NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menyalahkan diri sendiri

**

" Udah lah, Ling. Ikhlas kan aja diva sama yang lain. Lagian salah Lo juga, ga perjuangin dia, malah nurut sama permintaan keluarga Lo. " Irpan menepuk bahu lingga yang duduk termenung.

Hampir setiap hari lingga datang ke tepi sungai, di mana dirinya dan diva dulu pernah bertemu. Ini adalah tempat favorit diva jika mereka bertemu.

" Gw emang bodoh, pengecut, pecundang. Semuanya ada di gw. Dia jadi ga percaya sama cinta yang pernah gw kasih ke dia. " Lingga melempar satu batu berukuran sangat mini ke sungai di depannya.

Pandangannya tampak lurus, dengan pikiran yang terus tertuju pada diva.

" Cinta gw ke dia tulus dan murni, pan. Tapi gw terpaksa nikah sama cewe lain yang bahkan ga gw suka demi mama gw. "

" Iya, gue tau. Makanya gw suruh Lo buat ikhlasin dia, karna pada hakikatnya mengikhlaskan seseorang yang kita cintai bersama orang lain adalah kasta tertinggi dari mencintai. "

" Lo pikir itu mudah? Sekalipun gue ikhlas, dia tetap bakal memiliki ruang khusus di hati gue. "

" Ya itu hak Lo. Tapi Lo juga harus coba mencintai istri Lo. Gue tau kalian nikah karena terpaksa, tapi pernikahan bukan mainan. Apa salahnya mencoba saling memberi ruang satu sama lainnya? "

Lingga terdiam, antara mendengarkan perkataan Irpan atau berusaha untuk tetap menolak fakta.

**

" Nah kan bener! Kamu jahat banget, div. Hal sebesar ini kamu sembunyikan dari kami. " Dila memasang raut wajah merajuk pada diva, setelah mendengar penjelasan dari diva.

Gadis itu malah menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan kelihatan begitu santai. Pada akhirnya, ia terpaksa memberitahukan rahasianya kepada teman temannya, karena mau bagaimana pun juga sudah tidak bisa di sembunyikan lagi.

" Ya aku malas aja kalo Sampek semua orang tau. Kalian tau sendiri, fans nya Gus zindan itu banyak, ntar aku di musuhi lagi. Lagian aku juga ga cinta sama Gus zindan, jadi ngapain harus di publikasikan. "

" Kamu kan ga cinta sama Gus zindan, yaudah aku aja yang mencintai Gus zindan. " Sahut sisi bergurau. Namun malah langsung mendapatkan tatapan tajam dari Kayla.

" Mau makan temen maksudnya? "

" Engga engga, bercanda doang. " Sisi langsung klarifikasi saat Kayla hendak mewawancarai dirinya.

" Sisi, giliran kamu! "

Sisi menoleh, menatap ustadzah mina. Ia lantas bangkit, karena sudah gilirannya menyetorkan hafalan. Hari ini jadwal STOR hafalan menjadi sore hari, karena malam nanti pengajian.

" Berati kamu udah tau rasanya anu anu ya? " Tanya Dila dengan sorot mata cabulnya. Diva langsung memukul punggung tangan Dila dengan keras, matanya mendelik. Bahaya jika sampai ada yang mendengar pembahasan mereka.

" Bisa ga sih ngasih pertanyaan tuh yang waras waras aja. "

" Lah emangnya ini ga waras? "

" Pikir aja sendiri. " Diva memutar bola matanya dengan malas, malas meladeni Dila yang ketularan gilanya sisi.

" Kamu beneran udah lakuin itu sama Gus zindan? " Kini giliran Kayla pula yang bertanya. Dila dan diva bahkan sampai syok karena Kayla bisa sekepo ini juga ternyata, padahal sedari tadi ia hanya diam saja mendengar kan.

" Kagak! Apa apaan banget. Aura Gus zindan tuh aura aura Walid nak Dewi. "

" Anjay Walid nak Dewi "

Kayla buru buru membungkam mulut Dila yang dengan asbun nya mengatakan anjay, bisa kena hukuman mereka nanti gara gara Dila.

Dila menyengir kuda di balik bungkaman mulutnya yang di lakukan oleh Kayla. Setelah beberapa menit, Kayla pun menurunkan telapak tangannya dari mulut Dila.

" Div, kalo bisa sii cepet cepet cetak Gus zindan kecil. Biar hama hama yang mau menyerang dan ngerebut Gus zindan, pada lenyap semua. " Dila kembali berulah, mengeluarkan isi otaknya yang tidak masuk akal.

Diva tampak menghela nafasnya panjang, itu semua terlalu tidak mungkin untuk terjadi. Pernikahannya dengan Gus zindan hanyalah sebuah formalitas belaka. Tidak ada unsur saling mencintai di dalamnya. Jangankan berfikir untuk memiliki anak bersama Gus zindan, berfikir apakah pernikahan ini tetap berjalan hingga tua nanti saja, diva malas memikirkannya.

" Boro boro buat anak, ngeliat nya aja kagak selera. "

" Awas kemakan omongan sendiri loh "

Kayla tersenyum kecil, mendengar perkataan Dila yang sedang memperingati diva. Bisa aja suatu saat nanti diva benar benar termakan omongannya sendiri dan malah jadi kecintaan dengan Gus zindan.

**

Malam telah tiba, kini mereka berada di lapangan pesantren dengan sebuah terpal yang tergelar lebar, di tengah terdapat sebuah ambal pembatas antara laki laki dan perempuan. Situasi lapangan sudah begitu ramai dan terlihat begitu riuh.

Para ustadz serta ustadzah sudah begitu sibuk memantau para santri, takutnya di saat-saat seperti ini mereka mencari kesempatan dalam kesempitan.

" Kamu ikut saya aja, duduk disana. "

Diva menatap lurus, pada sebuah kursi yang di tunjuk oleh Gus zindan. Wajahnya terlihat malas malasan, seperti sangat tidak berminat pada tawaran Gus zindan. Sebenarnya hari ini bukan hanya ada acara kajian biasa saja, melainkan untuk mengumumkan bahwa diva adalah istri Gus zindan. Dengan kata lain, kajian hari ini di barengi dengan pengumuman tentang pernikahan diva dan Gus zindan.

Keluarga kyai habib sudah sepakat untuk mempublikasikan pernikahan Gus zindan dengan diva, agar nantinya tidak timbul fitnah atau kesalahpahaman, ketika melihat Gus zindan dekat dengan diva.

Selain itu juga ingin mengumumkan bahwa waktu libur akan tiba dua hari lagi dalam rangka memperingati hari besar maulid nabi.

" Ayoo " Gus zindan memberanikan diri dengan lancang memegang pergelangan tangan diva dan membawanya untuk duduk di salah satu sofa yang telah di sediakan untuk ustadz dan ustadzah yang tidak bertugas memantau para santri.

Diva hanya bisa manut dan membiarkan Gus zindan menarik tangannya, membawanya untuk duduk di sebuah sofa, padahal diva mau duduk bersama teman temannya saja.

" Liat, Gus zindan megang tangan si diva. " Seorang santri berbisik bisik, melihat gerak gerik Gus zindan.

" Yaudah sii, namanya si diva tuh biniknya. Ya halal halal aja, ga ada larangan. Lebih dari itu pun halal. " Sahut temannya.

Melihat temannya yang tidak bisa di ajak menggosip, santriwati itu tampak memutar bola matanya dengan malas, ia kembali duduk dengan benar, pandangannya ke depan.

Sementara disisi lain, tiga gadis teman karib diva, tampak salah tingkah sendiri melihat temannya di gandeng oleh seorang pria, yang jelas bukan ayah maupun abangnya, melainkan suaminya.

" Kay, kapan nyusul diva? " Dila menyenggol siku Kayla yang pandangannya tertuju lurus ke depan, melihat dua pengawas kamar para santriwati yang bertugas sebagai MC.

" Maksudnya? " Kayla menoleh, menatap Dila di sampingnya. Ia tidak terlalu fokus pada kedua temannya. Pandangannya lari kesana kemari. Terkadang melihat MC, terkadang pula melihat diva dan Gus zindan yang kelihatan begitu lucu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!