Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelicikan Felicia
Kiara kembali kerumah mertuanya, dia mengurungkan niatnya untuk mengambil buku-buku nya untuk kuliah.
"Sayang, kamu sudah kembali?" tanya Bu Amanda begitu melihat Kiara berada disana.
"Iya Ma!" jawab Kiara sambil memperlihatkan senyum nya.
Dia tak ingin mertuanya curiga kalau dia baru saja menangis.
"Dimana buku-buku nya?" tanya Bu Amanda yang mulai curiga.
"Dirumah tidak ada mas Arya Ma. " jawab Kiara.
" Kan ada Bik Marni sayang. " jawab Bu Amanda .
" Iya Ma, tapi mungkin lebih baik Kiara izin Mas Arya dulu." jawab Kiara.
" Ya sudah, Kiara izin ke kamar ya Ma. "
Kiara pergi meninggalkan mertuanya menuju ke kamar. Hatinya sedang kacau.
Bu Amanda merasa ada Yang tidak beres dengan Kiara. Dia mengambil handphonenya nya yang tergeletak di meja ruang tamu.
Mencoba menghubungi Bik Marni untuk mencari tau apa yang telah terjadi. Dan benar saja setelah menghubungi Bik Marni, akhirnya Bu Amanda tau kalau Kiara sama sekali tidak datang kerumah itu.
Tapi kenapa? Dan begitu juga dengan Arya, sudah tiga hari Kiara dibawa kerumah, Namun Arya belum juga ada niat datang untuk menjemput.
Buk Amanda terduduk lemas di sofa ruang tamu. Dia tak pernah membayangkan kalau rumah tangga putranya akan berakhir secepat itu.
Dan dia pun tak pernah membayangkan bagaimana status Kiara dipandang orang lain, Setelah di ceraikan oleh Arya.
"Aku tidak boleh tinggal diam!" ucap Bu Amanda pada dirinya saat itu
"Sudah tugas ku menyelamatkan rumah tangga mereka."
Bu Amanda kembali mengambil handphonenya nya, dan kali ini menghubungi Arya.
Namun Arya tidak juga mengangkat telpon dari buk Amanda.
"Kemana anak ini?" ucap Bu Amanda dengan kesal.
Kenapa disaat dibutuhkan Arya malah tidak bisa dihubungi. Apa yang sedang dilakukan oleh nya.
Bu Amanda, keluar dari rumahnya dan mengemudikan mobil berwarna hitam yang terparkir dihalaman rumah.
Dia harus bertemu Arya hari itu juga, mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman Arya.
Suasana rumah memang begitu sepi, sesaat dia yakin kalau yang dikatakan Kiara benar, Arya tidak berada dirumah.
Namun Bu Amanda tetap masuk dan bertemu Bik Marni.
"Nyonya!" Bik Marni sedikit kaget melihat nyonya besar berada dirumah nya. Padahal perempuan itu baru saja menelpon dirinya.
"Bik, apa Bibi yakin Kiara tidak datang kesini?" tanya Bu Amanda.
" Tidak nyonya, tapi_." Bik Marni menggantung perkataan nya.
"Tapi apa Bik?"
"Tapi yang saya lihat, tadi pagi Tuan buru-buru pergi." jawab Bik Marni sedikit ragu.
" Apa dia bilang mau kemana? Ini kan hari libur. " ucap Bu Amanda.
" Saya juga tidak tau nyonya, karena Tuan tidak bilang. "
"Tapi saat saya ingin keluar rumah, saya melihat mobil Mbak Felicia parkir dihalaman."
"Saya juga melihat Mbak Felicia bicara dengan Tuan. "
"Lalu saya kembali kedalam, karena tidak ingin ikut campur nyonya. " cerita Bik Marni panjang lebar.
"Ya sudah, kalau begitu antarkan saya keruang kerja Arya! " pinta Bu Amanda.
Bik Marni pun mengangguk, dan bergegas menuju ruang kerja Arya. Kebetulan pintunya tidak terkunci.
Bu Amanda berjalan masuk dan memeriksa cctv rumah itu. Dan benar saja disana kedatangan Kiara terekam cctv yang berada di pos keamanan.
Dan Bu Amanda juga melihat apa yang Arya dan Felicia lakukan. Dan sekarang dia paham kenapa Kiara pulang begitu cepat dan tanpa membawa apapun.
Bu Amanda begitu murka, dia mengeluarkan semua baju milik Kiara dan meminta Bik Marni memasukkannya kedalam koper.
Tidak satu pun barang Kiara ditinggalkan dirumah itu, semua buku-buku untuk keperluan kuliah Kiara dibawa oleh Bu Amanda.
Bik Marni hanya mengikuti apa yang diperintahkan, tapi kalau harus jujur dia sangat sedih. Karena dari apa yang terjadi dia tau kalau keduanya akan berpisah.
Namun bik Marni tidak punya hak untuk bicara, baru juga dia merasa lega dengan kedua majikannya yang terlibat saling menerima.
Namun ternyata kehadiran Felicia malah menghancurkan semuanya. Namun disini Kiara lah yang menjadi korban.
Bu Amanda dibantu bik Darmi membawa koper milik Kiara masuk ke mobil. Dan perempuan itu terlihat di penuhi oleh amarah.
Melajukan mobilnya kembali kerumah, sebelum masuk kerumah dia mengirimkan pesan kepada Arya.
"Mama akan segera mengirimkan surat dari pengadilan untuk kamu Arya!"
Lalu mematikan handphone nya, Bu Amanda menjumpai pengurus rumah tangga nya.
"Tolong jangan biar kan Arya bertemu Kiara atau masuk kerumah ini!" ucap Bu Amanda yang kemudian pergi menuju kamarnya.
Perempuan paruh baya yang berjilbab itu, hanya diam. Dia tau kalau majikannya sedang marah besar saat itu.
Wanita berjilbab yang bernama Bik Ratih itu pun kembali melanjutkan pekerjaan nya.
Di lain tempat, Arya yang sedang bersama Felicia, disebuah hotel yang merupakan tempat tinggal Felicia saat ini.
Meraih handphone nya yang diletakkan diatas meja dikamar itu, begitu mendengar ada notifikasi pesan masuk.
Dia membuka pesan yang ternyata dikirimkan oleh mamanya. Dan betapa kagetnya Arya membaca pesan itu.
Bukankah Mamanya memberikan nya waktu satu Minggu. Dan Arya pun baru tersadar kalau dia tadi pagi ingin bertemu sang mama.
Namun kehadiran Felicia membuatnya lupa akan hal itu.
"Felicia, aku harus pergi!" ucap nya kala itu.
Felicia yang mendengar hal itu tentu menjadi marah , niatnya untuk membuat Arya kembali kepelukan nya pasti akan gagal.
"Kamu mau meninggalkan aku Arya?" tanya Felicia.
"Bukan begitu, aku harus bertemu Mama sekarang." jawab Arya yang serba salah saat itu.
Dia ingin bertemu Kiara, dan dia juga tidak ingin Felicia terluka. Arya benar-benar telah dibutakan oleh cintanya kepada Felicia.
Sampai-sampai dia lupa apa yang Felicia telah lakukan terhadap dia dan keluarganya.
"Arya, tolong jangan pergi."
"Bukankah kamu berjanji akan menemaniku?" Felicia memasang wajah sedih dan melas.
Yang tentu saja membuat Arya tidak tega meninggalkan perempuan itu. Felicia bangun dan berjalan kemeja, mengambil minuman yang tadi dipesannya.
"Oke, kalau kamu memang tetap ingin pergi. Aku tidak bisa melarang.
"Tapi setidaknya habiskan dulu minuman ini!" memberikan sebuah gelas berisi minuman berwarna kuning itu.
Yang menurut Felicia adalah jus jeruk, dan tanpa pikir panjang Arya meneguk minuman di dalam gelas sampai habis.
Karena dia buru-buru ingin kerumah mama nya. Namun saat dia akan pergi tiba-tiba Felicia mengeluh kepalanya pusing dan meminta Arya untuk tinggal sebentar lagi.
Arya pun menurut, namun sekitar 10 menit kemudian, Arya Merasakan kalau pandangannya mulai kabur. Dan dia juga merasakan pusing.
"Kepala ku juga tiba-tiba pusing." ucap Arya.
" Ada apa ini?" tanya Arya saat itu.
Namun belum juga dia mendengar jawaban dari Felicia, Arya tiba-tiba jatuh tertidur dengan bersandar di bahu Felicia.
Perempuan itu tersenyum sinis, penuh kemenangan. Bagaimana tidak, rencananya berjalan dengan lancar.
Dia tidak akan melepaskan Arya begitu saja. Felicia menelpon office boy yang tadi membantunya memasukkan obat kedalam minuman Arya.
Dan kali ini dia meminta bantuan untuk memindahkan tubuh tegap lelaki disampingnya ke atas ranjang.
Setelah office boy itu pergi, Felicia melucuti semua pakaian Arya, dan juga dirinya. Dia membuat seolah-olah mereka telah melakukan hubungan suami istri hari itu.
Namun apa yang akan terjadi setelah Arya terbangun dari pengaruh obat itu?