Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Beberapa jam kemudian Ziora terbangun dan dia pun melihat Elvano yang sedang tidur di sofa, Ziora yang melihat makanan dan dia melihat lobster. Ziora pun langsung berlari menuju ke sofa tapi tiba tiba dia tidak sengaja tersandung dengan kakinya sendiri, membuat dia terjatuh.
Set!
Tiba tiba saja seseorang menangkap tubuh Ziora dan membuat Ziora memeluk pria yang menangkap tubuhnya, dia pun melihat Elvano yang sedang menatapnya dan tersenyum. Ziora pun langsung berdiri.
"Ma-maaf." ucap Ziora.
"Hem... Lain kali kamu hati hati saat berjalan." jawab Elvano.
"I-iya." ucap Ziora dan tersenyum.
"Ya sudah, ayo kita makan." ucap Elvano.
Ziora pun mengangguk-angguk dan dia pun duduk di sofa bersama Elvano, Elvano pun langsung mengupas kulit lobster.
"Biar saya saja yang mengupas kulit lobster." ucap Ziora.
"Nikmati saja yang kamu makan, say yang akan mengupas kulit lobster." jawab Elvano dan tersenyum.
"Hem... Baiklah." ucap Ziora.
"Kenapa pria ini sangat perhatian kepada saya? Dia dan saya baru saja bertemu, apa saya dan dia saling kenal? Jika kami saling kenal....saya pasti akan mengenalnya, tapi saya tidak mengenalnya sama sekali." batin Ziora yang sangat bingung.
...----------------...
Skip sesampainya di paris terlihat Ziora dan Elvano baru saja keluar dari bandara, tiba tiba saja ada seorang wanita paru baya yang bernama Serli dan pria paru baya bernama Jovan begitu pun seorang wanita cantik berambut panjang bernama Hellena Retra mendekati mereka berdua.
"Akhirnya kakak sampai juga." ucap Lena.
"Hem... Kakak mau perkenalkan inilah wanita yang kakak bawa ke sini." ucap Elvano.
Lena pun melihat Ziora dan dia pun tersenyum begitupun ibunda Serli mendekati Ziora.
"Salam kenal kak, nama saya Hellena panggil saja Lena." ucap Lena dan tersenyum.
"I-iya salam kenal juga, nama saya Ziora." jawab Ziora.
"Elvano, dia cantik sekali." ucap bunda Serli.
"Dia memang cantik bunda." jawab Elvano.
Ziora yang mendengar ucapan Elvano membuatnya wajah Ziora seketika merah, Lena pun melihat wajah Ziora dan dia pun menempelkan tanganya ke dahi Ziora.
"Kak, apa kamu panas?" tanya Lena yang sangat polos.
"Ti-tidak." jawab Ziora gugup.
"Bunda, ayah. Sepertinya di sini sangat panas, bagaimana kita pulang aja terus berbincang bincang sepuasnya." ucap Lena.
"Baiklah, kita pulang sekarang." jawab ayah Jovan.
"Ya sudah kita pulang, sebelum wajah nak Ziora bertambah merah." ucap bunda Serli.
Ziora pun hanya tersenyum, sedangkan Elvano sangat senang melihat wajah Ziora yang memerah. Ziora pun menatap tajam ke arah Elvano membuat Elvano langsung mengalihkan pandangannya.
"Kenapa ayahnya Elvano sangat dingin?" batin Ziora.
"Apa kamu sedang berpikir jika ayah saya sangat dingin, hem." bisik Elvano.
Ziora pun menatap Elvano dan menatap menatap tajam Elvano.
"Apakah kamu bisa membaca pikiran orang?" tanya Ziora dengan nada berbisik.
"Saya tidak bisa, aku hanya menebaknya saja. Nanti sampai di mansion, ada sebuah kejutan." bisik Elvano.
"Kejutan?" tanya Ziora.
"Hem." dehem Elvano.
...----------------...
Sesampainya di mansion terlihat ayah Jovan baru saja duduk di sofa begitu pun yang lain.
"1 2..."
"Elvano, kamu menghitung apa? Apa kamu sedang menghitung jempol semut?" tanya Ziora dengan nada berbisik.
"Coba kamu lihat ayah saya... 3." jawab Elvano.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣