NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:375
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga mahatma

Pagi yang cerah saat matahari sudah mulai naik di jam 6 lebih sedikit, baik Renjana maupun Arjuna masih berada didalam kamar. Renjana tertidur dengan nyenyak, sedangkan Arjuna sibuk mengamati wajah cantik gadis itu sambil duduk di kursi yang sengaja dia tarik mendekat. Bukannya menyiapkan kebutuhan di pagi hari, Arjuna malah menikmati pemandangan yang baginya sulit untuk dilewatkan.

Seakan bisa mendengarkan hati Arjuna yang berteriak karena mengagumi Renjana, gadis itu mulai mengerjapkan mata. Pandangan pertama yang Renjana lihat saat pertama kali membuka mata adalah senyuman Arjuna yang sedang memperhatikannya. Wajah Renjana memanas dan rasanya mungkin berubah merah, Renjana menarik selimut untuk menutup wajahnya dari pandangan Arjuna.

“Apa yang kamu lakukan!.” protes Renjana kesal, tentu saja dia lebih ke arah malu karena mungkin wajahnya seperti bantal dan tidak enak di lihat sama sekali.

“Bangun, bukannya kita harus pergi ke kota untuk membeli hadiah pernikahan kedua orang tuamu.” Arjuna beranjak dari duduknya yang nyaman dan berjalan keluar kamar menuju ke belakang untuk menyiapkan air sekaligus membiarkan Renjana menyesuaikan diri karena baru bangun tidur.

Rok selutut dipadukan dengan kaos dan jaket menjadi pilihan outfit yang Renjana kenakan pada hari ini. Sedangkan Arjuna memakai pakaian santai, kaos dan celana jeans saja, mereka berdua sangat mirip dengan anak remaja di jaman ini walaupun umur keduanya bisa di bilang bukan remaja lagi di tahun ini. Seharusnya minimal sudah punya satu atau dua anak, tapi keduanya yang datang dari masa depan adalah dua orang yang tengah disibukkan dengan hiruk pikuk kehidupan perkotaan dan karir yang tak berujung.

Renjana memegang ujung kaos yang Arjuna pakai saat gadis itu mulai duduk di kerangka belakang sepeda yang Arjuna kayuh, mereka tidak tahu seberapa jauh kota tapi banyaknya orang yang berjalan kaki di sepanjang jalan yang mereka lewati membuat perjalanan terasa tidak begitu berat. Ada beberapa orang juga yang berpasangan dengan mengendarai sepeda seperti Renjana dan Arjuna, walaupun matahari sedang terik-teriknya tapi udara yang menyapa kulit mereka masih terasa dingin.

Setelah menghabiskan hampir satu jam, mereka sampai di pusat kota. Banyak pedagang menawarkan dagangannya untuk di beli, bahkan hal itu cukup membuat Renjana kebingungan apa yang harus dibeli untuk kado pernikahan kedua orang tuanya.

Sebuah pakaian yang cantik menarik perhatian Renjana, Renjana seakan tahu bahwa kemungkinan ibunya tidak memiliki pakaian indah untuk hari pernikahan, atau bisa jadi ibunya memakai pakaian bekas neneknya menikah dulu.

“Aku ingin membelikan mereka pakaian yang bisa digunakan untuk pernikahan.” Ucap Renjana sambil menoleh ke arah Arjuna, tatapan mereka bertemu.

“Cantik.”

“Apa?.”

“Ya pakaiannya cantik.” Arjuna langsung membuang muka ke arah pakaian yang kemungkinan Renjana inginkan.

“Itu yang disebelah sana.” Renjana memegang pergelangan tangan Arjuna dan mengajaknya ke sebuah toko lain yang memang memajang pakaian pasangan yang indah. Setelah tiba tepat didepan dress tersebut, Renjana melepaskan tangannya dari pergelangan Arjuna, entah kenapa Arjuna merasa kesal seakan ada yang hilang. “Bagaimana yang ini?.” Tanya Renjana yang mengalihkan fokus Arjuna.

“Iya bagus.”

“Boleh beli ini nggak?.”

“Boleh, kenapa harus bertanya.”

“Ini kan pakai uangmu.”

“Uangmu juga, beli apapun yang kamu inginkan.”

“Cuma ini aja.” Renjana memilih pakaian pasangan itu untuk di beli.

Totalnya mungkin di jaman ini sangat banyak, namun di masa depan tidak begitu mahal. Setidaknya uang mereka masih sisa banyak kalau ingin membeli pakaian lain juga tidak masalah untuk Arjuna sang pemegang uang.

“Ini bagus.” Arjuna mengambil satu dress dan menempelkan di tubuh Renjana.

“Nggak usah, aku ga butuh.”

“Beli aja, ini sekalian ya.” Arjuna menyerahkan dress itu untuk di bungkus juga.

Setelah membayar semua belanjaan, mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan. Seperti tujuan keduanya saat pergi ke kota, Arjuna dan Renjana menuju ke sebuah jalan yang ada di sekitaran kota, di sana banyak rumah bergaya klasik jaman belanda yang masih sangat kokoh. Penghuninya kebanyakan orang yang berasal dari keluarga kaya atau yang bekerja di pemerintahan.

Sepeda yang dikayuh Arjuna berhenti di pinggir jalan, di sana Arjuna melihat rumah bergaya belanda dengan tembok besi yang tidak begitu tinggi. Beberapa bunga bermekaran di depan halaman, beberapa jendela juga terbuka, tanda bahwa disana memang ada penghuninya. Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam rumah itu dan melihat ke arah Renjana dan Arjuna, namun bukannya membuang pandangan seperti yang Renjana lakukan, Arjuna tetap melihat ke arah pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Nanti mereka curiga.” Ucap Renjana sambil menarik-narik ujung kaos yang Arjuna kenakan.

“Itu kakekku.” ucapan Arjuna membuat Renjana ikut melihat pria yang ada disana, pria yang sedang merokok di teras rumah.

Umurnya mungkin sekitar 30 an lebih, masih sangat muda. Entah berapa umur ayah Arjuna, yang pasti Arjuna pasti anak pertama di dalam keluarganya, orang tuanya masih berumur belasan tahun. Hingga seorang anak laki-laki keluar sambil membawa mainan mobil-mobilan duduk di lantai memainkan mainannya dengan senang.

“Itu ayahku.” Arjuna tersenyum senang, keluarga besarnya ternyata baik-baik saja dan terlihat bahagia. “Aku anak pertama, ayahku menikahi ibuku yang tinggal di luar daerah. Kami menetap cukup lama karena pekerjaan ayah, kami pulang kesini hanya saat hari-hari tertentu-.”

Ucapan Arjuna terhenti saat seorang wanita remaja keluar dari dalam rumah, yang pasti itu bukan neneknya walaupun wajah wanita itu mirip dengan neneknya saat muda. Kemudian juga terlihat neneknya yang melongokkan kepala di jendela membuang air.

“Itu bibi mu?.”

“Aku-.” keterkejutan Arjuna memberitahukan bahwa Renjana bahwa ini kali pertama Arjuna melihat wanita itu juga. “Dia-.” Arjuna berjalan mendekat, namun Renjana langsung menahannya.

“Jangan, nanti mereka curiga.”

“Aku harus memastikan sesuatu-.”

“Jangan Juna!.” bentak Renjana yang membuat Arjuna terdiam, Renjana menarik nafasnya dalam-dalam dan memegang kedua tangan Arjuna, pandangan pria itu kosong, tangan kanan Renjana perlahan menyentuh pipi Arjuna lembut, “Ada banyak pertanyaan di kepalamu perihal itu, tapi bukan gitu caranya.”

“Aku belum pernah melihatnya, karena aku hanya tahu bahwa ayahku anak tunggal, aku tidak pernah melihat fotonya dimanapun. Mereka tidak pernah menceritakan perihal orang lain di keluarga besar kakek.”

Renjana terdiam, pemikirannya benar. Namun dia lebih penasaran kemana perginya wanita itu jika memang keluarga besar Arjuna tidak pernah menceritakan kisahnya sedikitpun. Karena kalau dilihat sekarang pun, mereka tampak seperti keluarga yang harmonis dan bahagia.

“Kita cari tahu melalui jalan lain.” Renjana berjalan lebih dahulu menuju ke depan rumah keluarga Arjuna.

“Selamat pagi…” Sapa Renjana sambil tersenyum kepada pemilik rumah yang memperhatikan kedatangannya.

“Iya selamat pagi.” Wanita yang menjadi pusat pertanyaan Renjana dan Arjuna menghampiri gerbang sambil tersenyum, “Ada yang bisa saya bantu.”

“Saya melihat ada tanaman bunga mawar putih di halaman, kami butuh untuk hantaran pernikahan kerabat, apakah bisa di jual ke kami.”

“Sebentar, saya tanyakan ke bapak dulu ya.” Wanita itu berjalan kembali untuk menanyakan ke kakek Arjuna, dan Renjana berhasil mengetahui satu hal bahwa wanita itu benar-benar Bibi Arjuna. Wanita itu kembali dengan senyuman ramah dan membukakan gerbang untuk Renjana dan Arjuna masuk, “Silakan masuk.”

Kakek Arjuna turun dari kursinya sambil mematikan rokok, “Berapa yang dibutuhkan?.” tanya pria paruh baya tersebut pada Renjana dan Arjuna.

“10 tangkai.” Jawab Renjana asal.

“Duduk dulu biar disiapkan.”

“Terima kasih.”

Renjana dan Arjuna duduk di kursi yang berada di teras, pandangan Arjuna tertuju pada ayahnya yang sibuk bermain sendiri, mungkin umurnya sekitar 9 tahun.

“Itu putrinya pak? cantik.” puji Renjana yang sesungguhnya mempertanyakan apakah wanita yang sedang memetikkan bunga untuknya adalah Bibi Arjuna apa bukan.

“Iya anak pertama saya, dia akan menikah juga tahun depan, katanya bunganya untuk hantaran pernikahan.”

“Iya benar pak, ada kerabat yang akan menikah minggu ini.”

“Semoga pernikahannya lancar.”

“Terimakasih.” Renjana tersenyum, namun sejak tadi Arjuna tidak mengatakan apapun, bahkan sampai mereka membayar bunga itu dan meninggalkan rumah keluarganya, Arjuna masih tetap diam tidak mengatakan apapun selain tersenyum tipis saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!