Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mungkinkah Bee?
Selamat membaca...
🌻🌻🌻
Suasana di rumah aliyah.
"Assalamu'alaikum cinta na ay." sapa aliyah pada pujaan hati nya yang dengan setia menemani tidur nya. (Ehh.. tapi jangan salah sangka dulu ya readers. Karena yang menemani aliyah tidur selama ini adalah foto Denis yang di bingkai indah dan selalu di taruh samping nya jika aliyah memejamkan mata terlelap dalam tidur nya).
Aliyah melangkah kan kaki menuju cendela kamar dan membuka nya, menghirup udara segar pagi hari yang sangat sejuk. Kemudian menghembuskan perlahan merasakan setiap oksigen yang masuk memenuhi rongga dada. "Selamat pagi duniaaaa, ku sambut pagi mu dengan senyuman indah ku." teriak aliyah sambil merentang kan kedua tangan.
***
Hari minggu pagi, kami sekeluarga memutuskan untuk libur dari segala pekerjaan aktivitas yang menjadi rutinitas sehari-hari yang sedikit menyita waktu buat berkumpul dengan keluarga.
Aliyah memutuskan untuk beristirahat di rumah saja, ia tidak ada agenda acara kumpul-kumpul dengan ke tiga sahabat nya. Di saat libur dari aktivitas nya di kampus, ia mempergunakan waktu luang nya untuk bersih-bersih rumah seperti biasa nya. Apalagi sekarang pekerjaan rumah bertambah, semenjak bunda membuka toko kue yang sekaligus menjadi multiguna menjadi cafe tempat tongkrongan para muda mudi.
Sementara zudith, masih asik dengan berolahraga basket di halaman rumah, sedangkan ayah sibuk dengan aktivitas mengecek kondisi dan mencuci mobil yang biasa di pakai ayah ke kantor. Dan bunda masih sibuk dengan acara di dapur nya untuk menyiapkan menu makanan yang sederhana tapi menyehatkan buat sarapan pagi keluarga kecil nya.
Kemudian, aliyah lagi asik menyirami tanaman di halaman rumah, setelah selesai membersihkan rumah, menyapu lantai, mengepel dan segala aktivitas lain nya.
Tiba-tiba ada suara dari balik tembok yang mengagetkan aliyah, membuat ia melompat dari tempat berdiri nya. Dan detak jantung nya pun berdetak lebih kencang.
"Boleh aku bantuin, nona manis?." tanya krisna sambil tersenyum semanis mungkin.
"Astagfirullahaladzim!." aliyah seketika menutup mulut karena melihat kepala yang muncul dari balik tembok. "Bikin kaget orang aja, untuk tak punya sakit jantung." dumel aliyah.
"Zudiiiiittthh..!" akhirnya dengan nada seriosa yang tinggi dan kenceng, aliyah berteriak memanggil adik nya.
"I-iyaa, mbak aliyah, ada apa?." jawab Zudith muncul dengan nafas ngos-ngosan berlari dari dalam rumah, ketika nama nya di panggil dengan suara yang kenceng.
"Kamu dari mana aja? Nie lanjutin nyiramin tanaman nya!." Aliyah memerintah zudith untuk melanjutkan pekerjaan nya yang tiba-tiba terhenti oleh kehadiran tamu yang tak di undang yang bikin badmood nya muncul.
"Mbak aliyah, mau ke mana?." tanya zudith mencurigai kakak nya.
"Mau masuk kedalam, malas ada jaelangkung!." jawab aliyah sejenak nya.
"Ehh, mana ada jaelangkung pagi hari, mbak aliyah?." tanya zudith menyelidik.
"Ntuu di balik tembok, cuma kepala na aja yang muncul.
" Haiiss, mbak aliyah. Itu kan mas krisna, kenapa jadi jaelangkung?." zudith masih dalam mode kebingungan nya.
"Ehheee.." jawab krisna cengegesan tanpa berdosa sambil garuk-garuk pula.
"Apaan kalau bukan jaelangkung nama nya. Datang nya tak terlihat, tiba-tiba sudah nongol ntuu kepala nya aja. Sama juga dengan datang tak di jemput, pulang tak di antar. Entar balik lagi karena tak punya ongkos buat naik ojek." ucap aliyah mencibikan bibir nya.
"Ya sudah, sini zudith saja yang nyelesain pekerjaan ini. Mbak aliyah masuk saja, sana." akhirnya zudith mengalah dari kakak nya biar enggak di gangguin si jaelangkung. (ehh, uupsst, di gangguin mas krisna maksud nya).
***
Burung-burung kecil memilih berteduh di dahan pohon yang rindang tanpa terbang bebas ke sana ke mari seperti biasa nya. Karena terik sinar matahari yang terang memancarkan nya.
Aliyah duduk di dekat cendela kamar nya dengan menatap ke arah layar laptop yang ada di atas pangkuan nya. Ia terlihat serius memeriksa beberapa tugas dari dosen nya. Ia sengaja duduk dekat cendela yang daun nya di buka lebar, karena ingin menikmati tiupan angin segar yang di terbang kan langsung dari rindang nya pohon mangga yang ada di sebelah rumah.
Aliyah masih serius dengan laptop nya hingga konsentrasi nya buyar sesat. Kemudian, dari arah pintu kamar nya terdengar suara memanggilnya. Ia segera berjalan dengan gontai ke arah pintu kamar dan membuka lebar. Melihat siapa kah yang datang saat itu, dan ternyata itu adalah zudith adik kesayangan yang cengar cengir ke arah aliyah dengan membawa dua mangkok bakso tumpeng yang menggugah selera makan.
"Tumben, beliin mbak aliyah bakso segala? pasti ada udang di balik bakwan?." tebak aliyah.
"Idiihh, enggak boleh suudzon dengan kebaikan seseorang dan enggak boleh menolak rezeki di depan mata." sahut zudith sambil mengedipkan mata.
"Hilih, bilang aja ada mau nya sama mbak aliyah. Pakai baik baikin dulu mbak aliyah!. sungut aliyah.
" Huuuh, ya sudah kalau enggak mau, ya zudith makan sendiri saja dua mangkok ini, mantap. Sedap kali bau nya bakso ini." ucap zudith ngeledek kakak nya sambil balik arah, enggak jadi masuk ke dalam kamar aliyah.
"Eits, apa apaan pakai acara banting setir tak mau masuk!." aliyah gerak cepat menarik tangan zudith yang sedang membawa mangkok bakso.
"Uupss, ada yang sudah ngiler pingin menikmati bakso tumpeng ini, rupanya. Tapi ada syaratnya!." kata zudith meminta imbalan atas satu mangkok bakso yang di bawa nya.
"Kan.. Kan.. Sudah mbak aliyah duga dari awal.!" cibik aliyah.
"Mau atau enggak?." zudith memberikan penawaran.
"Hmm" jawab aliyah singkat.
"Satu.. "
"Dua.. "
"Tiga.. " zudith mulai menghitung memberi aba aba perjanjian yang harus di sepakati.
"Iyain aja lah, yang penting makan bakso dulu. Selanjutnya terserah nanti, gitu aja kok repot." jawab aliyah santai.
"Ok.. Deal.. Awas saja kalau ingkar. Zudith bakalan aduin ke akak Denis." ancam adiknya.
"Terserah aduin sana, sampai puas. Palingan juga bee na belain mbak aliyah." jawab aliyah dengan percaya diri yang tinggi.
"Let's go, kita nikmati bakso ini sebelum dingin terkena angin mamiri."
"Berangkat" jawab aliyah antusias.
Sesudah menikmati bakso tumpeng yang super pedas itu. Zudith langsung menyambar es teh yang seger di atas meja belajar aliyah.
"Hadeehh, adik.. Es teh, mbak aliyah ntuu." seru aliyah saat melihat es teh nya yang sudah di habisi oleh zudith adik nya.
"Hehehe, sueger, enak, manis es teh nya." ujarnya tanpa rasa bersalah seraya mengembangkan senyum nya.
"Ya, enak lah tinggal nyosrop langsung minum hingga tetes penghabisan." ucap aliyah sedikit kesel dengan ulah zudith dan kini ia memilih kembali menikmati bakso yang masih ada di mangkok.
"Mbak aliyah, kapan akak Denis ke sini?." tanya zudith sembari menatap ke arah aliyah yang kembali serius dengan bakso nya.
"Tak tau lah, bee kan masih repot dengan pekerjaan nya." jawab aliyah santai. "Emang nya kamu mau apa sama bee?."
"Ya, mau temu kangen lah sama akak Denis. Kan calon kakak ipar."
"Hmm" aliyah hanya berdehem saat mendengar apa yang barusan di ucapkan oleh adik nya.
"Datang ke sini? Mungkin kah bee? Bee kan lagi sibuk dengan pekerjaan na!." guman aliyah.
🌻🌻🌻
Bersambung...
Tetap tinggalkan jejak nya berupa like, komen, rate bintang lima dan favorit kan juga ya. Terimakasih 🙏💞💞
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️