NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Jatuh Cinta Pada Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Tukar Pasangan / Tamat
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Dilahirkan dari pasangan suami istri yang tak pernah menghendakinya, Rafael tumbuh bukan dalam pangkuan kasih orang tuanya, melainkan dalam asuhan Sang Nini yang menjadi satu-satunya pelita hidupnya.
Sementara itu, saudara kembarnya, Rafa, dibesarkan dalam limpahan cinta Bram dan Dina, ayah dan ibu yang menganggapnya sebagai satu-satunya putra sejati.

"Anak kita hanya satu. Walau mereka kembar, darah daging kita hanyalah Rafa," ucap Bram, nada suaranya dingin bagai angin gunung yang membekukan jiwa.

Tujuh belas tahun berlalu, Rafael tetap bernaung di bawah kasih sang nenek. Namun vidhi tak selalu menyulam benang luka di jalannya.

Sejak kanak, Rafael telah terbiasa mangalah dalam setiap perkara, Hingga suatu hari, kabar bak petir datang sang kakak, Rafa, akan menikahi wanita yang ia puja sepenuh hati namun kecelakaan besar terjadi yang mengharuskan Rafael mengantikan posisi sang kakak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jatuh cinta pada kakak ipar

ruang tamu, kediaman Viola

“Viola, duduklah. Dengar aku… dengarkan baik-baik.”

Nada suara Rafael terdengar berat, seakan ia telah mengambil keputusan besar yang selama ini terus menghantui pikirannya. Farel maupun Marsel tidak tahu apa yang akan ia lakukan, karena kali ini Rafael memilih menanggung semuanya sendiri.

Viola tersenyum, wajahnya bercahaya. Baginya ini adalah hari yang paling indah. Setelah penantian panjang, ia akhirnya diberi anugerah seorang buah hati. Ia yakin, setelah hadirnya anak, Rafa akan semakin mencintainya. Dalam benaknya, kisah cinta yang penuh luka itu akhirnya menemukan jalannya menuju bahagia.

Namun Rafael tiba-tiba menggoyangkan tubuh Viola, membuatnya tersadar dari lamunan.

“Viola…” ucap Rafael dengan nada lebih tinggi, agar tatapan mata istrinya benar-benar menemuinya.

“Ya?” jawab Viola lembut, menatap Rafael penuh tanya.

Dada Rafael sesak. Dunia seakan runtuh di hadapannya. Ia tahu, cepat atau lambat kebenaran ini akan terbongkar, dan ketika itu terjadi, segalanya akan hancur. Namun ia sudah tak bisa lagi bersembunyi.

“Dengarkan aku… Aku adalah Rafael. Bukan Rafa. Kakakmu, Rafa, saat ini ada di London. Di rumahku. Jika kau ingin bertemu dengannya—”

“Rafael?” potong Viola cepat, suaranya bergetar.

Rafael terdiam, tatapannya kosong menatap Viola. Semua kata yang sudah ia susun runtuh begitu saja. Hanya dengan satu tatapan hangat yang viola berikan, lembut, penuh harapan yang mampu melumpuhkan keberaniannya, semua orang didunia ini pernah memangil nama nya, namun suara itu, sudah lama ia nantikan, ia sudah menunggu empat tahun untuk mendengar nya,

“Rafa… jangan bercanda. Aku hanya sekadar menanyakan kabar Rafael selama ini, itu pun bukan karena aku mengkhawatirkannya. Jangan ucapkan hal-hal aneh di saat seperti ini. Ini hari bahagia kita…, maaf karena aku terlalu lantam waktu itu” suara Viola melemah, tak percaya.

Rafael mengusap wajahnya kasar, rambutnya acak-acakan, tubuhnya bergetar menahan tekanan batin. “Kalau begitu… taman bunga matahari. Kau ingat, Viola? Kau dan aku di sana? memakai seragam putih abu-abu kita, aku memetik kan setangkai untuk mu? berjanji ingin membuka toko bungga bersama?”

Viola terdiam, matanya perlahan membesar, itu semua memang kenangan nya dengan Rafael, tidak mungkin Rafael membagikan cerita itu kepada Rafa, sampai janji mereka untuk membuka sebuah toko bunga,

“Dan ya… Kak Rafa alergi serbuk bunga. Itu sebabnya kau tidak pernah menerima bunga darinya. Sampai aku yang datang, lalu membelikannya untukmu. Kebiasaan kami? Aku merokok, Viola…” Rafael menyalakan sebatang rokok, asap tipis mengepul di udara, ia menatap Viola dengan pandangan yang memohon pengakuan.

Viola masih terpaku, bibirnya gemetar, matanya berkaca-kaca.

“Masih kurang bukti?” Rafael membuka dompet kulit hitamnya, mengeluarkan kartu tanda kapten penerbangan dengan namanya yang tertera jelas. Ia menunjukkan foto-foto rumahnya di London, juga potret dirinya bersama Farel di kokpit pesawat.

“Dan tentang perusahaan Arzander… aku memindahkannya ke Bandara agar bisa tetap terbang. Aku tidak punya keahlian lain selain menjadi pilot, aku hanya bisa membelah langit dengan pesawat ku, aku tidak handal dalam bisnis ”

Viola menatapnya lama, tubuhnya kaku. Ingatannya melayang pada buku diarinya sendiri, mimpi-mimpi yang dulu ia tuliskan tentang pria idamannya. Semuanya… ada pada Rafael. Ia yang mewujudkannya, sendirian, dalam senyap, selama empat tahun ini.

Air matanya menetes. Suaranya pecah saat berkata

“Kau… mewujudkan semua itu, Rafael. Semua mimpi yang kutulis… kau wujudkan. Dan sekarang kau kembali… setelah enam bulan kita bersama… mengapa baru sekarang kau mengatakannya!? Mengapa bukan sejak awal!?”

Rasa rindu yang sudah lama viola pendam, seperti batu yang kokoh terkena tetesan air, ia sudah lama menahan nya dengan sangat kuat, namun setiap tetesan itu berhasil membuat hati viola goyah, pria idaman nya sekarang ada di hadapan nya, ia hanya bisa apa? hanya bisa diam dan tidak sadar, bohong? Oh, jelas, ini adalah hal yang paling bodoh yang pernah viola lakukan,

Viola berdiri dengan emosi yang meledak, tangannya menyapu vas bunga di meja. Pecahan kaca berhamburan di lantai. Suasana ruang tamu berubah menjadi medan perang, air mata dan kenangan menjadi saksi di ingatkan viola, ia bahkan tak bisa menatap jalan nya dengan jelas,

Rafael segera meraih tubuh Viola, memeluknya erat agar tidak menginjak pecahan kaca.“Ya, aku tahu… ini salahku. Maafkan aku, Viola. Tenanglah, kita bisa bicarakan ini baik-baik…”

“Tenang!? Apa kau pikir semua ini pantas? Perilaku seperti ini… pantaskah disebut perilaku adik ipar terhadap kakak iparnya!?” Viola berteriak, wajahnya merah, air matanya jatuh tak terbendung, ingin menampar wajah yang selama ini ia rindukan, tapi apakah ia mampu? tentu tidak,

Rafael menarik napas panjang, berusaha menahan gejolak di dadanya. “Aku tahu ini tidak pantas. Aku pun harus mengumpulkan seluruh keberanian hanya untuk mengaku padamu. Ini… semua salahku.”

Viola terjatuh di sofa, kedua tangannya menutupi wajah. Tangisnya pecah, bukan hanya karena rasa bersalah, melainkan karena penantian panjangnya yang sia-sia. Ia pernah berharap Rafael akan kembali, membawa jawaban atas semua pertanyaan yang membekas sejak empat tahun lalu. Namun jawaban itu datang di saat ia sudah pasrah, ketika luka lama sudah ia coba sembuhkan.

Dan kini, luka itu kembali dibuka dengan kejam.

Rafael duduk di sampingnya. Suaranya rendah, penuh luka.“Baiklah, Viola… aku akan membawamu ke London. Di sana ada Kak Rafa. Kau bisa bertemu dengannya. Tapi sebelum itu… kau harus menggugurkan anak ini.”

Perkataan itu jatuh seperti petir di siang bolong. Viola terhenyak. Baru beberapa jam lalu ia mendapat kabar bahagia tentang kehamilannya, namun kini kebahagiaan itu direnggut dengan begitu kasar.

“Kau tahu berapa sakitnya aborsi? Kau pikir aku bisa kuat? Setelah semua kebohongan ini, kau masih meminta aku menggugurkan anakku!? seberapa banyak lagi Rafael!? seberapa banyak luka yang akan kau berikan pada ku!! ” Viola menjerit, suaranya penuh luka dan amarah.

“Tidak ada jalan lain,” Rafael berbisik lirih, matanya berkaca. “Bayi ini… bukan anak Kak Rafa. Dan Rafa adalah suamimu. Jika bayi ini lahir, maka kebohongan kita akan terungkap. Itu akan lebih menyakitkan, Viola, tidak akan ada yang mau menerima anak ini, ”

Viola menatapnya dengan mata membara, air matanya jatuh tanpa henti. “Aku tidak akan menggugurkannya. Aku tidak mau kehilangan anakku! Dan aku mau menerima dan merawat anak ku kau mengerti!!! ”

Rafael meraih wajahnya, suaranya parau. “Jika ia hidup… luka itu akan lebih dalam, Viola. Anak ini harus memilih, ikut ibu atau ayah. Karena kita… kita tidak akan pernah bisa bersama.”

Brukk......

Tubuh Viola yang lemah tak sanggup menahan beban ini. Pandangannya gelap, tubuhnya ambruk pingsan tepat di pelukan Rafael. Ia jatuh bersama tangisan yang belum sempat terhenti. Kandungannya masih rapuh, dan kini tubuh serta jiwanya sama-sama rapuh mendengar kenyataan pahit ini.

Rafael hanya bisa memeluknya, menunduk, air matanya menetes. Ia telah kehilangan segalanya Viola, kepercayaan, dan mungkin… anaknya sendiri.

Jangan lupa beri bintang lima, like dan komen ya teman-teman

Bersambung...........

Hai teman-teman, yuk bantu like, komen dan masukkan cerita aku kedalam favorit kalian, ini karya pertama aku dalam menulis, mohon bantuan nya ya teman-teman terimakasih........

1
Anyue
jatuh cinta pada kaka ipar tapi kok meninggal 🤔
Penapianoh📝
baru mampir kesini thor😌
Lilik Ayu
anara anak kuat
Azka Rafli
ini serius???
Azka Rafli
mengesankan
Lilik Ayu
viola wanita kuat
Septi Utami
jangan lupa di follow ya kak akunku biar tau kelanjutan ceritanya hihi, buat yang lain mari mampir ada 2 cerita: Rasa Diujung Senja, dan Jodoh Untuk Suamiku. terimakasih🙏
Lilik Ayu
luar biasa, gak sabar nunggu selanjutnya
Vio La
lanjut Thor
NRLwrites
semangat kk ☺️☺️
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Reenie
Thor, ini judulnya udah diubah ya?
aurel: iya kak
total 1 replies
tika
up lagi thor
Jihan Hwang
udah mampir thor
Nara
Semangat ya thoor /Applaud//Determined/
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 🥰
Verlit Ivana
saya mampir membaca. saran kak, untuk kata asing, dicetak miring untuk pembeda.
tika
lanjut
Kaginobi
Semangat terus nulisnya kak 😁
Elisabeth Ratna Susanti
bener banget kesempatan tidak datang dua kali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!