NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membatalkan Meeting

“Sini Sus bawakan.“ Nesa ingin mengambil kantong belanjaan yang memang sempat dibawa oleh Aron.

“Aku ingin membawanya sendiri. Kamu sangat lama Sus.”

“Sorry… Sus lupa belum tanya pin kartu dari Daddy kalian. Untung di tas ada uang cash…. Kalau tidak kita akan ditahan disana.”

“Sus saja yang ditahan, Aku dan Arav akan pulang sendiri.”

“Wah wah ga bener nih, durhaka kamu Kak.”

“Biarin wleeee… siapa suruh tidak minta pinnya.” Aron menjulurkan lidahnya mengejek.

“Aku ngambek, nanti nggak jadi mau masakin kamu.”

“Tingga kulapor Daddyku… Daddy akan menghukummu nanti ha ha ha.” Ujar Aron terbahak-bahak.

Nesa cemberut, “Nggak seru ah, dikit-dikit lapor Daddy. Eh kok malah ngomong disini, sambil jalan yok Kak.”

Aron berjalan dengan semangat. Nesa menatap Aron

“Kak Aron happy tidak tinggal bersama daddy?”

“Biasa saja.”

“Tidak baik berbohong lo Kak, Sus sudah hafal kapan Kakak berbohong dan kapan Kakak jujur.”

“Tidak, Sus terlalu percaya diri.”

“Ya sudah kalau tidak percaya. Asal kalian tau ya jarang-jarang loh ada pengasuh seperti Sus Nesa. Kalian berrdua beruntung tau, ya kan sayang?”

”bwiss… br.. baaazz… hwwwa”

“Tuh dengar Adik bilang iya.”

Aron menggelengkan kepala, terlihat sangat tidak terima. “Tapi adikku belum bicara bicara Sus.”

“Adik bisa bicara, Kakak saja yang tidak paham.”

“Benarkah?” Tanya Aron penasaran.

”Ha… ha… ha…”

Nesa terbahak-bahak. Aron sangat polos, percaya saja dengan ucapan Nesa.

“Belum Kak. Arav masih cuma bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas.“

“Kapan dong Arav bisa bicara Sus?”

“Mungkin nanti sekitar tiga bulanan lagi Arav bisa mengucapkan satu dua kata. Biasanya kata pertamanya itu adalah kata yang paling sering didengar contohnya Dad, Oma atau bisa jadi malah Kakak yang duluan disebut. Makanya Kak Aron harus banyak mengajak Arav bicara.”

“Apa aku dulu juga begitu ya Sus?”

“Kalau itu sih Sus tidak tau kak, kan kita baru bertemu. Tapi pada umumnya semua perkembangan bayi rata-rata sama kok Kak. Nanti Kak Aron boleh tanya mamanya saja. Mama pasti tau.”

“Tapi Aron tidak punya mama.” Aron menjadi murung seketika.

Nesa lebih baik menceburkan diri ke dalam got. Mulutnya memang perlu diberi lakban, habisnya remnya keterusan blong.

‘Ya ampun tolol banget sih gue, pake bilang tanya mama lagi. Nes nesss tolol…’

“Kak Aron punya daddy tapi tidak ada mama, Sus Nesa juga punya mama tapi tidak punya papa. Kita sama ya nasibnya. Kita tidak perlu sedih memikirkan apa yang tidak ada Kak. Kan masih ada Oma, Daddy, Arav dan Sus Nesa yang sayang banget sama Kakak. Tugas Kak Aron, jaga apa yang kamu punya saat ini Oke?” Anak itu mengangguk perlahan.

‘Jadi kuat memang tidak mudah Kak, tapi hidup ini sudah ada bagiannya masing-masing. Kamu tidak bisa memilih lahir di keluarga seperti apa. Kalau kamu tidak bersyukur dengan apa yang kamu punya saat ini kamu juga yang akan merasa semakin sakit.’ \~Nesa.

“Sus Aron mau main kesitu boleh tidak?” Menunjuk taman bermain yang berada di lingkungan apartemen. Tidak ada orang, mungkin karna masih pagi sekali. Aron melihat Nesa berbinar-binar, anak ini berharap besar.

“Masih terlalu pagi Kak, wahananya masih berembun. Celanamu akan basah nanti.”

“Yah…” Aron menghela nafas dengan lesu. Sejak tadi ada saja yang membuat anak ini menjadi murung. Nesa jadi tidak tega apalagi tadi sempat ikut menjadi salah satu penyebab kemurungan Aron. Sepertinya Aron sangat ingin sekali pergi kesana.

“Bagaimana kalau Kakak naik ayunan itu saja? Tapi kita tidak bisa lama Kak, karna kalian harus segera sarapan. Kira-kira Kak Aron butuh berapa lama untuk bermain? Sepuluh menit cukup?”

“Yeyyy, cukup Sus.” Binar yang tadi sempat hilang kini muncul kembali. Padahal naik ayunan hanyalah hal kecil, namun Aron tampak sangat bahagia. Mungkin jika dia menginginkannya, Nesa yakin keluarganya bahkan mampu memberikannya jutaan ayunan dalam sekejap mata.

Tanpa sadar kedua sudut bibir Nesa terangkat, anggap saja ini sebagai pengganti kebodohan Nesa yang tadi.

“Sus akan keringkan dulu sebelum Kakak naik. Lain kali kita bermain disini saat cuaca mendukung ya Kak.”

Aron mengangguk dengan semangat.

“Biar aku saja sus.” Aron melihat Nesa yang sedikit kesulitan mengelap kursi ayunan. Ayunannya memang khusus untuk anak-anak sehingga posisinya terlalu rendah bagi Nesa sementara dia sedang menggendong Arav.

“Boleh Kak Aron ambilkan tissu basah saja di tas itu?” Sudah menjadi kebiasaan Nesa selalu membawa tissu kemanapun. Apalagi sekarang dua krucil ini selalu ikut dengannya, otomatis tissu basah dan kering harus selalu stand by.

“Ini Sus” Aron mengambil beberapa helai tissu dan menyerahkannya pada Nesa.

“Nah sudah deh, sekarang kamu boleh naik ayunannya.”

“Thank you Sus.” Ucap Aron dengan tulus.

“You’re welcome Kak.” Balas Nesa dengan ketulusan yang sama. “Lihat sini dulu kak…”

Aron melihat ke arah Nesa. Cekrek… cekrek….

Nesa mengambil beberapa foto Aron sendiri dan foto selfie mereka bertiga.

Walau tidak yakin Arthur menunggu mereka, Nesa tetap mengirim pesan singkat memberitahukan bahwa saat ini mereka sedang bermain di taman. Tidak lupa Nesa mengirimkan foto, diedit sedikit untuk crop fotonya sendiri. Namun karna di foto itu dia sedangmenggendong Arav, fotonya Arav juga ikut terpotong. Akhirnya Nesa membiarkan saja foto mereka bertiga terkirim, toh gambarnya tidak akan berpengaruh apapun. Kalau pria itu manusia normal, minimal pasti akan tersenyum melihat foto ini.

“Handle meetingnya dulu, saya ada urusan!” Ucap Arthur via telfon.

“Client ini client VIP kita Pak, beliau mengatakan ingin langsung berhubungan dengan Bapak dan menolak jika diwakilkan. Client tidak keberatan jika meetingnya kita mundurkan.”

“Kamu tuli?”

“B-baik Pak. Saya akan mewakili Bapak dalam meeti….”

Tittt

Arthur menutup telfon tanpa mendengarkan lebih lanjut. Sementara orang yang menerima telfon di sana sedang menelan ludah kasar. Gerald memijit keningnya, setelah ini dia harus bersiap menerima makian dari client mereka. Tapi ada yang lebih membuat dirinya pusing, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah AAA Group didirikan bossnya membatalkan meeting secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Apakah dunia sudah mau kiamat? Ini sungguh tidak masuk akal, lebih mudah mempercayai spiderman tidak bisa memanjat daripada mempercayai Athur Wijaksono mengabaikan pertemuan yang akan menghasilkan omset puluhan milyar.

Ting

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Arthur.

08xxxxxxxxx

‘Selamat pagi pak, ini Nesa. Kami izin bermain di taman sebentar ya pak’

Bersamaan dengan itu sebuah foto juga masuk. Entah gambar apa yang gadis itu kirimkan padanya. Walau begitu jari Arthur tetap tergerak untuk membuka, terdapat Aron yang sedang naik ayunan, Arav tertawa dengan rianng dan gadis itu… ‘Ah lupakan..’

Arthur memperbesar fotonya fokus kebagian Aron, putranya tidak pernah tertawa setulus ini.

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!