monster.”

Kael menggenggam erat buku lusuh di tangannya, berusaha menahan amarah. Ia tahu satu hal: perjalanannya baru saja dimulai, dan bayangan itu akan terus mengikutinya… apakah ia mau atau tidak.

 

1
Anonymous
😍
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa support
total 1 replies
Anonymous
lanjut
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Ardi
bagus
Sang_Imajinasi: terimakasih jangan lupa supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!