Kasus pembunuhan yang dirahasiakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilangnya Anak-anak
Di sebuah restoran malam yang menjadi langganan banyak orang. Dua orang detektif sedang membicarakan kasus yang sedang mereka tangani. Kasus hilangnya anak-anak di tempat mereka tinggal.
Detektif Xavi seorang petugas senior yang pengabdiannya tinggal beberapa tahun lagi sebelum pensiun. Ditemani seorang detektif muda yang dikemudian hari akan menjadi penerusnya. Detektif perempuan muda itu bernama Miska.
Terhitung sejak empat bulan yang lalu terjadi kasus anak kecil yang hilang. Sejauh ini sudah ada laporan anak hilang sejumlah sepuluh orang.
Usia rata-rata anak-anak yang hilang tiba-tiba tidak pernah pulang kembali ke rumah adalah 5 sampai 7 tahun. Mereka masih anak kecil.
Sama sekali tidak ada bukti dan petunjuk fisik mengenai hilangnya mereka.
Para orang tua, keluarga, tetangga, pihak sekolah dan teman bermain semua sudah diberikan pertanyaan. Dan jawaban mereka semuanya sama. Tidak ada satu pun orang yang tahu siapa dan apa penyebabnya.
"Kamu tidak pesan makanan Miska?",
"Tidak detektif aku cukup dengan minum kopi",
"Sup di sini enak sekali kamu harus mencobanya",
"Sayang sekali aku tidak suka makan daging merah",
"Apakah kamu seorang vegetarian Miska?",
"Bukan detektif aku hanya sedang diet",
"Kalau kamu mau aku bisa memesankan telor rebus untuk mu",
"Tidak terimakasih detektif",
"Aku tidak makan berat setelah jam tujuh malam",
"Mungkin lain waktu detektif",
Detektif Miska masih baru beberapa hari tinggal di tempat ini. Ia adalah seorang pindahan dari tempat yang jauh. Sekarang ia bergabung dengan detektif senior Xavi.
"Kasus anak-anak hilang ini benar-benar membuatku pusing",
"Baru pertama kalinya terjadi di tempat ini",
"Bagaimana dengan petunjuk atau barang bukti yang ditemukan?",
"Nihil",
"Tidak ada petunjuk dan tidak ada barang bukti",
"Bagaimana dengan para saksi mata?",
"Kapan dan dimana anak-anak yang hilang itu terakhir kali terlihat?",
"Satu-satunya kesamaan yang berhubungan dengan hilangnya anak-anak itu adalah mereka sama-sama hilang di saat jam sekolah",
"5 anak preschool dan 5 anak primary school",
"3 laki-laki dan 7 perempuan",
"Apakah sudah ada yang anda curigai sebagai pelaku detektif Xavi?",
"Tukang sampah, tukang kebun, para pengajar dan para petugas di sekolah tidak ada yang masuk dalam kategori pelaku",
"Apakah di sekolah itu sudah ada terpasang kamera pengawas?",
"Sudah ada tapi hanya di titik yang terbatas",
"Kami tidak menemukan apa-apa di sana",
Tidak hanya para petugas yang dibuat kesulitan mencari jejak kesepuluh anak yang hilang. Para orang tua dan masyarakat setempat yang ikut membantu melakukan pencarian juga selalu menemui jalan buntu.
"Siapa lagi yang patut dicurigai detektif Xavi?",
"Aku belum menemukannya sekarang",
Detektif Miska yang baru beberapa hari bertugas di tempat ini mengerti kesulitan yang dihadapi oleh detektif Xavi.
Itu semua karena orang-orang di lingkungan tempat tinggal ini terlihat sangat dekat satu sama lain. Seperti itu juga yang dialami oleh petugas senior Xavi.
"Hari sudah malam",
"Sebaiknya kita pulang dan beristirahat terlebih dahulu Miska",
"Besok pagi baru kita lanjutkan kembali pencarian",
"Berapa semuanya Earl?",
"Ambil kembaliannya untukmu",
"Terimakasih detektif",
Detektif Xavi dan detektif muda Miska meninggalkan restoran Earl yang sebentar lagi mau tutup.
"Aku juga berterimakasih telah membayar kopi ku detektif",
"Tidak apa-apa",
"Lain kali kamu harus mencoba makanan di sana Miska",
"Bagaimana dengan Earl pemilik restoran itu?",
"Dia orangnya cukup pendiam dan warga lokal asli",
"Dia hanya sedikit lebih muda dariku",
Detektif Xavi dan detektif Miska pulang ke rumah masing-masing.
Sampai hari ini mereka masih belum menemukan apa-apa terkait kasus hilangnya anak-anak.
Di hari berikutnya detektif Xavi dan detektif muda Miska kembali bekerja. Mereka berdua melakukannya secara terpisah.
Detektif Xavi mencoba mencari petunjuk di kawasan perbatasan. Di sepanjang jalan di area perbatasan tempat tinggalnya dengan wilayah lain.
Sedangkan Miska memilih untuk kembali ke tempat anak-anak itu hilang. Di sekolah mereka.
"Selamat pagi detektif",
Miska terkejut ada yang mengenali dan menyapanya.
Rupanya itu adalah Earl si pemilik restoran. Apa yang dilakukan Earl di sekolah anak-anak?
"Selamat pagi Earl",
"Apa yang kamu lakukan di sini Earl?",
"Menjelang jam makan siang aku mengantarkan pesanan makanan untuk para pengajar",
"Mereka memesan makan siang di tempat mu Earl?",
"Ya tapi tidak semuanya detektif",
"Siapa yang setiap hari memesan makan siang di tempat mu Earl?",
"Kepala sekolah detektif",
"Bolehkah aku melihatnya Earl?",
"Tentu saja detektif",
Miska membuka kotak makanan yang didorong oleh Earl. Pemilik restoran itu mengaku datang ke sekolah untuk mengantar pesanan makan siang kepada kepala sekolah.
"Terimakasih Earl",
"Tidak apa-apa detektif",
Setelah Miska membuka kotak makanan itu ternyata isinya sup andalan restoran Earl. Sama seperti yang dimakan oleh detektif Xavi kemarin.
Memang terlihat lezat tapi Miska tidak begitu menyukai daging. Ia suka kebayang dengan baunya yang masih mentah jadi mual sendiri.
Sudah hampir seminggu detektif Xavi dan detektif Miska bekerja bersama untuk memecahkan kasus hilangnya anak-anak di tempat tinggal mereka.
Lima hari yang lalu adalah hilangnya anak yang terakhir. Jika dilihat dari polanya. Hilangnya anak satu dengan yang berikutnya berjarak masing-masing satu minggu.
Sore ini Miska mendapatkan sebuah kejutan. Ibu dan adiknya jauh-jauh datang dari tempat yang jauh untuk mengunjungi Miska.
Karena mendadak dan tidak ada persiapan di rumah. Miska mengajak ibu dan adiknya makan malam di restoran Earl.
"Kalian harus mencoba sup di restoran ini",
"Rasanya lezat sekali",
"Bukannya kamu tidak makan daging merah Miska?",
"Orang-orang di sini yang bilang",
Ibu dan adik Miska memesan sup daging merah menu andalan di restoran Earl. Katanya semua orang yang tinggal di tempat ini sangat tergila-gila dengan sup ini. Semua orang sudah pernah memakannya.
Kebetulan sekali ibu Miska adalah seorang pecinta daging. Terutama daging merah seperti dari sapi, babi, domba dan juga kambing.
Lidah ibu Miska sudah sangat familiar dengan aroma, rasa dan tekstur dari keempat daging tersebut.
"Wow... Ini lezat sekali",
"Aku baru pertama kali memakan sup daging yang seperti ini",
Adik Miska setuju jika sup daging merah masakan Earl benar-benar enak dan sering dipuji.
"Empuk dan sangat lezat", tambahnya.
Sementara itu Miska hanya memesan kopi dan wafel yang rasanya hambar demi program diet yang sedang ia lakukan.
"Bagaimana ibu?",
"Apakah ibu juga menyukainya?",
"Ini lezat sekali",
"Ibu harus berterima kasih kepada mu karena membawa ibu dan adikmu kemari",
Tapi ucapan itu tidak sejalan dengan ekspresi raut muka ibu. Sebagai seorang detektif Miska bisa tahu jika ibunya sedang berbohong.
Tapi ibu Miska tetap menghabiskan sup daging merah itu. Sama seperti adik Miska.
"Berapa semuanya Earl?",
"Ambil kembaliannya untukmu",
"Terimakasih detektif",
Miska dan keluarganya meninggalkan restoran Earl yang sebentar lagi mau tutup.
"Beep",
Ibu Miska mengirim pesan ke nomor anaknya yang menjadi seorang detektif. Biarpun mereka sedang berjalan bersama.
"Itu bukan daging hewan",
Miska sangat terkejut setelah membaca pesan dari ibunya. Miska pun membalasnya.
"Apakah ibu yakin?",
"100% Miska",
Besok siangnya Miska kembali datang ke restoran Earl. Ketika tempat itu baru saja buka.
Kali ini Miska membeli sup daging merah menu masakan andalan di restoran itu untuk dibungkus.
"Untuk ibu dan adik ku",
"Mereka mau membawanya pulang",
"Terimakasih detektif",
Tapi itu tidak benar-benar terjadi. Karena ibu dan adik Miska sudah pulang sejak pagi hari.
Miska membawa sup daging merah masakan Earl ke tempat laboratorium forensik.
"Terimakasih detektif kebetulan aku belum memesan makanan untuk makan siang",
"Sup itu bukan untuk kamu makan",
"Tapi periksalah semua bahan-bahan yang ada di dalam sup itu",
"Tapi ini sup dari restoran Earl detektif, semua orang yang tinggal di tempat ini suka memakannya",
"Lakukan saja apa yang aku perintahkan dan jangan banyak tanya",
"Baiklah detektif aku akan mengerjakannya",
"Jangan lambat",
Beberapa hari kemudian. Hasil dari laboratorium forensik sangat menggemparkan.
Sup daging merah menu primadona yang ada di restoran Earl adalah dari daging manusia.
Restoran Earl mulai ramai dan jadi tempat makan langganan semua orang yang tinggal di tempat ini dari empat bulan yang lalu. Bersamaan dengan dimulainya kasus anak kecil yang hilang.
Earl memasak sup yang lezat itu dari daging anak-anak yang hilang.
Earl tidak bekerja sendirian. Ia bekerja sama dengan kepala sekolah.
Setiap satu minggu sekali Earl membawa anak kecil yang didorong di dalam kotak makanan.
Itulah alasan kenapa anak-anak kecil itu hilang dengan mudah.
Earl dan kepala sekolah pun ditangkap oleh petugas tanpa bisa mengelak.
Terkuak Earl hanyalah seorang suruhan karena ia pintar memasak.
Yang suka memakan daging muda anak manusia sebagai seorang kanibal adalah kepala sekolah sendiri.
Dan orang-orang yang tinggal di sana yang sudah terlanjur ketagihan karena tidak tahu.