Sang Legenda: Naga Langit

Perwakilan Klan Xiao kembali ke Kota Awan Tersembunyi tidak hanya sebagai peserta, tetapi sebagai pahlawan. Berita kemenangan mereka, terutama kemenangan Xiao Chen atas dua jenius top dari klan saingan, telah mendahului mereka. Seluruh kota menyambut mereka di gerbang, menciptakan perayaan paling meriah yang pernah dilihat kota kecil itu dalam beberapa dekade.

Nama Xiao Chen kini menjadi legenda lokal. Dia bukan lagi "sampah" atau "kuda hitam"; dia adalah "Naga Kebanggaan Awan Tersembunyi". Di tengah semua pujian dan kekaguman, Xiao Chen tetap tenang. Dia tahu betul bahwa kemenangan ini, meskipun manis, hanyalah sebuah titik awal.

Setelah perayaan mereda, Xiao Chen langsung menghadap ayahnya dan Tetua Agung.

"Patriark, Tetua Agung, saya ingin segera memasuki pengasingan diri," katanya dengan tegas. "Saya ingin menggunakan Pil Pembangunan Fondasi untuk mencoba menerobos ke alam berikutnya."

Xiao Zhan dan Tetua Agung saling berpandangan, keduanya melihat tekad yang membara di mata pemuda itu. Mereka tidak ragu sedikit pun. "Tentu saja," kata Tetua Agung. "Gunakan ruang pengasingan terbaik klan, Ruang Roh Giok. Tidak ada yang akan mengganggumu."

Ruang Roh Giok adalah sebuah kamar batu yang sunyi, dibangun di atas nadi spiritual terkaya di Klan Xiao. Di sinilah para patriark sebelumnya melakukan terobosan mereka.

Di dalam ruangan yang tenang itu, Xiao Chen duduk bersila. Dia mengeluarkan kotak kayu kecil dan menatap pil yang memancarkan cahaya lembut di dalamnya. Ini adalah kunci menuju dunia kekuatan yang baru.

"Kau siap, bocah?" tanya Yao Huang, suaranya terdengar serius. "Membentuk fondasi adalah langkah paling krusial. Semakin kokoh fondasimu, semakin jauh kau bisa melangkah di masa depan. Jangan terburu-buru. Padatkan energimu hingga batas."

Xiao Chen mengangguk dan menelan pil itu.

BOOM!

Energi spiritual yang murni dan dahsyat meledak di dalam tubuhnya seperti bendungan yang jebol. Namun, di bawah kendali Sutra Hati Naga Langit yang kini berjalan dengan sempurna, energi yang mengamuk itu dijinakkan dan dipandu dengan teratur menuju dantian-nya.

 Dia mulai memadatkan lautan Qi Kekacauan di dalam dantian-nya. Rasanya seperti mencoba memampatkan seluruh galaksi menjadi seukuran kelereng. Setiap detik adalah siksaan. Keringat membasahi tubuhnya, dan urat-urat menonjol di dahinya. Dia menggertakkan giginya, menahan rasa sakit yang luar biasa dengan tekad bajanya.

Satu hari. Dua hari. Lima hari penuh berlalu.

Pada hari kelima, sebuah getaran hebat mengguncang tubuhnya. Lautan Qi yang tadinya cair telah sepenuhnya lenyap, digantikan oleh sebuah platform batu bundar berwarna kelabu-keemasan yang melayang dengan tenang di pusat dantian-nya. Di permukaan platform itu terukir rune-rune kuno yang samar dan misterius. Fondasi Dao-nya telah terbentuk.

Pada saat yang sama, sebuah sensasi baru dan ajaib mekar di benaknya. Seolah-olah sebuah mata ketiga yang tak terlihat telah terbuka. Dia bisa "merasakan" seluruh ruangan tanpa melihat. Dia bisa merasakan aliran energi di batu giok di bawahnya, dan bahkan mendengar bisikan para penjaga di luar ruang pengasingan.

Kesadaran Spiritual-nya telah lahir. Dia telah resmi melangkah ke Alam Pembangunan Fondasi, Tahap Awal!

"Luar biasa! Fondasimu seratus kali lebih kokoh daripada para bocah seusiamu!" suara Yao Huang terdengar, dipenuhi dengan kekaguman yang tulus. "Sekarang setelah Kesadaran Spiritualmu terbentuk, kau akhirnya siap untuk mengakses fungsi sejati pertama dari Cincin Kekacauan."

"Fungsi lain?" tanya Xiao Chen, keingintahuannya terusik.

"Fokuskan Kesadaran Spiritualmu pada cincin di lehermu. Jangan melawannya. Rasakan dan biarkan ia menarikmu masuk."

Xiao Chen mengikuti instruksi itu. Dia mengirimkan seutas Kesadaran Spiritualnya yang baru lahir ke arah cincin yang tampak biasa saja. Begitu bersentuhan, sebuah kekuatan hisap yang lembut namun tak tertahankan menarik kesadarannya.

Sesaat kemudian, dia mendapati dirinya "berdiri" di dalam sebuah ruang yang aneh. Di sekelilingnya terbentang kehampaan kelabu yang luas dan penuh kabut yang berputar-putar. Namun, di bawahnya ada sebuah platform persegi kuat yang stabil, luasnya sekitar seratus meter persegi.

"Di... di dalam cincin?" Xiao Chen terkesiap.

"Selamat datang di dunia pribadimu," kata Yao Huang. "Ini adalah fungsi paling dasar dari Cincin Kekacauan: Ruang Penyimpanan. Tapi jangan samakan ini dengan cincin ruang murahan di luar sana. Ruang mereka adalah ruang mati. Ruang ini adalah gambaran sebuah dunia. Untuk saat ini, kau hanya bisa menggunakan platform yang stabil ini, tetapi ini sudah jauh lebih besar dan lebih stabil daripada cincin ruang mana pun yang bisa kau temukan."

Xiao Chen hampir melompat kegirangan. Dia memfokuskan pikirannya pada inti binatang Kera Roh yang ia simpan di kamarnya. Seketika, dengan sekejap cahaya, inti binatang itu muncul dari udara tipis dan melayang di hadapannya di dalam ruang cincin. Dengan satu pikiran lagi, inti itu menghilang dan muncul kembali dengan pas di telapak tangannya di dunia nyata.

"Luar biasa!"

 Dia bisa menyembunyikan semua hartanya, membawa perbekalan tanpa batas, dan tidak akan ada yang tahu.

Dia menghabiskan satu jam berikutnya dengan gembira, memindahkan semua barang berharganya—inti binatang, sisa pil, koin emas, dan bahkan pedang rampasan—ke dalam ruang penyimpanannya yang baru.

Setelah tujuh hari penuh, pintu Ruang Roh Giok akhirnya terbuka. Xiao Chen melangkah keluar. Auranya kini benar-benar berbeda. Jika sebelumnya dia adalah sebilah pedang tajam yang terhunus, kini dia adalah pedang pusaka di dalam sarungnya—tenang di permukaan, tetapi menyembunyikan kekuatan yang jauh lebih dalam dan mematikan.

Dia telah menyelesaikan semua yang harus ia lakukan di Kota Awan Tersembunyi. Dia telah merebut kembali kehormatannya, mencapai alam kekuatan baru, dan kini memiliki rahasia yang bahkan lebih besar.

Dia menatap ke arah gerbang utama Klan Xiao, tatapannya menembus cakrawala.