Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Masa Aku Cemburu
Sementara itu di tempat lain, kini Anne masih tinggal di rumah Monica untuk sementara waktu. Selesai sarapan Anne membereskan meja, tapi kemudian perhatiannya teralihkan ketika mendengar ponselnya bergetar.
Tanpa banyak berpikir dia mengambil ponselnya dan melihat satu notifikasi masuk. Alis Anne bertaut saat membaca jumlah yang tertera di layar, Rp 1.000.000.000.
Dikirim dari nomor rekening tak dikenal, nama yang tak dikenal dan tidak ada catatan apapun. Hanya angka yang membuatnya nyaris menjatuhkan ponsel dari tangannya sendiri.
“Mon!” panggilnya tergesa, langsung berlari ke arah Monica yang kini berada di ruang tengah.
Monica menoleh dengan santai. “Kenapa?”
“Aku... aku baru mendapat transfer uang, nilainya besar sekali!” ujar Anne panik. “Satu miliar, Mon! Dari siapa? Aku tidak pernah punya simpanan sebanyak itu!"
Monica mendekat, lalu melihat layar ponsel Anne. Seketika ekspresinya berubah.
“Itu dari Vexana,” ucap Monica pelan, namun tenang.
“Vexana?”
Monica mengangguk. “Anna, Dia yang mengirimnya.”
Anne menggeleng cepat. “Kenapa dia mengirim ku uang? aku tidak bisa menerima uang ini."
Namun Monica menarik napas pelan, lalu meletakkan cangkirnya ke atas meja. “Anne, dengar. Uang itu bukan suap, bukan imbalan. Ini adalah bayaran untuk sesuatu yang penting.”
“Aku tidak mengerti apa maksudmu, Mon. Aku harus mengembalikannya..
“Jangan dikembalikan, Itu adalah bayaran dari wajahmu yang sekarang sedang dia pakai. Jadi jangan merasa tak enak hati,” ucap Monica menjelaskan, meskipun sebenarnya dia juga terkejut kenapa Vexana mengirim uang ini.
Namun setelah beberapa saat akhirnya Monica bisa memahami bahwa Vexana benar-benar tak ingin merasa berhutang apapun karena telah menggunakan wajah Anne.
“Dia bisa bertahan di rumah itu, bisa menjalani rencana gilanya, karena wajah itu milikmu. Dia membayarmu karena dia tahu, kamu kehilangan segalanya," jelas Monica lagi.
Anne terdiam untuk beberapa detik. “Tapi tetap saja rasanya salah,” gumamnya lirih.
Monica menepuk bahunya. “Mungkin, tapi kamu butuh uang ini untuk hidupmu yang baru, dan Anna butuh identitasmu untuk bertahan hidup.”
Anne kemudian menangis tanpa suara, namun air matanya deras sekali mengalir. Tiap kata yang keluar dari mulut Vexana memang tajam, namun entah kenapa dia selalu mampu merasakan ketulusan dari wanita itu. Dan sekarang uang ini, membuatnya tak mampu berkata-kata lagi.
Menangisnya bukan karena sedih, namun menangis karena akhirnya dia merasa bahwa di dunia ini hidupnya tida sendiri lagi. Ada Monica dan Anna yang kepeduliannya melebihi keluarga.
"Hei, kenapa malah menangis. Jangan menangis," ucap Monica, dia mengelus punggung Anne agar tenang.
"Terima kasih Mon, aku ingin sekali memeluk Anna."
"Peluk aku saja, Anna tidak suka sentuhan orang asing," jawab Monica dengan tersenyum.
"Aku akan pergi ke Desa, memulai kehidupan baru di sana," ucap Anne dengan sesengguka.
Monica mengangguk setuju, hidup yang damai sangat cocok untuk Anne.
"Pilihlah tempat dimanapun yang kamu mau, tapi selamanya kita akan terhubung sebagai saudara."
Kini giliran Anne yang mengangguk, lengkap dengan air mata yang mengalir semakin deras.
*
*
Hari ini Arga tidak pergi ke kantor jadi dia menyelesaikan beberapa pekerjaannya di rumah. Arga bahkan sudah memerintahkan sang asisten pribadi untuk menghentikan penyelidikannya tentang Anne.
Sekarang Arga sudah membulatkan tekadnya untuk percaya, bahwa di dunia ini tidak ada wanita yang menyerupai sang istri dan bernama Anna. Anne hanya satu, perubahan sikapnya hanya karena gegar otak yang dialami. Tapi sekarang kondisi sang istri telah sepenuhnya pulih, jadi Arga tidak ingin berpikir terlalu jauh lagi.
Menjelang sore Arga menerima panggilan telepon dari Donna.
“Mas, kenapa kamu tidak mengatakan padaku jika tes MRI-nya dibatalkan?” suara Donna langsung masuk, tanpa sapaan. “Tadi aku menelpon dokter Hamish," tegasnya pula.
Arga menghela napas, lupa belum menyampaikan karena hal ini pada sang istri pertama. Sementara Donna pasti menunggu-nunggu hasil tes MRI tersebut.
“Anne bilang dia sudah mengingat semuanya, jadi tidak perlu lagi melakukan tes itu."
“Dan kamu percaya begitu saja?”
Butuh beberapa detik bagi Arga untuk menjawab. “Dia tahu semuanya, Don. Hal-hal detail yang bahkan kamu saja mungkin lupa. Tapi Anne sudah mengingat semuanya."
Donna diam, tapi sulit sekali baginya untuk mempercayai ucapan sang suami. "Bagaimana sikapnya sekarang? Apa dia kembali penakut?" tanya Dona setelahnya.
"Tidak, sekarang semuanya sudah lebih baik."
Donna masih saja belum merasa puas dengan jawaban itu, sampai akhirnya dia pun mengambil keputusan, “Baiklah. Kalau begitu, aku akan datang dan tinggal di rumah itu untuk sementara.”
“Untuk apa?”
“Aku hanya ingin memastikannya sendiri Mas. Bahwa dia mendapatkan ingatannya dan menyadari di mana posisinya," balas Donna, sebab dia benar-benar merasa tak nyaman tiap kali mengingat bahwa Anne berniat merebut sang suami.
Arga merasa tak ada yang salah dengan pemikiran sang istri pertama, jadi dia tidak keberatan sedikitpun.
“Datanglah, aku akan tunggu."
Vexana sudah memasang alat penyadap suara di bawah meja kerja Arga. Dia pasang saat mengantar kopi siang tadi. Vexana bahkan sudah menyadap CCTV di rumah ini hingga dia pun mampu mengawasi semuanya.
Sekarang rumah ini telah sepenuhnya berada di bawah kendali Vexana.
Jadi kini Vexana pun mampu mendengar semua ucapan Arga di ruang kerja. tahu bahwa baru saja pria itu terhubung dengan istri pertamanya.
Dan entah mengapa, bagian kecil dalam hati Vexana tak menyukai hal itu.
"Ih, masa aku cemburu. wanita itu bukan tandinganku," ucap Vexana penuh percaya diri.
hahaha
klo km blm pintar memainkany....ketimpuk sakitkan....
😀😀😀❤❤❤❤