Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KERAGUAN SEAN
"Sepertinya aku jatuh cinta pada mu, Aleena Deandra", ujar Sean dalam hatinya.
Sean berdehem. Berusaha menyadarkan diri, setelah beberapa menit hampir saja mengutarakan isi hati pada Aleena. Namun keraguan lebih besar menguasai dirinya.
Bayangan kegagalan menjalin hubungan baru setelah bertahun lamanya dalam kesendirian menyadarkan nya.
Melihat kepolosan Aleena, tentu saja Sean tidak mau menyakiti gadis itu jika dirinya belum bisa melupakan masa lalu.
"Besok orang-orang ku mulai bekerja di lahan mu. Melakukan titik 0", ujar Sean sambil mengusap bibirnya dengan tissue.
Aleena menganggukkan kepalanya. "Iya".
"Aku sudah meminta izin sakit pada Linda. Aku janji secepatnya akan kembali ke London. Kau bisa memotong gaji ku", ucap Aleena.
Ia sadar betul aturan perusahaan di mana pun, akan memberi sanksi pada karyawan yang lebih dari tiga hari izin. Apalagi karyawan baru seperti Aleena.
Sean tersenyum mendengarnya.
"Kamu lupa aku pemilik perusahaan tempat mu bekerja, Ale? Untuk apa kamu meminta izin Linda".
"Mengikuti aturan. Aku membaca peraturan-peraturan perusahaan mu sebelum menandatangani kontrak", jawab Aleena".
"Aku tetap berada di Kelso untuk beberapa hari ke depan sampai kau benar sembuh. Kau akan pulang bersamaku ke London", ucap Sean dengan entengnya.
Aleena melebarkan kedua matanya.
"Kau sangat sibuk, Sean. Jadwal-jadwal mu harus di revisi jika kamu di sini", jawab Aleena.
Lagi-lagi Sean tersenyum melihat Aleena. "Tentu saja tidak. Ryan akan mengatur meeting secara daring. Aku tetap menghadiri meeting", jawab Sean merasa gemas dengan Aleena. Tangannya mencubit ujung hidung gadis itu.
"Kau masih harus banyak belajar dari ku, nona Aleena Deandra", ucapnya membuat Aleena tersipu.
"Iya iya...kamu selalu benar", jawab Aleena tidak ingin mendebat Sean yang selalu seenaknya merubah aturan.
*
Tiga hari telah berlalu
"Papa..aku kembali ke London, aku janji setiap akhir pekan akan mengunjungi mu. Papa janji kan, harus banyak istirahat dan jangan lupa minum obat yang di berikan bibi Margot", ucap Aleena memeluk Ferdinand.
"Iya sayang. Kamu juga harus menjaga diri selama di sana, Ale", ucap Ferdinand.
"Jangan kuatir paman Ferdi, putri mu akan baik-baik saja", sela Sean bersalaman dengan Ferdinand.
"Terima kasih, nak. Aleena sangat berarti bagi ku".
Sean menganggukkan kepalanya.
Sean sengaja menjemput Aleena untuk kembali bersama dengannya ke London. Sean sengaja mengajak Ale berkendara, tidak naik pesawat. Dan Aleena menyetujuinya. Memang ia lebih menikmati perjalanan jauh menggunakan mobil atau kereta api. Baginya lebih aman. Apalagi bisa sambil menikmati pemandangan indah di sepanjang perjalanan.
Sean membukakan pintu untuk Aleena, keduanya terlihat akrab. Terlebih selama Aleena berada di perkebunan, Sean selalu datang mengunjungi nya.
Sean pun di terima dengan hangat oleh keluarga Aleena. Ferdinand bahkan meminta Sean memanggilnya paman, dengan senang hati Sean melakukan nya.
Yang bahagia bukan hanya Ferdinand saja tapi Margot dan Orlando sangat senang melihat Aleena dekat dengan pemuda tampan yang baik hati itu.
Tapi tidak semua penghuni hacienda senang melihat kedekatan Aleena dan Sean. Tentu saja Gladys dan putrinya justru sebaliknya.
Nicole berusaha untuk menarik perhatian Sean, tapi laki-laki itu tidak menggubrisnya. Bahkan selalu memasang wajah dingin dan tidak ramah kala melihat Nicole.
*
Mobil yang di kendarai Sean berhenti di rest area. Laki-laki itu mengisi bahan bakar sementara Aleena izin ke swalayan yang letaknya tidak jauh dari pengisian bahan bakar.
Setelah selesai, Sean menyusul Aleena ke dalam swalayan. Aleena tak nampak. Sean mencarinya ke arah toilet perempuan.
Dan benar Aleena ada di sana, sedang berdebat dengan seorang pria seumuran Aleena.
Ketika Aleena hendak pergi laki-laki itu menarik tangannya.
"Lepaskan aku! Jangan pernah mengusik hidup ku lagi. Hubungan kita telah berakhir!", bentak Aleena tanpa menyadari kehadiran Sean.
"Ale...ada apa?"
Pemuda itu menatap Sean penuh kebencian. "Oh...ini laki-laki itu, Alley? Karena dia kau menolak ku?".
Aleena tidak menggubris nya. "Ayo kita pergi dari sini". Aleena melangkah pergi.
Namun pemuda itu hendak mengejarnya.
Sean menghadang.
"Minggir! Kau tidak berhak menghalangi aku bersama tunangan ku, brengsek!", hardiknya.
"Apa kau tuli tidak bisa mendengar ucapannya tadi, hah? Aku ingatkan pada mu jangan pernah mengusik kehidupan Aleena, anak muda", ketus Sean sambil menepuk pipi Mike cukup keras.
Sean menyusul Aleena. Sesungguhnya ia tidak tahu siapa pemuda itu dan apa hubungan mereka.
...***...
To be continue
