Seorang gadis desa yang di paksa orang tuanya untuk menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya untuk membayar hutang orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giamor nailha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPBB 30
Kedua orang itu saling memandang.Keduanya terlihat sama_sama gugup.Wajah Danu memerah ,dia terlihat malu.Ratih pun salah tingkah melihat Danu.
"E...emmmm nggak papa mas cuman seneng aja lihat mas Danu sudah bisa jalan lagi."Ucap Ratih sembari tersenyum kepada Danu.
"Sudahlah pergi sana jangan ganggu saya."ucap Danu .
"Ya..ya sudah mas kalau begitu saya pergi dulu."Jawab Ratih .
Ratih pun meninggalkan Danu dengan perasaan sangat senang di hatinya.Dia pergi ke kamarnya,dia selalu teringat dengan kata_kata Danu tadi.Hatinya merasa senang,dia duduk sembari tersenyum_senyum sendiri seakan memperlihatkan isi hatinya saat itu.
Saat dia melakukan suatu hal pun dia teringat kata_kata Danu itu.Saat itu ada seorang pembantu melihatnya sedang mencuci piring,terlihat Ratih tersenyum_senyum.Pembantu itu lantas menegurnya.
"Aduh mbak Ratih baru dapat apa sih kok sampek senyum_senyum sendiri seperti itu."Tanya pembantu itu.
Namun Ratih tidak mendengar kata_kata pembantu itu.Sampai_sampai pembantu itu memanggilnya dengan kesal.
"Mbak Ratih ."Ucap pembantu itu sembari memegang lengan Ratih.
Ratih pun baru tersadar jika ada pembantu itu di sampingnya dan sedang berbicara kepadanya .
"Aduhh ..eh iya bi ada apa."Sahut Ratih dengan terkejut.
"Aduh mbak Ratih ini lagi mikirin apa si ,sampai_sampai saya ajak bicara saja tidak merespon.Senyum_senyum sendiri lagi,baru dapet apa si mbak bahagia banget kayaknya."Ucap pembantu itu yang menggoda Ratih.
"Enggak bi nggak papa cuman seneng aja emang nggak boleh."Jawab Ratih .
"Ya nggak papa si heran aja aku,biasanya nggak pernah seperti ini.Nggak pernah saya lihat mbak Ratih sebahagia ini."Ucap Pembantu itu.
"Jangan_jangan mbak Ratihhhh sama mas Danu."lanjut pembantu itu menggoda Ratih.
"Jangan_jangan apa bi.Bibi ini ya emang apa yang bibi pikirin."Jawab Ratih mendengar pembantu itu menggodanya.
Seketika wajah Ratih memerah mendengar godaan pembantu itu,sontak saja pembantu itu tertawa melihatnya.
"La itu muka mbak Ratih memerah."Ucap pembantu itu sembari tersenyum menggoda Ratih.
Sontak saja Ratih memegang pipinya mendengar pembantu itu.Dia seakan salah tingkah.
"Apa si bi jangan mikir aneh_aneh deh."Sahut Ratih.
"Iya_iya deh saya nggak akan ejek lagi.Tapi mbak Ratih lagi bahagia kan.Pasti karena mas Danu,iya kan."ucap pembantu itu yang senang melihat Ratih seperti itu.
"Hmmmmm bisa jadi si bi,nggak tau deh kenapa saya senang sekali hari ini."Jawab Ratih menatap pembantu itu .
"Ya udah saya juga seneng lihatnya mbak,setelah sekian lama mbak Ratih terus_menerus bersedih di sini.Dan sekarang saya melihat mbak Ratih bahagian seperti itu ikut seneng deh lihatnya."Ucap pembantu itu kepada Ratih.
"Iya bi makasih ya."Ucap Ratih sembari memeluk pembantu itu.
"Bentar_bentar kalau boleh tau apa si yang membuat mbak Ratih sampai sesenang itu.Boleh dong cerita ke saya.Penasaran ni aku."Ucap pembantu itu yang ingin tau sekali apa yang sebenarnya membuat Ratih sangat bahagia hari itu.
"Bibi kepo ya??.Pingin tau banget ya.?"Ucap Ratih yang gantian mengejek pembantu itu.
"Ih mbak Ratih mah gitu,kan saya jadi penasaran."Sahut pembantu itu .
"Iya deh iya ntar saya ceritain.Tapi selesai in dulu ni pekerjaan bi daripada nanti kita kena omel ibu,ya kan."Ucap Ratih.
"Iya udah,tapi bener ya nanti ceritain ke saya."ucap pembantu itu.
"Iya_iya bawel ah si bibi."Jawab Ratih.
Mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka.Ratih dan pembantu itu memang sudah sangat akrab sejak Ratih pertama kali datang ke rumah itu.Dia sudah menganggap pembantu itu seperti keluarganya dan begitu pun juga pembantu itu.
