menceritakan gadis cantik yang berwajah baby face dengan jilbab yang selalu warna pastel dan nude yang menjadi sekretaris untuk melanjutkan hidup dan membantu perekonomian panti tempat dia tinggal dulu. yang terpaksa menikah dengan CEO duda tempat dia berkerja untuk menutupi kelakuan sang ceo yang selalu bergonta ganti pasangan dan yang paling penting untuk menjadi mami dari anaknya CEO yang berusia 3 tahun yang selalu ingin punya mami
dan menurut yang CEO cuman sang seketerasi yang cocok menjadi ibu sambung untuk putri dan pasang yang bisa menutupi kelakuannya
dan bagaimana pernikahan Kontrak ini apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sampai kontrak di tentukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetmatcha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 18
MALAM HARI – APARTEMEN NAYLA
Nayla duduk di ruang tamu dengan lampu redup. Wajahnya terlihat lelah. Ia memeluk bantal kecil, mencoba menenangkan diri. Tiba-tiba ponselnya berdering.
CUT TO:
TELEPON – NAYLA (angkat panggilan masuk)
Suara lirih Ibu Panti terdengar dari seberang.
IBU PANTI (sedih, terbata)
“Nayla… maaf ganggu malam-malam, tapi ibu harus kasih tau. Tempat tinggal kita ternyata di tanah sengketa, dan… kita harus bayar ganti rugi sebesar 200 juta, Nay…”
Terdengar isak tangis dari Ibu Panti.
IBU PANTI (menangis)
“Ibu nggak bisa bayangin gimana nasib anak-anak nanti…”
NAYLA (berusaha tenang, tegas)
“Ibu… tenang aja ya. Nayla yang akan cari uangnya. Ibu jangan sedih, ya Bu. Soalnya kalau ibu sedih, Nay juga ikut sedih…”
IBU PANTI (terharu)
“Maaf ya Nay… ibu Cuma bisa nyusahin kamu terus…”
NAYLA (lembut tapi yakin)
“Ibu kok ngomong gitu? Ini memang kewajiban Nayla, Bu. Sekarang ibu istirahat, ya. Jangan banyak pikiran. Ingat, adik-adik masih butuh ibu…”
IBU PANTI
“Iya… kamu juga istirahat ya Nay. Jaga kesehatan…”
TELEPON TERPUTUS.
Nayla menatap layar ponsel. Wajahnya penuh tekad.
NAYLA (MONOLOG)
“Besok aku harus ajukan pinjaman ke perusahaan. Gak boleh gagal.”
PAGI HARI – KANTOR PERUSAHAAN BESAR
Nayla berdiri di lobi bersama Dion, sahabat sekaligus rekan kerjanya. Mereka menunggu panggilan ke ruang kepala divisi keuangan.
NAYLA (gugup)
“Don, menurut lo… kira-kira pinjaman gue bisa di-ACC gak ya?”
DONI (menenangkan)
“Kita doain aja ya, Nay. Tapi lo tahu sendiri, nominalnya gede. Gak gampang.”
Seorang staf keluar memanggil nama Nayla. Nayla menarik napas panjang, lalu masuk.
RUANGAN KEPALA DIVISI KEUANGAN
Di dalam sudah ada Pak Sutoma dan Pak Sutromo.
PAK SUTOMA (datar)
“Setelah kami pertimbangkan… mohon maaf, pengajuan pinjaman kamu kami tolak.”
NAYLA (terkejut)
“Kenapa, Pak? Bukannya selama ini saya punya catatan keuangan yang baik?”
PAK SUTROMO
“Itu benar. Tapi karena jumlah pinjaman cukup besar, keputusan akhir ada di tangan Pak Agra. Silakan temui beliau langsung.”
CUT TO: RUANGAN AGRA – TEMPAT BERBEDA
Pak Agra, atasan tertinggi yang berkarisma tapi licik, sedang berbicara dengan Pak Sutoma.
AGRA (dingin, manipulatif)
“Saya tahu perusahaan bisa kasih pinjaman itu. Tapi jangan di-ACC dulu. Saya mau Nayla datang ke saya langsung.”
PAK SUTOMA (bingung)
“Baik, Pak. Tapi… untuk apa?”
AGRA (tegas)
“Gak usah kamu tahu. Cukup lakukan saja.”
AGRA (DALAM HATI – MONOLOG)
“Saya akan bantu kamu, Nay… tapi dengan syarat. Kalau kamu mau pinjam ke saya, kamu akan terikat. Saya bisa kendalikan kamu, dan saya akan pastikan kamu bersedia menikah dengan saya. Itu satu-satunya cara biar kamu jadi ‘mami’ buat putri saya. Sekalian nutupin citra buruk gue sendiri.”
Agra tersenyum licik.
KORIDOR KANTOR
Nayla keluar dari ruangan keuangan dengan langkah lesu. Dion langsung menghampirinya.
DONI (penasaran)
“Gimana, Nay?”
NAYLA (pelan, kecewa)
“Ditolak… katanya harus ke Pak Agra langsung.”
DONI (khawatir tapi mendukung)
“Ya udah, lu jumpain aja. Lu kan sekretarisnya, biasa ketemu dia. Santai aja.”
NAYLA (tegas, penuh tekad)
“Ya… gue harus minta tolong ke Pak Agra. Apapun gue lakukan, Don. Demi anak-anak panti, gue harus coba.”
DONI
“Oke, Nay. Nanti siang makan bareng di kantin sama Mega ya. Gue tunggu.”
Nayla mengangkat tangan tanda setuju lalu pergi.
DEPAN RUANGAN AGRA
Nayla mengetuk pintu.
AGRA (dari dalam)
“Masuk.”
Nayla melangkah masuk.
NAYLA
“Selamat pagi, Pak.”
AGRA (heran)
“Iya, ada apa Nay? Perasaan saya nggak ada manggil kamu atau janji meeting.”
NAYLA
“Gak, Pak. Saya datang mau minta ACC pinjaman uang perusahaan.”
AGRA (menatap tajam)
“Emang kamu pinjam berapa? Dan untuk apa?”
NAYLA
“Saya pinjam 200 juta, Pak. Untuk bantu bayar ganti rugi lahan panti. Rupanya tanah itu tanah sengketa, Pak. Saya janji akan cepat kembalikan.”
AGRA (dingin, penuh rencana)
“Saya bisa pinjamin kamu uang 200 juta, bahkan lebih. Saya juga bisa bikin panti asuhan itu jadi milik Ibu Panti kamu. Tapi ada syaratnya, dan kamu gak perlu ganti uang itu.”
NAYLA (curiga)
“Syarat, Pak? Syarat apa?”
AGRA (menatap licik)
“Syaratnya… kamu jadi istri kontrak saya. Jadi mami untuk Nabila, sekaligus istri pajangan untuk saya.”
Apakah nayla akan menerima tawaran Agra atau dia mencari tempat pinjaman lain